Mengalami anemia alias kurang darah (hemoglobin) merupakan salah satu kondisi yang tidak diinginkan oleh ibu hamil. Pasalnya, penyakit tersebut dapat membahayakan kondisi ibu maupun janin yang tengah dikandung.
Berdasarkan penjelasan dr. Dina Kusumawardhani, anemia pada kehamilan dapat memperlama proses persalinan.
“Ibu yang kadar hemoglobinnya kurang dari 11 gr%/dl berisiko tinggi mengalami keguguran, mudah terkena infeksi, kelahiran prematur, hingga kematian pada ibu sendiri selama atau sesudah melahirkan,” tambah dr. Dina
Sementara itu, ibu anemia yang hendak menyusui biasanya juga terkena gangguan ASI (ASI yang keluar sedikit). Hal itu membuat pemberian ASI eksklusif terhambat.
Gejala anemia pada ibu hamil
Gejala anemia pada ibu hamil tergolong mudah untuk dikenali. Lantas, apa saja gejalanya?
- Sakit kepala
- Kelopak mata pucat
- Ujung-ujung jari pucat
- Mudah lelah
- Mual
- Mudah sakit
- Jantung berdebar tidak teratur.
Cara pencegahan anemia pada ibu hamil
Berikut adalah beberapa tindakan yang bisa dilakukan ibu hamil agar anemia tidak menimpa dan menyebabkan berbagai dampak berbahaya:
Konsumsi zat besi
Supaya hemoglobin kembali ke angka yang normal, konsumsilah makanan yang mengandung zat besi tinggi seperti daging merah dan kacang-kacangan. Agar kolesterol jahat tidak ikutan naik sembari Anda meningkatkan kadar hemoglobin, sebaiknya konsumsi daging merah yang bebas lemak, bebas minyak, dan kacang-kacangan yang tidak digoreng.
Selain itu, hindari pula konsumsi teh, kopi, atau asupan lain yang mengandung kafein, karena zat itu bisa mencegah penyerapan zat besi di dalam tubuh.
Cukupi kebutuhan asam folat
Ibu hamil sangat dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan asam folat setiap hari. Dengan demikian, terjadinya anemia pada ibu hamil dan beragam gangguan bawaan janin bisa dihindari.
Asam folat dapat ditemui dalam buah jeruk, pisang, dan aneka sayur-sayuran. Jika Anda ingin mendapatkan asupan asam folat selain dari makanan, dokter dapat memberikan suplemen asam folat dalam bentuk tablet dan dapat mulai dikonsumsi sebelum kehamilan.
Konsumsi vitamin B12 dan vitamin C
“Vitamin B12 dan vitamin C memiliki peran penting dalam meningkatkan kadar zat besi dan sel darah merah di dalam tubuh,” kata dr. Dina.
Jika Anda ingin mencukupi kebutuhan vitamin B12 dan C untuk mencegah anemia, konsumsi saja susu, serealia, hati sapi, tiram, dan aneka buah-buahan. Anda juga bisa mengonsumsi suplemen vitamin C atau B12 yang ada di pasaran sesuai dengan dosis yang dianjurkan.
Periksa kehamilan secara rutin
Meski gejala anemia dapat dikenali dengan mudah, tak berarti Anda bisa “membolos” seenaknya dari pemeriksaan kehamilan (antenatal care) secara berkala. Sebab, dokterlah yang paling tahu kondisi kesehatan Anda yang sebenarnya sekaligus cara mengatasinya. Semakin dini anemia terdeteksi, semakin besar pula Anda selamat dari gangguan kehamilan dan janin.
Lagipula, yang dibutuhkan hanyalah pemeriksaan rutin, bukan rawat inap. Kecuali jika ibu hamil yang terkena anemia tersebut telanjur mengalami infeksi atau gejalanya semakin memburuk. Karena, dalam kondisi berat, ibu hamil yang anemia membutuhkan transfusi darah dan perawatan lebih lanjut.
Selalu ingat bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati. Karena itu, kenali tanda maupun gejala anemia pada ibu hamil dan cara pencegahannya sebelum penyakit tersebut menyebabkan berbagai gangguan serius. Jika memang anemia sudah terlanjur terjadi, segera berobat ke dokter, agar kehamilan berjalan lancar dan si Kecil d]i dalam kandungan terus sehat hingga lahir.
Apabila kamu masih memiliki pertanyaan mengenai topik lainnya, jangan ragu untuk menggunakan fitur Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter.
[NB/ RVS