Kesehatan Balita

Kapan Balita Boleh Makan Permen?

HOTNIDA NOVITA SARY, 19 Nov 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Permen yang terbuat dari gula, adalah salah satu camilan favorit balita dan anak-anak. Tapi kapan sebaiknya balita boleh mulai makan permen?

Kapan Balita Boleh Makan Permen?

Permen atau gula-gula adalah makanan berkalori tinggi yang pada umumnya berbahan dasar gula, air, dan sirup fruktosa. Tingginya kadar gula dalam permen membuatnya diklaim sebagai salah satu penyebab gigi berlubang. Meski demikian balita dan anak-anak sangat menggemari permen. Lalu, pada umur berapakah sebaiknya balita dan anak boleh mulai mengonsumsi permen?

Dilansir dari Jill Castle, rekomendasi terbaru dari American Heart Association (AHA) menyebutkan bahwa bayi dan balita sebaiknya tidak mengonsumsi permen dalam 2 tahun pertama kehidupan mereka. Namun begitu, statistik dari Feeding Infants and Toddlers Study, pada 2018 menangkap kecenderungan di lapangan yang berbeda.

Menurut penelitian mereka, sekitar 30 persen anak usia 1 tahun dan 45 persen anak usia 2 - 3 tahun minum minuman manis pada hari tertentu. Bahkan, 75 persen anak-anak antara usia 1 - 2 tahun dan 90 persen anak usia 2 - 3 tahun mengonsumsi permen setiap hari.

"Saya selalu menyarankan menunda permen selama mungkin, setidaknya hingga setelah mereka berusia 2 tahun," kata Claudia Gonzalez, seorang ahli diet di Miami, dikutip dari Baby Center.

Gonzalez menjelaskan, permen penuh dengan kalori kosong. “Anda tentu ingin memastikan balita Anda mengonsumsi lebih banyak makanan bergizi, ketimbang kalori kosong. Anak-anak membutuhkan asupan sehat untuk mengisi segala aspek pertumbuhan yang sedang terjadi di dalam tubuh mereka,” tutur dia.

Dia menegaskan, jangan beri balita Anda permen keras, seperti pepermints dan permen kacang, sebelum usia 4 tahun. Permen jenis ini dapat mudah menyebabkan balita Anda tersedak karena cepat masuk ke dalam tenggorokan. Balita juga belum dapat mengunyahnya dengan benar.

"Jika Anda benar-benar ingin menawarkan anak Anda yang manis, gunakan es krim atau puding sesekali. Setidaknya makanan itu mengandung kalsium di dalamnya," Gonzalez menyarankan. Jika permen cenderung menjadi hadiah di rumah Anda, menurut Gonzalez, pertimbangkan “reward“ lain yang tidak dapat dimakan. Misalnya, stiker baru bergambar tokoh kartun atau binatang favoritnya.

Alasan Jauhkan Makanan Manis dari Balita

Makanan Manis Ini Aman untuk Penderita Diabetes Melitus

Meski permen memiliki rasa yang enak dan warna-warna yang menarik, ada sejumlah alasan mengapa Anda harus menjauhkan kudapan ini dari balita Anda.

1. Mengandung Nutrisi yang Rendah

Makanan manis, termasuk permen, mengandung banyak sekali gula. Gula bukanlah nutrisi yang dibutuhkan bayi Anda. Bayi Anda yang ada dalam masa golden age, lebih membutuhkan nutrisi penting seperti kalsium dan vitamin D, serta sayuran dan buah-buahan. Mengingat sangat banyak nutrisi sangat dibutuhkan bayi pada 2 tahun awal kehidupannya, mengisi perut bayi Anda dengan gula tidak akan bermanfaat bagi kesehatannya. 

2. Mengandung Terlalu Banyak Kalori

Biasanya, makanan tinggi gula juga mengandung banyak kalori. Makanan tinggi kalori kerap dikaitkan dengan peningkatan berat badan. Hal ini juga akan terjadi pada bayi Anda. Ketika bayi Anda sering mengudap makanan manis, mereka berisiko tinggi untuk mengalami kenaikan berat badan yang berlebihan.

Artikel lainnya: Kurangi Gula demi Kesehatan Gigi Anak

3. Makanan Manis Memperkuat Kecenderungan Rasa Mereka

Suka Makanan Manis, Pasti Kena Diabetes Mellitus? (Evan Lorne/Shutterstock)

Makanan manis menghasilkan makanan yang manis pula. Bayi secara alami lahir dengan kecenderungan menyukai rasa manis (termasuk cairan ketuban dan ASI). Mereka juga cenderung tidak suka makanan pahit, seperti sayur. Oleh karena itu, memberikan makanan manis pada balita (terutama pada 5 tahun pertama kehidupan) akan memperkuat preferensi mereka untuk makanan manis. Kesukaan pada makanan manis tentu akan berdampak buruk pada kesehatan di masa depan mereka. Seperti ancaman obesitas dan kenaikan gula darah.

4. Meningkatkan Risiko Gigi Berlubang

Kerusakan gigi bisa terjadi ketika gigi anak Anda bersentuhan dengan terlalu banyak gula. Gula membantu bakteri tumbuh dan menyebabkan gigi membusuk. Banyak cairan yang diminum bayi dan balita mengandung gula alami, termasuk susu, susu formula, dan jus buah. Makan makanan ringan dengan gula juga kerap menyisakan gula pada gigi anak. Hal ini akan meningkatkan kemungkinan pembusukan pada rongga mulut. Pastikan Anda menyikat gigi anak Anda setiap hari untuk menurunkan risiko kerusakan gigi.

Bayi tidak bisa memilih makanan sendiri, karena mereka memakan apa yang Anda berikan. Oleh karena itu, kuncinya ada di tangan Anda sebagai orang tua. Bijaklah dalam memilih makanan yang baik dan bermanfaat untuk bayi dan balita Anda. Permen dan makanan manis bukanlah nutrisi yang mereka butuhkan di masa-masa awal kehidupan mereka. Berikan kepada mereka makanan yang lebih sehat untuk menunjang tumbuh kembangnya. Baca pula artikel serupa di sini.

[RVS]

Makanan ManisKaloriBalitagulaBayiAnakPermenmakan permen

Konsultasi Dokter Terkait