Relationship

6 Tanda Pernikahan Anda Berada di Ujung Tanduk

Bobby Agung Prasetyo, 02 Feb 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Kadang tanda-tanda pernikahan berada di ujung tanduk sering tidak disadari. Apa saja tanda-tanda yang perlu diwaspadai?

6 Tanda Pernikahan Anda Berada di Ujung Tanduk

Niat mulianya mungkin ingin hidup bahagia sehidup semati apa pun yang terjadi. Namun, sering kali harapan tak sesuai kenyataan—pernikahan bisa terguncang masalah dan harus berakhir dengan perceraian. Jika memang pernikahan bisa diperbaiki sebelum perceraian terjadi, tak ada salahnya untuk dipertahankan.

Pertama-tama, kenali beberapa tanda pernikahan Anda sedang berada di ujung tanduk. Beberapa tandanya bisa Anda cermati di bawah ini, seperti dilansir Reader’s Digest:

Berbicara tetapi tidak berkomunikasi

Maksudnya, kata-kata yang keluar dari mulut hanya seperlunya. Misalnya bertanya di mana kunci mobil, siapa yang akan jemput anak, dan lain-lain. Anda tak pernah lagi mengobrol membicarakan hari-hari Anda, emosi yang Anda rasakan, bahkan sudah jarang tertawa bersama.

“Ini merupakan pertanda buruk saat Anda dan pasangan membicarakan hal-hal yang dangkal,” kata Marni Feuerman, psikoterapis berlisensi asal Amerika Serikat (AS), kepada Reader’s Digest. Jika Anda hanya menyimpan sendiri hal-hal yang dialami sehari-hari, tak dibagi dengan pasangan, ini bisa menciptakan jarak dan diskoneksi pada pernikahan Anda. Ini bisa membuat rasa sayang berkurang.

Sama halnya jika satu pihak saja yang mendominasi percakapan dan pihak lainnya hanya mendengarkan. Ingat, komunikasi yang baik adalah tak hanya mendengarkan, tapi juga mengerti, serta adanya keterbukaan.

Menurut dr. Sepriani Timurtini Limbong dari KlikDokter, keterbukaan adalah hal yang penting dalam sebuah hubungan. Bila Anda lebih senang menyimpan suatu perasaan sendiri dan enggan untuk berbagi atau bercerita pada pasangan, Anda perlu mempertanyakan hubungan yang sedang Anda jalani.

Makin jarang menghabiskan waktu bersama

Memang Anda tak harus selalu bersama pasangan setiap saat, apalagi jika Anda dan pasangan sibuk bekerja. Sah saja jika Anda lebih memilih untuk nonton “maraton” serial favorit, membaca buku sampai ketiduran, kerja lembur, atau hang out tanpa pasangan. Namun, jika aktivitas tersebut Anda lakukan sebagai bentuk dari pengalih perhatian, atau merasa lega saat Anda tidak sedang bersama pasangan, ini bisa menjadi tanda menuju perceraian.

Tidak atau kurang berusaha untuk memperbaiki keadaan

Untuk menyelesaikan atau memperbaiki masalah, pasangan harus sama-sama berusaha untuk menjadikan pernikahan berhasil. Bukan hanya satu pihak saja yang jungkir balik berusaha. Jika Anda tidak atau kurang termotivasi untuk memperbaiki pernikahan, cari tahu apa penyebabnya.

Sering kali, kurangnya motivasi adalah indikasi bahwa sesuatu telah hilang. Ini bukan berarti Anda tak bisa mendapatkannya kembali, tapi Anda harus mendedikasikan diri untuk mencari tahu kenapa Anda (dan pasangan) merasa kecewa atau berbeda.

Pasangan sering selingkuh

Biasanya, perselingkungan merupakan sebuah “gong” dari terjadinya perceraian. Namun, beberapa pasangan bisa pulih dan move on meski pernikahan sempat diwarnai perselingkuhan. Dengan catatan, perselingkuhan ini tidak terjadi berkali-kali.

Seorang peselingkuh berantai (alias serial cheater) yang berkali-kali selingkuh biasanya cenderung memiliki masalah yang tak bisa Anda perbaiki.

Satu-satunya cara untuk mengatasi pengkhianatan seperti ini - secara fisik atau emosi - adalah mendapatkan lagi kepercayaan dengan tak lagi selingkuh. Jika ini adalah sebuah pola perilaku, maka akan sulit untuk mendapatkan kembali kepercayaan yang hilang.

“Saling percaya merupakan fondasi dalam sebuah hubungan. Sekali saja ada kebohongan, maka akan sulit untuk merasa percaya pada pasangan. Bila tidak ada lagi rasa saling percaya, suatu hubungan akan sulit untuk terus berjalan,” kata dr. Sepriani.

Keintiman berkurang

Kurangnya chemistry juga merupakan salah satu tanda Anda dan pasangan bisa berakhir pada perceraian. Memang ada periode keintiman dengan pasangan berkurang, misalnya jika sibuk dengan anak atau pekerjaan. Namun, jika Anda dan pasangan tak lagi intim dan ini terjadi secara konsisten, cari tahu apa yang mendasarinya. Bahkan, masalah lebih besar jika salah satu ingin berhubungan seks, tapi pihak lain tak menginginkannya.

Perbedaan nilai dan prinsip hidup

Nilai-nilai dan prinsip hidup seseorang dipengaruhi berbagai faktor. Anda dan pasangan mungkin punya nilai dan prinsip hidup yang berbeda. Namun, jika perbedaan ini begitu jauh sehingga tak lagi bisa berjalan beriringan atau ditoleransi, bisa jadi ia bukan orang yang tepat.

Konflik rumah tangga layaknya sebuah tes. Jika bisa diatasi, pernikahan bisa makin kuat, tapi bila tidak, pernikahan Anda bisa berada di ujung tanduk dan mungkin berakhir pada perceraian. Karenanya, kenali tanda-tanda kondisi ini. Jika Anda dan pasangan masih saling cinta, baiknya sama-sama berjuang untuk memperbaiki berbagai masalah dalam berumah tangga, bila perlu ajak pasangan ke konsultan pernikahan. Jika sudah tak lagi bisa diperbaiki, atau jika salah satu keduanya sama-sama merasa depresi dalam tali pernikahan, opsi perceraian bisa Anda diskusikan dengan pasangan.

(RN/ RVS)

PerceraianRelationshipPerkawinanEmosiPernikahan

Konsultasi Dokter Terkait