HomeGaya hidupPerawatan Wanita7 Penyebab Nyeri Haid Berlebihan, Awas Penyakit Berbahaya!
Perawatan Wanita

7 Penyebab Nyeri Haid Berlebihan, Awas Penyakit Berbahaya!

dr. Devia Irine Putri, 21 Des 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Nyeri saat haid bisa sangat mengganggu, tapi bagi sebagian wanita nyeri saat haid itu hal yang biasa. Nyeri haid jangan disepelekan, berikut beberapa penyakit dibalik nyeri haid yang perlu kalian waspadai

7 Penyebab Nyeri Haid Berlebihan, Awas Penyakit Berbahaya!

Setiap bulan, wanita usia produktif kerap mengalami dismenorea alias nyeri haid. Rasa nyeri bisa mencapai puncaknya 24 jam setelah keluarnya darah menstruasi. Nyeri bisa berlangsung hingga 2-3 hari. 

Nyeri haid yang dirasakan berbeda-beda pada tiap wanita. Ada yang ringan dan tidak mengganggu, ada pula yang parah. Selain menyebabkan nyeri di area perut bawah, terkadang dismenorea disertai gejala lain, seperti perut kembung, mual, nyeri pinggang, badan pegal, hingga sakit kepala.

Dismenorea sendiri ada dua jenisnya, yaitu dismenorea primer dan sekunder. Dismenorea primer disebabkan oleh peningkatan kadar hormon prostaglandin yang jadi penyebab utama kontraksi otot rahim dan nyeri menstruasi. 

Adapun dismenorea sekunder terjadi karena sistem reproduksi wanita mengalami gangguan. Umumnya, wanita yang mengalami dismenorea sekunder akan merasakan nyeri haid yang lebih parah dibandingkan biasanya. Beberapa gangguan sistem reproduksi yang bisa memicu nyeri haid berlebihan, yaitu:

1. Endometriosis

Kenali Ciri-Ciri Endometriosis

Endometriosis cukup sering menjadi penyebab nyeri haid hebat. Diperkirakan, sekitar 6-10 persen wanita mengalami endometriosis. Rata-rata kondisi ini didiagnosis pada usia 27 tahun. 

Endometriosis sendiri adalah pertumbuhan jaringan menyerupai endometrium di luar rahim. Endometrium adalah jaringan pelapis bagian dalam rahim.

Gejala endometriosis yang muncul bisa bervariasi, mulai dari nyeri berlebih saat menstruasi, darah haid keluar banyak, mudah lelah, diare, sembelit, hingga nyeri saat buang air besar.

Artikel lainnya: 6 Gejala Endometriosis yang Perlu Kamu Waspadai

2. Adenomiosis

Nyeri haid berlebih bisa disebabkan oleh adenomiosis. Adenomiosis adalah pertumbuhan jaringan rahim ke dalam dinding otot rahim. 

Adenomiosis bisa menyebabkan haid berlangsung lebih lama dari biasanya. Nyeri yang teramat pada panggul dan perut juga bisa dirasakan. Tidak jarang, kondisi ini menyebabkan anemia pada wanita sehingga butuh penanganan lanjutan.

3. Fibroid Uterus

Fibroid uterus atau dikenal dengan mioma adalah tumor jinak yang tumbuh pada otot rahim. Kondisi ini tidak menimbulkan gejala yang spesifik, tetapi pada beberapa wanita dapat menyebabkan perdarahan hebat, menstruasi berkepanjangan, dan nyeri di sekitar panggul. Masalah pencernaan, seperti mual, muntah, dan sembelit juga bisa terjadi.

Penyebab fibroid uterus sendiri tidak diketahui secara pasti. Namun, beberapa faktor, seperti hormon, perubahan genetik, hingga ekstraselular matriks diduga kuat menyebabkan wanita mengalami fibroid uterus. 

Artikel lainnya: Makanan yang Bisa Meredakan Nyeri Haid

4. Radang Panggul

Radang panggul adalah salah satu penyakit yang ditakuti wanita. Pasalnya, penyakit ini menyerang organ reproduksi, seperti serviks (leher rahim), ovarium, maupun rahim. 

Radang panggul disebabkan oleh infeksi bakteri yang kerap menjadi penyebab penyakit menular seksual. 

Ciri-ciri nyeri haid yang berbahaya adalah ketika kamu merasakan nyeri hebat di perut bagian bawah dan area panggul disertai gejala radang panggul lainnya. Gejala yang dimaksud, seperti:

  • Keputihan yang tidak normal
  • Dispareunia (nyeri saat berhubungan seksual)
  • Demam di atas 38,3 derajat Celcius
  • Perdarahan abnormal dari vagina

Radang panggul bisa dialami wanita yang memiliki lebih dari satu pasangan seks, sering berhubungan intim tanpa kondom, menggunakan alat kontrasepsi intrauterine device (IUD), maupun memiliki riwayat penyakit radang panggul sebelumnya. 

5. Stenosis Serviks

Hal-Hal yang Harus Dipatuhi Saat Pemulihan Kanker Serviks

Stenosis serviks alias penyempitan leher rahim bisa jadi penyebab sakit perut dan pinggang saat haid. Sering kali stenosis serviks disebabkan oleh keberadaan jaringan parut.

Beberapa gejala yang mungkin dialami pengidap stenosis serviks, seperti nyeri haid berlebihan dan muncul perdarahan abnormal di luar siklus haid. Terkadang stenosis serviks menjadi penyebab ketidaksuburan karena sperma tidak bisa melewati leher rahim untuk membuahi sel telur.

Meski jarang terjadi, stenosis serviks bisa menyebabkan akumulasi darah di rahim (hematometra) dan menyebabkan rahim membengkak. Kondisi ini bisa membuat kamu merasa tidak nyaman karena ada benjolan di sekitar panggul. 

Artikel lainnya: Posisi Tidur yang Nyaman untuk Mengurangi Nyeri Haid

6. Polip Uteri

Sakit berlebihan saat haid bisa pula disebabkan oleh polip uteri. Polip uteri atau polip rahim adalah pertumbuhan jaringan abnormal di dalam rahim. Umumnya, polip uteri bersifat jinak. Kondisi ini dapat terjadi pada wanita berusia produktif maupun pascamenopause. 

Selain menimbulkan rasa nyeri berlebihan, polip uteri menyebabkan perdarahan abnormal dalam jumlah banyak di luar siklus haid.

7. Kista Ovarium

Kista ovarium adalah kondisi adanya kantong berisi cairan di ovarium (indung telur). Tidak semua wanita pengidap kista ovarium mengalami gejala. Jika pun ada gejala, keluhan yang dirasakan berupa rasa sakit pada perut bagian bawah atau area panggul.

Kista ovarium juga menyebabkan spotting serta haid tidak teratur, berkepanjangan, dan terasa nyeri. Selain itu, ukuran kista ovarium yang besar dapat menyebabkan masalah pada saluran cerna dan saluran kemih, seperti perut terasa tidak nyaman dan penuh, gangguan buang air besar, serta nyeri saat pipis.

Artikel lainnya: 7 Penyebab Kista Ovarium pada Wanita

Apabila kamu mengalami nyeri haid berlebihan, coba berikan kompres hangat pada perut bagian bawah selama 10-15 menit. Pijat perut dengan jari tangan. 

Bila rasa nyeri tidak berkurang, kamu bisa mengonsumsi obat antinyeri, seperti asam mefenamat atau parasetamol. Apabila nyeri menstruasi masih terjadi, segera konsultasikan kepada dokter spesialis kandungan dan kebidanan untuk cari tahu penyebabnya. Nantinya dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan, mulai dari wawancara medis, pemeriksaan fisik, hingga pemeriksaan penunjang berupa USG untuk melihat keadaan organ reproduksi kamu.

Kamu juga bisa konsultasi secara online lewat layanan Tanya Dokter di Aplikasi KlikDokter, solusi #JagaSehatmu!

(ADT/JKT)

Penyakit EndometriosisAdenomiosis

Konsultasi Dokter Terkait