Relationship

Jangan Geer (Gede Rasa), Kebaikan Seseorang Bukan Berarti Rasa Cinta

Kasus viral wanita memberi pria uang Rp 5.000, yang membuat pria terobsesi dan terus mengganggunya. Psikolog Iswan Saputro menekankan pentingnya menjaga kesehatan mental dalam hubungan interpersonal.

Jangan Geer (Gede Rasa), Kebaikan Seseorang Bukan Berarti Rasa Cinta

Kebaikan adalah salah satu sifat manusia yang paling dihargai dan dirasakan manfaatnya oleh orang lain. Tidak heran kebaikan akan membuat orang lain merasa nyaman, dihargai, dan diperhatikan.

Namun, setiap orang dapat memiliki interpretasi yang berbeda terhadap perilaku kebaikan yang dilakukan oleh orang lain sehingga berujung pada kesalahpahaman dan konflik.

Pada bulan Mei 2024 lalu, contoh kesalahpahaman ini viral di Indonesia dimana seorang wanita mengalami teror dari seorang pria yang menaruh hati padanya.

Hal ini bermula dari kebaikan si wanita 10 tahun lalu yang memberi uang Rp 5.000 kepada si pria untuk membeli makan karena rasa kasihan.

Sialnya, kebaikan si wanita disalahartikan oleh pria sebagai ekspresi suka dan cinta. Akibatnya selama 10 tahun terakhir si pria kerap “mengganggu” wanita ini karena terobsesi dengan mengirimkan hadiah, kata cinta, hingga foto yang tidak senonoh.

Hal ini membuat si wanita melaporkan tindakan si pria dan berujung penangkapan oleh polisi.

Tim redaksi KlikDokter dan Psikolog Iswan Saputro membahas alasan kebaikan seseorang tidak selalu berarti cinta dan pentingnya menjaga kesehatan mental dalam menjalin hubungan interpersonal.

Artikel lainnya: Cara Menolak Cinta dengan Halus Menurut Psikolog

Memahami Kebaikan dan Cinta

Secara definisi, kebaikan adalah tindakan atau perilaku yang menunjukkan perhatian, simpati, dan niat baik kepada orang lain. Kebaikan bisa berupa hal-hal kecil seperti senyuman, mendengarkan dengan sabar, atau membantu seseorang yang membutuhkan.

Sedangkan cinta adalah perasaan mendalam dan afeksi yang kuat terhadap seseorang. Cinta romantis melibatkan keinginan untuk saling membangun hubungan yang intim dan berkelanjutan dengan orang lain. Perbedaan utama antara kebaikan dan cinta:

1. Intensitas emosi

Kebaikan bisa datang dari siapa saja dan tidak selalu memiliki intensitas emosional yang sama dengan cinta. Seseorang bisa berbuat baik tanpa memiliki perasaan romantis.

2. Niat

Kebaikan sering kali dilakukan tanpa niat untuk mendapatkan imbalan atau membangun hubungan romantis, sementara cinta romantis melibatkan niat untuk membangun ikatan yang lebih dalam.

3. Konteks

Kebaikan bisa terjadi dalam berbagai konteks, termasuk pertemanan, kerja, atau bahkan interaksi singkat dengan orang asing, sedangkan cinta romantis biasanya berkembang dalam konteks yang lebih pribadi dan berkelanjutan.

Artikel lainnya: Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan untuk Jatuh Cinta?

Mengapa Kebaikan Disalah Artikan sebagai Cinta?

Kekeliruan penafsiran terhadap perilaku kebaikan dipengaruhi oleh kepribadian, lingkungan, dan budaya.

1. Kebutuhan emosional

Ketika seseorang memiliki kebutuhan emosional yang tidak terpenuhi, mereka cenderung menafsirkan tindakan kebaikan atau atensi dari orang lain sebagai tanda cinta. Ini bisa terjadi karena mereka sangat menginginkan perhatian dan afeksi.

2. Budaya dan media

Budaya populer dan media sering menggambarkan kebaikan sebagai tanda awal cinta romantis. Banyak film dan cerita yang menggambarkan bagaimana kebaikan dari satu karakter kepada yang lain berkembang menjadi hubungan cinta.

3. Harapan dan obsesi

Ketika seseorang menyukai orang lain, mereka mungkin memiliki harapan atau obsesi bahwa perasaan mereka dibalas. Kebaikan yang ditunjukkan oleh orang yang disukai bisa dianggap sebagai tanda bahwa harapan mereka akan menjadi kenyataan.

4. Kurangnya pengalaman 

Orang yang kurang berpengalaman dalam hubungan interpersonal mungkin sulit membedakan antara kebaikan umum dan tanda cinta. Mereka mungkin menafsirkan perhatian atau simpati sebagai sesuatu yang lebih dari yang sebenarnya.

Artikel lainnya: Mengapa Jatuh Cinta Bikin Kita Jadi Bodoh? Ini Kata Peneliti!

Dampak Kesalahpahaman Terhadap Mental Seseorang

1. Kekecewaan dan frustasi

Ketika menyadari bahwa kebaikan yang diterima bukan tanda cinta seperti yang diharapkan, seseorang bisa merasa sangat kecewa dan frustasi. Ini dapat menyebabkan insecurity dan rasa tidak berharga.

2. Kerusakan hubungan

Bias dalam menafsirkan kebaikan sebagai cinta bisa merusak hubungan yang sebenarnya. Seseorang mungkin menjadi terlalu berharap atau menuntut, yang bisa membuat orang lain merasa tidak nyaman atau tertekan.

3. Stres dan kecemasan

Kesalahpahaman ini bisa menyebabkan stres dan kecemasan, terutama jika seseorang keliru menafsirkan tindakan orang lain, terus berharap mendapatkan kebaikan, dan khawatir tentang bagaimana hubungan kedepannya.

4. Penolakan dan trauma

Jika seseorang mengungkapkan perasaannya dan ditolak, berisiko mengalami trauma emosional yang mendalam karena salahnya penafsiran dan tingginya ekspektasi. Ini bisa berdampak pada kekecewaan yang berujung pada krisis kepercayaan (trust issue) kepada orang lain.

Artikel lainnya: Jangan Salah, Orang Dewasa Juga Masih Bisa Alami Cinta Monyet!

Bagaimana Mengidentifikasi Perasaan dan Intensi yang Sebenarnya

1. Perhatikan konsistensi 

Cinta romantis cenderung konsisten dan berkelanjutan. Jika seseorang konsisten menunjukkan perhatian dan kebaikan dalam berbagai situasi dan waktu, ini bisa menjadi tanda bahwa mereka memiliki perasaan lebih dari sekadar simpati.

2. Lihat niat di balik tindakan

Sadari dan cobalah memahami niat atau motif dibalik kebaikan. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana perilaku tersebut ditunjukkan dan bagaimana ekspektasi setelah melakukan kebaikan.

3. Komunikasi terbuka

Jika merasa ragu, tanyakan dan komunikasikan secara terbuka tentang dugaan atau apa yang Kamu rasakan. Hal ini sebagai langkah preventif dari kesalahpahaman yang dapat berujung konflik.

4. Amati perilaku non-verbal 

Bahasa non-verbal seringkali memberikan pesan tersirat lainnya, seperti melalui kontak mata, ekspresi wajah, dan bahasa tubuh lainnya. Amati dan Kamu dapat bertanya alasan dibalik bahasa non-verbal yang ditunjukkan.

5. Jangan terburu-buru

Berikan waktu untuk melihat bagaimana hubungan berkembang. Jangan terburu-buru mengambil kesimpulan tentang perasaan seseorang hanya berdasarkan beberapa tindakan kebaikan.

Artikel lainnya: Orang Tua, Inilah Penyebab Depresi pada Remaja

Menjaga Kesehatan Mental dalam Mengelola Hubungan

1. Membangun kesadaran diri

Pahami kebutuhan emosional dan harapan Kamu dalam hubungan interpersonal. Kesadaran ini dapat membantu Kamu mengelola perasaan, ekspektasi, dan mencegah kesalahpahaman.

2. Hindari overthinking dan praduga 

Overthinking atau terlalu banyak berpikir tentang tindakan orang lain bisa menyebabkan stres dan kecemasan.

Cobalah untuk mengambil langkah mundur dan melihat situasi dengan lebih objektif. Jika dibutuhkan mintalah pendapat dari orang lain tentang pikiran Kamu.

3. Hargai diri sendiri

Tidak terlalu menggantungkan harga diri dari penilaian atau tindakan yang diberikan oleh orang lain adalah cara yang baik untuk menghargai diri sendiri. Menjaga fokus pada hal yang Kamu sukai dan mendekatkan pada tujuan hidup.

4. Cari dukungan

Jangan ragu untuk mencari dukungan dari teman, keluarga, atau profesional kesehatan mental (psikolog) jika Kamu merasa kesulitan dalam mengelola perasaan, pikiran, dan hubungan.

5. Fokus pada kehidupan pribadi

Jangan biarkan perasaan terhadap orang lain menguasai hidupmu. Fokus pada tujuan pribadi, hobi, dan kegiatan yang Kamu nikmati. Ini bisa membantu Kamu merasa lebih seimbang dan bahagia.

Kebaikan seseorang tidak selalu berarti cinta romantis. Menafsirkan kebaikan sebagai tanda cinta bisa menyebabkan kebingungan, kekecewaan, dan stres emosional.

Penting untuk memahami perbedaan antara kebaikan dan cinta, serta mengidentifikasi perasaan yang sebenarnya melalui komunikasi terbuka dan evaluasi perilaku.

Dengan menjaga kesehatan mental dan membangun kesadaran diri, Kamu bisa mengelola hubungan interpersonal dengan lebih baik dan menghindari kesalahpahaman yang dapat merusak.

Menghargai kebaikan tanpa menafsirkannya secara berlebihan adalah langkah penting dalam menjaga keseimbangan emosional dan hubungan yang sehat.

Ingatlah bahwa cinta sejati berkembang dari hubungan yang jujur, terbuka, dan berkelanjutan, bukan hanya dari tindakan kebaikan yang sesaat.

Jika Kamu ada pertanyaan seputar tema diatas Kamu bisa gunakan layanan Tanya Psikolog dan buatlah jadwal langsung dengan Temu Psikolog. Jangan lupa untuk #JagaSehatmu selalu ya!

Cek kesehatan Kamu dengan pesan layanan pemeriksaan kesehatan bisa dilakukan secara online.Yuk, download aplikasi KlikDokter sekarang juga dan belanja keperluan kesehatan lainnya di KALStore.