Kesehatan Mental

Tentang Memilih Gaya Hidup Selibat

Hidup selibat, tanpa hubungan seksual atau perkawinan, dipilih oleh beberapa orang. Keputusan ini dipengaruhi oleh pertimbangan psikologis dan nilai-nilai personal. berikut penjelasan psikologisnya.

Tentang Memilih Gaya Hidup Selibat

Hidup selibat, atau menjalani kehidupan tanpa melakukan hubungan seksual atau perkawinan, adalah pilihan yang diambil sejumlah orang. Kondisi ini mungkin tampak tidak biasa bagi masyarakat yang menekankan pentingnya hubungan seksual dan perkawinan.

Keputusan hidup selibat didasari oleh banyak pertimbangan dan faktor, salah satunya kesejahteraan psikologis dan nilai yang dianut. Tim redaksi KlikDokter berdiskusi dengan Psikolog Iswan Saputro tentang pilihan hidup selibat dan penjelasan psikologis dibaliknya.

Artikel lainnya: Tips Menjalin Hubungan dengan Single Mom Supaya Langgeng

Hidup Selibat sebagai Pilihan Hidup

Hidup selibat secara sederhana adalah keputusan untuk tidak melakukan hubungan seksual atau perkawinan. Namun, penting untuk diingat bahwa keputusan ini sangat personal dan bervariasi.

Misalnya, beberapa orang memutuskan untuk hidup selibat secara permanen, sementara beberapa orang lain memilih untuk melakukannya dalam periode waktu tertentu.

Motivasi seseorang memilih hidup selibat, seperti sedang melakukan pelayanan agama, selama masa studi, atau penyembuhan diri. Berikut alasan-alasan seseorang memilih hidup selibat:

1. Agama dan spiritualitas

Proses meningkatkan spiritualitas melalui praktik agama tertentu dapat menjadi motivasi seseorang untuk tidak melakukan hubungan seksual.

2. Karir atau dedikasi pada profesi

Dedikasi terhadap profesi atau karir dapat membuat seseorang tidak memprioritaskan hubungan seksual dan memilih hidup selibat, misalnya anggota biara, imam, atau biksu yang mendedikasikan hidupnya pada pelayanan agama.

3. Kesehatan fisik

Alasan menjaga dan memprioritaskan kesehatan fisik menjadi salah satu alasan seseorang memilih hidup selibat untuk menghindari risiko infeksi menular seksual (IMS), kehamilan tidak diinginkan (KTD), dan sebagainya.

4. Gaya hidup 

Hidup selibat dinilai sebagai salah satu gaya hidup yang fokus pada pengembangan diri dan mendekatkan pada tujuan yang diyakini dapat lebih cepat tercapai dengan cara ini.

5. Pengalaman traumatik 

Pengalaman negatif masa lalu dapat mendorong seseorang memilih hidup selibat untuk menjaga kesehatan mental dari pemicu (trigger) yang ditemui jika melakukan hubungan seksual.

Artikel lainnya: Tetap Bahagia Meskipun Jomblo, Ini Caranya

Manfaat Hidup Selibat

Setiap pilihan hidup diikuti dengan manfaat yang dirasakan. Berikut manfaat hidup selibat yang dapat dirasakan:

1. Ketenangan batin

Tidak menjadikan hubungan seksual atau perkawinan sebagai sebuah pencapaian atau keharusan dapat membuat seseorang merasa lebih tenang dari ekspektasi sosial.

2. Pengembangan spiritualitas

Hidup selibat atas dasar keyakinan beragama dapat membawa seseorang menjalani perjalanan spiritual lebih intim dengan Tuhan.

3. Kesehatan fisik

Hidup selibat dapat menjaga seseorang dari risiko penyakit atau kerugian yang berkaitan dengan hubungan seksual.

Artikel lainnya: Ini Manfaat Sehat Menjadi Lajang

Konsekuensi dari Hidup Selibat

Memilih hidup selibat juga diikuti dengan tantangan yang mungkin dialami, seperti:

1. Kesepian

Bagi beberapa orang hubungan seksual dapat menjadi cara untuk terhubung dan menguatkan intimasi dengan orang lain. Namun, hidup selibat dapat meningkatkan risiko munculnya perasaan terisolasi dan kesepian.

2. Tekanan sosial

Pilihan hidup selibat yang personal belum tentu mendapatkan penerimaan dari lingkungan sosial dan budaya. Berdamai dengan ekspektasi sosial akan menjadi hal yang penting.

3. Konflik intrapersonal

Perdebatan dengan diri sendiri mungkin dapat muncul ketika seseorang memilih hidup selibat. Hal ini dapat memicu kecemasan dan rasa sedih.

Artikel lainnya: Mengenal Casual Relationship, Manfaat, dan Aturannya

Hidup selibat adalah pilihan yang diambil dengan ragam alasan, motivasi, dan konsekuensi yang dapat dirasakan. Perlu melakukan pertimbangan yang matang dan kesadaran untuk menjalani hidup selibat.

Konsekuensi psikologis dari hidup selibat dapat diminimalisir dan diatasi dengan sadar dan mau untuk mencari bantuan profesional. Hal ini penting untuk menjaga kesehatan mental selama menjalani hidup selibat.

Jika Kamu ada pertanyaan seputar tema diatas gunakan layanan Tanya Dokter untuk chat dengan psikolog dan jangan lupa buatlah jadwal konsultasi secara offline dengan psikolog di fitur Temu Dokter.

Yuk, download aplikasi KlikDokter sekarang juga dan belanja keperluan kesehatan lainnya di KALStore. Jangan lupa untuk #JagaSehatmu selalu.