Transfer embrio merupakan tahapan prosedur terakhir pada proses bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF).
Pada prosedur ini, telur yang telah dibuahi di laboratorium dan berhasil berkembang biak akan dipindahkan ke rahim. Jika berhasil menempel di dinding rahim, kehamilan pun akan terjadi.
Karena merupakan tahap yang terakhir, calon ibu seringkali bertanya perihal apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan setelah transfer embrio. Simak selengkapnya di sini.
Hal yang Harus Dilakukan
:format(webp)/article/Wncy0SSU7ro9XXfKBHiQE/original/070438200_1640316871-Transfer_Embrio.jpg?w=256&q=100)
Hal-hal yang perlu dilakukan setelah transfer embrio umumnya dimaksudkan untuk menjaga kesehatan ibu dan janin. Berikut ini adalah hal yang perlu Anda lakukan.
-
Beristirahat
Setelah transfer embrio, diperlukan waktu beberapa hari agar terjadi proses implantasi atau tertanamnya embrio di rahim. Untuk itu, tidak ada salahnya bagi Anda untuk beristirahat dan bersantai.
Anda bisa berjalan santai atau melakukan aktivitas lain yang menyenangkan, seperti menonton film maupun membaca buku. Dengan beristirahat dan bersantai, Anda juga akan lebih mudah mengelola perubahan emosional yang biasanya muncul tiba-tiba.
Artikel Lainnya: Hal yang Perlu Diketahui Tentang Transfer Embrio
-
Tetap Minum Obat
Proses bayi tabung mengharuskan Anda mengonsumsi obat-obatan. Ini bertujuan untuk merangsang ovarium agar melepaskan sel telur yang sehat.
Setelah transfer embrio dilakukan, bukan berarti Anda bisa berhenti mengonsumsi obat-obatan tanpa persetujuan dokter. Umumnya, Anda masih perlu mengonsumsi progesteron sebagai salah satu bentuk perawatan setelah embrio transfer.
Durasi konsumsi yaitu selama beberapa minggu setelah prosedur pemindahan dan sesuai dengan arahan dokter. Hal ini dimaksudkan agar proses kehamilan berhasil, karena progesteron bisa membantu embrio tetap tertanam di dalam rahim.
Selain progesteron, beberapa wanita juga bisa mendapatkan baby aspirin yang bermanfaat untuk meningkatkan hasil implantasi dan peluang kehamilan.
-
Konsumsi Makanan Sehat dan Asam Folat
Jika kehamilan benar-benar berhasil, Anda harus makan makanan sehat. Beberapa makanan yang harus masuk ke dalam menu adalah buah, sayur, makanan tinggi kalsium, protein, vitamin B, dan zat besi.
Sementara itu, konsumsi asam folat sebanyak 0,0004 gram akan bermanfaat untuk mencegah cacat tabung saraf. Melansir studi yang dimuat dalam Scientific Report, konsumsi asam folat pada ibu hamil bisa menurunkan risiko cacat jantung bawaan.
Untuk mendukung pemenuhan gizi selama kehamilan, Anda dapat menambahkan vitamin prenatal setiap harinya.
Artikel Lainnya: Begini Cara Hitung HPL Kehamilan IVF atau Bayi Tabung
-
Hindari Paparan Bahan Kimia Pengganggu Endokrin
Selama kehamilan, hindarilah barang-barang perlengkapan rumah tangga yang mengandung zat-zat kimia, seperti bisphenol A (BPA), ftalat, paraben, dan triclosan.
Pasalnya, bahan-bahan tersebut bisa menyebabkan kondisi endocrine disrupting chemicals (EDC). EDC nantinya akan memengaruhi perkembangan organ bayi. Paparan bahan kimia tingkat tinggi saat awal kehamilan juga dapat memicu masalah yang sama.
Untuk itu, pastikan Anda membeli barang-barang perlengkapan rumah tangga, seperti botol minum, dengan label BPA free.
Hal yang Perlu Dihindari
:format(webp)/article/d4p-TynnUodv1svLE1EaI/original/065789300_1613992764-Pantangan-Makanan-selama-Proses-Bayi-Tabung-yang-Wajib-Diketahui-by-nevodka-Canva.jpg?w=256&q=100)
Setelah mendapatkan transfer embrio, Anda harus membatasi beberapa aktivitas. Ini dimaksudkan supaya embrio tetap dalam kondisi yang aman. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu dihindari dan pantangan setelah transfer embrio:
-
Berhubungan Seks
Pasca-pemindahan embrio, Anda disarankan untuk tidak berhubungan seksual. Menurut dr. Dyah Novita Anggraini, kondisi ini bisa mencegah penempelan embrio di rahim dan memicu kontraksi di area rahim.
Namun, Anda tidak perlu khawatir, dr. Dyah menambahkan bahwa larangan untuk berhubungan seks hanyalah sementara waktu.
“Setelah sudah terjadi kehamilan, bisa berhubungan seks. Amannya lagi, lakukan di trimester kedua,” jelasnya.
Artikel Lainnya: Apa Perbedaan Bayi Tabung dan Inseminasi Buatan?
-
Segera Lakukan Tes Kehamilan
Setelah embrio dipindahkan, sering kali keinginan untuk cek kehamilan muncul. Namun, cobalah untuk menunggunya hingga beberapa minggu setelah prosedur.
Sel plasenta juga memerlukan waktu beberapa minggu untuk memproduksi hormon kehamilan atau human chorionic gonadotropin (hCG) yang berfungsi untuk mendeteksi adanya kehamilan.
Setelah beberapa minggu, Anda bisa melakukan tes kehamilan mandiri. Jika hasilnya positif, Anda bisa memastikan kehamilan dengan pemeriksaan ke dokter.
-
Mengabaikan Gejala yang Muncul
Program bayi tabung yang mengharuskan konsumsi obat kesuburan bisa membuat Anda menderita ovarian hyperstimulation syndrome (OHSS). Kondisi ini terjadi sebagai respons tubuh terhadap suntikan hormon pada proses bayi tabung.
Gejala OHSS bisa berupa sakit perut, perut kembung, mual, muntah, dan diare. Gejala-gejala ini juga bisa muncul setelah embrio ditransfer ke rahim.
Meski umumnya ringan, jangan abaikan apabila gejala di atas muncul dan segera konsultasikan kepada dokter. Mengabaikan gejala akan membuatnya semakin parah dan memperburuk kondisi tubuh.
Itulah hal yang sebaiknya dilakukan dan dihindari setelah transfer embrio. Jika Anda merasakan gejala yang mengganggu, segera periksakan ke dokter. Anda juga bisa berkonsultasi langsung dengan dokter lewat fitur LiveChat 24 jam dan aplikasi KlikDokter.
(PUT/JKT)
Referensi:
Medical News Today. Diakses 2022. What to know about embryo transfers.
Healthline. Diakses 2022. 5 Things to Do – and 3 Things to Avoid – After Your Embryo Transfer.
Scientific Report. Diakses 2022. Maternal Folic Acid Supplementation and the Risk of Congenital Heart Defects in Offspring: A Meta-Analysis of Epidemiological Observational Studies.
Ditinjau oleh dr. Dyah Novita Anggraini
:format(webp)/article/cHpPxg-YMD8pK3CDxXpjs/original/091425300_1646995393-artificial-insemination-fertilization-of-human-eg-2021-08-26-16-57-05-utc.jpg?w=256&q=100)