Kesehatan Mental

Risiko Gangguan Mental Akibat Efek Samping Dopamine

Tri Yuniwati Lestari, 20 Feb 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Kekurangan atau kelebihan kadar dopamine di otak berhubungan erat dengan risiko gangguan kesehatan mental. Simak fakta selengkapnya lewat ulasan medis berikut ini!

Risiko Gangguan Mental Akibat Efek Samping Dopamine

Dopamine adalah neurotransmitter otak, yang berfungsi sebagai penyampai pesan dari satu saraf ke saraf lainnya. Fungsi senyawa ini berpusat di sekitar area kesenangan dan penghargaan diri.

Akibat satu dan lain hal, Anda mungkin saja mengalami efek samping dopamin. Risiko kondisi ini bisa meningkat apabila tubuh Anda kelebihan dan kekurangan senyawa tersebut. 

Faktanya, kelebihan atau kekurangan dopamine berkaitan dengan masalah kesehatan mental berikut ini:

1. Skizofrenia

Melansir Very Well, dopamin berperan dalam gangguan kejiwaan, seperti skizofrenia. Neurotransmitter lain, termasuk GABA dan glutamat, juga mungkin memainkan peran pada gangguan kejiwaan ini. 

Memiliki tingkat dopamin yang rendah dapat membuat Anda kurang termotivasi dan bersemangat dalam melakukan kegiatan. Hal ini ternyata berkaitan dengan beberapa penyakit mental, termasuk skizofrenia.

2. Gangguan Depresi Mayor

Dijelaskan oleh dr. Muhammad Iqbal Ramadhan, tingkat dopamin yang rendah telah dikaitkan dengan beberapa gejala depresi berat, termasuk kurangnya minat dan motivasi. 

“Dopamin yang rendah di dalam otak akan menimbulkan beberapa gangguan mental, seperti stres dan depresi,” ucap dr. M. Iqbal.

3. Gangguan Bipolar

Aktivitas dopamin tinggi dan rendah dipercaya terlibat dalam gangguan bipolar. Tingkat dopamin yang tinggi pada penderita bipolar berhubungan dengan fase manik.

Sementara itu, tingkat dopamin rendah pada penderita kondisi tersebut berkaitan dengan fase depresi.

4. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)

ADHD membuat penderitanya kesulitan untuk memusatkan perhatian. Kondisi ini pun bisa menyebabkan gangguan memori, dan perilaku impulsif maupun hiperaktif. 

Keadaan ADHD diyakini berkaitan dengan aktivitas dopamin yang rendah di otak. Tidak heran, gangguan mental tersebut sering diobati dengan stimulan atau antidepresan yang bertujuan untuk meningkatkan produksi dopamin di otak.

Artikel Lainnya: Benarkah Probiotik Mampu Atasi Gejala Depresi?

5. Gangguan Obsesif Kompulsif (OCD)

Dopamin, bersama dengan serotonin dan glutamat, dipercaya berkaitan dengan gangguan obsesif kompulsif (OCD). 

OCD diartikan sebagai gangguan perilaku yang membuat penderita tidak memiliki kontrol atas pikiran dan perilakunya. Penderita kondisi tersebut cenderung berpikir obsesif dan berperilau kompulsif.

6. Binge Eating Disorder (BED)

Binge eating disorder (BED) adalah perilaku mengonsumsi makanan berlebihan yang umumnya disokong oleh kebutuhan untuk menenangkan emosi negatif. 

Orang dengan binge eating disorder konon memiliki kadar dopamin yang rendah. Guna meningkatkan kadar senyawa tersebut agar merasa lebih bahagia, mereka meyakini bahwa dirinya mesti makan dalam jumlah yang sangat banyak.

Apabila Anda merasa mengalami satu atau lebih kondisi di atas, jangan tunda untuk segera kontrol ke dokter. Hal ini bertujuan untuk memastikan diagnosis, dan mengetahui pengobatan yang paling tepat untuk mengatasi keluhan.

Jika ingin tahu lebih lanjut mengenai masalah kesehatan lainnya, Anda bisa berkonsultasi secara daring kepada dokter melalui LiveChat 24 jam atau aplikasi KlikDokter.

(NB/AYU)

Referensi:

  • Very Well. Diakses 2022. What Is Dopamine? Neurotransmitter Linked to Attention and Movement
  • Very Well. Diakses 2022. Can You Be Addicted to Dopamine?
  • Health Direct. Diakses 2022. Dopamine
  • Wawancara dr. Muhammad Iqbal Ramadhan

 

Kecemasankesehatan mentalDopamine

Konsultasi Dokter Terkait