Kesehatan Balita

Sejauh Mana Kemunduran Perilaku pada Balita Dianggap Normal?

dr. Fiona Amelia MPH, 06 Mei 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Di satu titik tertentu, sebagian besar balita akan mengalami kemunduran perilaku. Seperti apa yang dianggap normal?

Sejauh Mana Kemunduran Perilaku pada Balita Dianggap Normal?

Apakah balita Anda yang sudah “lulus” toilet training kembali mengompol? Atau si Kecil yang telah mandiri kembali “menempel” terus-menerus pada Anda? Atau anak Anda yang sudah berada di TK besar mulai mengalami tantrum setiap kali akan bersekolah? Sebagai orang tua, wajar bila Anda merasa cemas atau jengkel melihat balita yang mengalami kemunduran perilaku. Akan tetapi, coba refleksikan sejenak, mengapa dia berlaku seperti itu?

Penyebab kemunduran perilaku pada anak balita

Sesungguhnya, ini hanyalah sebagian contoh dari kemunduran perilaku pada balita. Kondisi ini paling sering terjadi pada hal-hal yang berhubungan dengan toilet training, kemandirian, cara makan, pola tidur, cara berbicara, maupun reaksi terhadap lingkungan di luar rumah.

Pada tahap ini, balita menunjukkan perilaku yang secara perkembangan lebih muda daripada usia mereka. Biasanya, anak kembali menunjukkan perilaku yang sudah dilaluinya, seperti kembali menginginkan botol atau dot, mengalami tantrum, kerap merengek, mengisap ibu jari atau berbicara seperti bayi.

Sebagian besar wujud kemunduran perilaku adalah reaksi normal terhadap perubahan atau peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar anak. Yang kerap menjadi pemicu adalah perubahan atau pergolakan dalam hidup mereka. Bisa jadi karena mau punya adik, baru saja pindah rumah, saat baru mulai bersekolah, hingga perubahan dinamika dalam lingkungan keluarga, seperti orang tua yang bercerai atau ada kematian dari orang terdekat.

Pada situasi-situasi ini, anak kerap merasa tidak aman, marah, atau takut. Namun, ia belum bisa menyampaikan perasaan-perasaan ini kepada orang tua atau pengasuh. Akibatnya, anak sengaja “mundur” dengan menunjukkan perilaku-perilaku yang diketahui akan menarik perhatian orang tua atau pengasuh.

Pada dasarnya, tidak harus ada perubahan atau pergolakan yang besar untuk memunculkan kemunduran perilaku pada balita. Bahkan, perubahan yang tampaknya tidak bermakna bagi orang dewasa sudah cukup mengganggu bagi anak yang masih kecil.

Apa yang bisa dilakukan orang tua?

Bila si Kecil sedang berada pada tahap ini, bersabarlah. Orang tua tak perlu cepat-cepat marah, cemas, atau jengkel. Sebaliknya, Anda perlu mencari penyebab di balik mundurnya perilaku anak agar bisa menghibur dan membantu anak maju ke tahap berikutnya. Beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua, yaitu:

  • Memberikan kasih sayang dan perhatian yang lebih

Bila anak sedang menghadapi perubahan-perubahan dalam hidupnya, berikan kasih sayang berupa pelukan, ungkapan sayang, serta perhatian yang lebih. Kadang-kadang, kemunduran perilaku merupakan cara anak untuk mengungkapkan bahwa mereka menginginkan perhatian dan pelukan yang kerap didapatkannya saat masih lebih kecil.

  • Peka dengan perasaan anak

Pada tahap ini, orang tua harus lebih peka terhadap perasaan anak. Melawannya dengan kemarahan atau mempermalukan anak hanya akan membuatnya semakin stres. Akibatnya, kemunduran perilaku bisa berlangsung semakin lama atau bahkan “mundur” lebih jauh lagi.

  • Ajak bicara

Bila anak sudah cukup “matang” dan pemahaman bahasanya sudah berkembang, ajak bicara tentang perubahan perilaku mereka. Tanyakan bagaimana perasaan mereka, apakah mereka sedang marah terhadap sesuatu. Dengarkan dengan baik dan refleksikan dalam bahasa anak apa yang sedang dirasakan atau dialaminya. Dengan demikian, anak tahu bahwa Anda mendengar dan memahami stres dalam hidupnya.

  • Berikan pujian terhadap perilaku-perilaku yang positif

Hargai dan berikan pujian terhadap perilaku-perilaku yang tepat dan tunjukkan kebanggaan menjadi anak laki-laki atau perempuan yang lebih besar. Ini akan mendorong mereka untuk berperilaku sesuai dengan usianya.

  • Berikan anak sesaat waktu untuk menjadi “bayi” kembali

Orang tua perlu membantu meyakinkan anak bahwa bertambahnya usia bukan berarti dia tak bisa lagi menjadi “bayi” saat merasa rentan. Ada kalanya ini diperlukan agar anak yakin bahwa orang tua selalu ada untuk membuatnya merasa aman.

Kemunduran perilaku itu normal, tapi perlu ditangani

Setiap anak akan mengalami kemunduran perilaku di satu titik selama periode balita. Cara terbaik adalah bersikap rileks, abaikan perilaku yang negatif, pujilah yang positif, dan cari akar masalahnya. Bila itu dipicu karena ada adik baru, berikan waktu dan perhatian yang lebih bagi anak yang lebih tua.

Bila Anda baru saja pindah rumah, ajak si Kecil menjelajahi lingkungan rumah yang baru dan bertemu dengan anak-anak lain di lingkungan tersebut. Pada intinya, carilah cara untuk mengurangi stres yang dialami anak.

Pada sebagian besar kasus, kondisi ini tidak berbahaya dan merupakan bagian alami dari perkembangan balita. Normalnya, kemunduran perilaku ini hanya terjadi beberapa hari atau beberapa minggu. Bila terjadi lebih lama atau semakin buruk atau ada perubahan perilaku yang sangat dominan, sudah saatnya mencari bantuan profesional. Begitu juga bila kemunduran perilaku dicurigai akibat trauma berat, seperti adanya kematian, perceraian, kekerasan fisik, dan pelecehan seksual.

[HNS/ RVS]

StresBalitaBayiAnakTumbuh kembangToilet TrainingKemunduran Perilaku

Konsultasi Dokter Terkait