Kesehatan Balita

Cara Alami Atasi Konstipasi pada Si Kecil

Tim Redaksi KlikDokter, 12 Jul 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Si Kecil terkena konstipasi? Bunda tak perlu cemas. Atasi dengan cara alami berikut ini.

Cara Alami Atasi Konstipasi pada Si Kecil

Tak hanya orang dewasa, anak-anak pun kerap mengalami konstipasi. Kondisi yang juga dikenal sebagai sembelit atau sulit buang air besar (BAB) ini bisa terjadi pada anak di segala usia. Mulai dari bayi, balita, maupun anak usia sekolah. Meski tidak nyaman dan terkadang nyeri, kondisi ini umumnya bersifat sementara dan bisa diatasi secara alami.

Konstipasi pada anak

Konstipasi adalah kesulitan buang air besar (BAB), di mana tinja memiliki konsistensi yang keras, sehingga susah dikeluarkan. Saat Si Kecil terkena konstipasi, frekuensi buang air besar biasanya juga akan berkurang.

Pada bayi, konstipasi biasanya terjadi saat mulai diberikan makanan padat (makanan pendamping ASI). Sedangkan pada usia balita (2-5 tahun), konstipasi juga bisa terjadi saat Si Kecil memulai toilet training. Pada anak yang lebih besar, konstipasi biasanya terjadi saat awal masuk sekolah dasar.

Konstipasi bisa disebabkan oleh banyak hal. Namun, pada umumnya, penyebab konstipasi berkaitan dengan beberapa hal sebagai berikut:

Konsumsi makanan tertentu

Perubahan dalam komposisi asupan makanan, seperti kurang serat atau cairan, dapat memicu konstipasi. Usahakan asupan harian Si Kecil memenuhi kebutuhan serat dan cairan tersebut.

Efek penyakit atau konsumsi obat

Bila Si Kecil sakit dan hilang nafsu makan, pola makan akan berubah, dan dapat memicu konstipasi. Selain itu, konstipasi juga bisa terjadi karena efek samping dari beberapa obat yang dikonsumsi saat sakit. Kondisi medis tertentu seperti kekurangan hormon tiroid (hipotiroidisme) juga rentan menyebabkan kondisi serupa.

Kebiasaan menahan keinginan untuk BAB

Si Kecil bisa saja menahan keinginan untuk BAB karena berbagai alasan. Misalnya, untuk menghindari rasa sakit akibat tinja yang keras atau sedang mengalami masalah dalam hal kemandirian dan kontrol diri—yang kerap terjadi antara usia 2 dan 5 tahun.

Bisa juga, Si Kecil menahan BAB karena tidak ingin berhenti bermain. Pada anak yang lebih besar, menahan BAB juga kerap dilakukan karena malu atau tidak nyaman menggunakan toilet umum.

Perubahan lainnya

Perubahan apa pun pada rutinitas Si Kecil nyatanya juga turut memengaruhi timbulnya konstipasi. Misalnya ketika dalam perjalanan jauh, cuaca yang panas, atau situasi yang membuatnya stres.

Jika konstipasi dibiarkan berlanjut, keluhan bisa memburuk. Semakin lama berada di dalam usus, tinja akan semakin besar, keras, dan kering, sehingga akan semakin sulit dan nyeri saat dikeluarkan.

Siklus ini akan terus berlanjut jika tidak segera diatasi. Di samping itu, Si Kecil rentan mengalami gangguan tumbuh kembang karena konstipasi dapat menurunkan nafsu makannya dan asupan gizinya pun menjadi tidak optimal. Meski demikian, ada cara-cara yang bisa Bunda perjuangkan.

Cara alami atasi konstipasi

Untuk mengatasi konstipasi pada Si Kecil, Bunda bisa menerapkan beberapa cara alami berikut ini. Dengan demikian, tumbuh kembang buah hati kesayangan Bunda bisa tetap berjalan optimal.

Perbanyak asupan cairan

Seperti yang sudah dijelaskan, kekurangan cairan akan membuat tinja keras sehingga sulit dikeluarkan. Konsumsi air putih yang cukup akan membantu melancarkan pencernaan, karena bersifat seperti ‘pelumas’.

Pastikan Si Kecil minum air putih sebelum dan setelah makan, serta selama dan sesudah beraktivitas fisik. Hal yang sama juga perlu dilakukan kala cuaca lebih panas dari biasanya dan selama bepergian.

Kontrol asupan Si Kecil

Untuk mengatasi konstipasi, perbanyak konsumsi makanan yang mengandung serat larut. Sumber utamanya berasal dari buah-buahan yang bersifat pencahar dan melunakkan tinja seperti pepaya, pir, apel, alpukat, kiwi, dan buah naga.

Sayuran seperti brokoli, labu dan serealia tinggi serat seperti oatmeal dan roti gandum juga bisa membantu. Lengkapi juga asupan Si Kecil dengan makanan yang mengandung probiotik seperti yoghurt.

Sementara itu, hindari makanan yang dapat memicu konstipasi seperti jagung, wortel, sayuran hijau, dan beras merah. Jika keluhan telah membaik, Bunda dapat memberikan kembali makanan-makanan tersebut secara bertahap.

Tambahkan air pada susu Si Kecil

  1. Jika Si Kecil mengonsumsi susu, cobalah untuk menambahkan air pada racikannya. Kadangkala, konsentrasi susu yang terlalu pekat dapat memicu atau memperburuk konstipasi. Pertimbangkan pula untuk mengganti merek susu jika keluhan tak kunjung membaik.
  2. Bunda bisa memilih Morinaga Platinum MoriCare Zigma dengan Triple Bifidus yang merupakan hasil sinergi antara faktor Kecerdasan Multitalenta, Pertahanan Tubuh Ganda dan Tumbuh Kembang Optimal. Ketiganya turut mendukung Si Kecil menjadi Generasi Platinum yang Multitalenta.
  • Morinaga Platinum MoriCare Zigma dengan Triple Bifidus sudah dilengkapi dengan Prebiotik GOS yang merupakan makanan untuk pertumbuhan bakteri baik pada saluran cerna, serta Triple Bifidus yang merupakan gabungan 3 bakteri baik (bifidobakterium) di dalam saluran cerna. 
  • Gabungan Prebiotik GOS dan Probiotik Triple Bifidus bisa membantu mengurangi gejala konstipasi. Berikut tiga bakteri baik yang ada dalam formula Triple Bifidus:
  • Bifidobacterium longum BB536 yang dapat meningkatkan penyerapan nutrisi dan mencegah infeksi saluran napas seperti influenza dan ISPA.
  • Bifidobacterium breve M-16V yang ampuh mencegah konstipasi dan diare serta mencegah infeksi saluran pencernaan lain.
  • Bifidobacterium infantis M-63 yang membantu penyerapan nutrisi serta mencegah dan mengurangi gejala alergi.
  1. Pada akhirnya, Morinaga Platinum MoriCare Zigma dengan Triple Bifidus dapat menstimulasi pertumbuhan bakteri baik dalam usus dan melancarkan pencernaan. Tapi ingat, ya, selalu lakukan konsultasi terlebih dulu dengan dokter sebelum mengganti merek susu.

Ajak Si Kecil untuk aktif bergerak

Jika Si Kecil masih bayi, gerakkan kedua kakinya seperti gerakan mengayuh sepeda. Jika ia sedang senang merangkak, sering-seringlah mengajaknya bermain agar lebih banyak merangkak.

Jika Si Kecil sudah bisa berjalan, ajak berjalan-jalan di lingkungan sekitar rumah. Melalui berbagai aktivitas tersebut, usus akan terangsang untuk bergerak dan mendorong tinja keluar.

Lakukan pijatan pada perut secara lembut

Pijatan pada perut dilakukan searah jarum jam atau membentuk huruf U terbalik. Lakukan gerakan tersebut secara berulang, selama kurang lebih tiga menit. Bunda bisa menggunakan media pelicin seperti baby oil maupun minyak kayu putih atau minyak telon yang memiliki efek menyamankan Si Kecil.

Ajarkan Si Kecil untuk rutin BAB

Dorong Si Kecil untuk memiliki waktu BAB yang rutin, misalnya di pagi hari atau setelah sarapan. Di waktu-waktu ini, pergerakan usus paling tinggi, sehingga BAB akan lebih mudah dikeluarkan.

Lama-lama, usus akan menyesuaikan diri dengan jadwal tersebut, sehingga sensasi atau keinginan BAB muncul pada saat yang telah ditentukan. Yang harus diingat, hindari menggunakan obat-obatan apa pun, terutama obat pencahar (laksatif) tanpa anjuran dokter. Sebab, jika konsumsinya tidak tepat, konstipasi Si Keci justru semakin memburuk.

Apabila konstipasi masih berlanjut meski telah melakukan berbagai langkah di atas atau telah mengalaminya selama lebih dari 1 minggu, segeralah berkonsultasi langsung dengan dokter spesialis anak.

[NP/ RH]

AdvertorialAnakSembelitMelancarkan Pencernaan mengatasi konstipasiPerlindungan Tubuh Gandakonstipasi

Konsultasi Dokter Terkait