Kehamilan

Hal yang Perlu Diketahui Tentang Transfer Embrio

Endah Murniaseh, 26 Des 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Tahapan bayi tabung (in vitro fertilization) akan berakhir pada prosedur transfer embrio. Apa itu? Bagaimana prosedurnya? Cek selengkapnya lewat ulasan medis berikut ini!

Hal yang Perlu Diketahui Tentang Transfer Embrio

Mendapatkan momongan dengan program bayi tabung (in vitro fertilization atau IVF) memerlukan tahapan yang panjang. 

Pasangan harus melalui tahap-tahap, seperti stimulasi ovarium, pengambilan sel telur dan sperma, pembuahan, hingga akhirnya transfer embrio

Transfer embrio itu sendiri akan dilakukan pada 2–5 hari setelah sel telur diambil. Lantas apa itu transfer embrio? Kenali lebih lanjut lewat fakta medis berikut!

Mengenal Transfer Embrio

Transfer embrio dilakukan dengan membiarkan sel telur yang telah dibuahi untuk tumbuh di dalam rahim. Melalui prosedur ini, sel telur diharapkan dapat tumbuh menjadi janin sehingga terjadilah kehamilan.

Saat program bayi tabung, wanita akan menerima obat kesuburan yang berguna untuk merangsang ovarium. Hal ini agar wanita tersebut bisa melepaskan sel telur yang sehat dan berkualitas. 

Sel telur kemudian akan dikeluarkan dari ovarium untuk selanjutnya dibuahi di laboratorium. Saat telur yang dibuahi berkembang, embrio akan dipindahkan ke dalam rahim. 

Artikel Lainnya: Daftar Makanan Kaya Asam Amino untuk Bantu Program Hamil

Dalam prosedur pemindahan embrio, dokter akan menggunakan bantuan alat USG. Selain itu, dokter juga akan menggunakan kateter (selang kecil) guna memasukkan embrio ke dalam rahim.

Prosedur ini umumnya tidak terasa sakit dan jarang membutuhkan obat penenang. Akan tetapi, setelah prosedur dilakukan, efek yang timbul dapat berupa kram, perut kembung, dan keputihan.

Ada pula efek samping lain yang bisa timbul akibat transfer embrio, yaitu:

  • Penggumpalan darah
  • Perdarahan
  • Infeksi
  • Komplikasi karena anestesi (bius)
  • Kehamilan ganda yang meningkatkan risiko lahir mati atau cacat.

Jenis-Jenis Transfer Embrio

Saat pembuahan terjadi, terdapat beberapa jenis transfer embrio yang bisa dijadikan pilihan, yaitu:

1. Transfer Embrio Segar

Telur yang sudah dibuahi akan dibiakkan selama 1–2 hari. Embrio terbaik akan dipilih dan ditransfer langsung ke dalam rahim.

2. Transfer Embrio Beku

Semua embrio sehat yang tidak dimasukkan pada transfer embrio pertama akan dibekukan dan disimpan. 

Embrio ini nantinya dapat digunakan di masa yang akan datang. Sebelum dipindahkan di rahim, embrio akan dicairkan terlebih dahulu.

Artikel Lainnya: Waspada Pertumbuhan Janin Terhambat, Penuhi Nutrisi Ini!

3. Transfer Embrio Blastokista

Prosedur ini dilakukan saat banyak embrio sehat yang berkembang setelah pembuahan. 

Biasanya akan ditunggu apakah embrio dapat berkembang menjadi blastokista (sel telur yang dibuahi) setelah 5 atau 6 hari. 

Berdasarkan India Journal of Clinical Practice, transfer embrio jenis ini memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi.

Akan tetapi, menurut jurnal Reproductive BioMedicine, transfer embrio blastokista dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur, kembar siam, dan lainnya. Karenanya, prosedur ini tidak melulu direkomendasikan.

4. Assisted Hatching (AH)

Assisted hatching merupakan prosedur tambahan agar embrio dapat ditransfer ke rahim. Embrio akan dikelilingi oleh “cangkang”. Agar dapat ditanamkan ke rahim, embrio harus dapat keluar dari “cangkang” tersebut.

Prosedur ini dilakukan pada perkembangan embrio hari ketiga. Dokter nantinya akan membuat lubang kecil di zona pelusida. 

Menurut studi pada Reproductive Biomedicine Online, prosedur ini dapat melemahkan lapisan luar embrio. 

Oleh karena itu, assisted hatching (AH) tidak dapat meningkatkan peluang kehamilan pada wanita yang menerima transfer embrio segar.

Artikel Lainnya: Mengenal Ragam Posisi Janin, Mana yang Perlu Diwaspadai?

Berapa Banyak Jumlah Embrio yang Ditransfer?

Menurut dr. Muhammad Iqbal Ramadhan, jumlah embrio yang dipindahkan bisa berbeda-beda. Hal ini mesti disesuaikan dengan pertimbangan oleh dokter spesialis kandungan (Obgyn).

“Jumlah embrio yang dipindahkan akan bergantung pada usia ibu dan kondisi kesehatan keseluruhan,” kata dr. Iqbal. 

Secara umum, berikut adalah kisaran jumlah embrio yang dipindahkan:

  • Usia kurang dari 35 tahun: 1–2 embrio
  • Usia 35–37 tahun: 2 embrio
  • Usia 38–40 tahun: 3 embrio
  • Lebih dari 40 tahun: 5 embrio

Berdasarkan penelitian dalam National Library of Medicine, dokter akan mempertimbangkan penggunaan satu embrio pada wanita yang masih berusia di bawah 35 tahun. Hal ini dikarenakan mereka memiliki peluang kehamilan yang lebih tinggi.

Demikian fakta tentang pemindahan embrio yang dapat Anda jadikan pertimbangan sebelum melakukan program bayi tabung (IVF). 

Untuk cari tahu lebih lanjut, Anda bisa berkonsultasi kepada dokter melalui LiveChat 24 jam atau aplikasi KlikDokter.

(NB/AYU)

Kehamilan
Kesuburan
Program Kehamilan
  • Wawancara dr. Muhammad Iqbal Ramadhan
  • Medical News Today. Diakses 2021. what to know about embryo transfers
  • CNF Fertility. Diakses 2021. Embryo Transfer: What It Is, What to Expect, The Different Types, and More
  • Mayo Clinic. Diakses 2021. In Vitro Fertilization (IVF)
  • Hopkins Medicine. Diakses 2021. Assisted Hatching
  • National Library of Medicine. Diakses 2021. Impact of assisted hatching on fresh and frozen-thawed embryo transfer cycles: a prospective, randomized study
  • National Library of Medicine. Diakses 2021. Guidelines for the number of embryos to transfer following in vitro fertilization No. 182, September 2006
  • Reproductive BioMedicine. Diakses 2021. Should we be promoting embryo transfer at blastocyst stage?