Masalah Pencernaan

Sembelit (Konstipasi)

dr. Sara Elise Wijono MRes., 21 Mar 2024

Ditinjau Oleh dr. Sara Elise Wijono MRes.

Sembelit atau konstipasi adalah gangguan pada sistem pencernaan seseorang. Berikut pengertian, gejala, penyebab, dan pengobatan sembelit.

Pengertian

Pengertian Sembelit

Konstipasi atau sembelit adalah kondisi di mana buang air besar (BAB) terjadi kurang dari tiga kali dalam satu minggu.

Walaupun konstipasi yang tidak menetap cukup sering terjadi, beberapa individu dapat mengalami konstipasi yang kronis atau berkepanjangan.

Hal ini dapat menyebabkan mengejan yang berlebih saat buang air besar, serta beberapa tanda dan gejala lainnya.

Penanganan konstipasi kronis bergantung pada penyebab yang mendasarinya.

Namun, pada sebagian kasus, tidak ditemukan penyebab yang mendasari terjadinya konstipasi tersebut.

Berikut simak penjelasan lengkap seputar apa itu sembelit.

Artikel Lainnya: Cara Mengatasi Sembelit Setelah Operasi

Penyebab

Penyebab Sembelit

Konstipasi paling sering terjadi apabila kotoran atau feses bergerak sangat lambat di saluran cerna atau tidak dapat dikeluarkan secara efektif dari rektum.

Hal tersebut menyebabkan feses menjadi keras dan kering.

Pada kondisi kronis, beberapa kemungkinan penyebab sembelit adalah:

  • Sumbatan pada usus besar atau rektum

Terdapatnya sumbatan pada usus besar atau rektum dapat memperlambat atau menghentikan gerakan feses.

Penyebab terjadinya sumbatan dapat mencakup fisura (robekan) pada kulit anus, obstruksi usus, kanker usus besar, penyempitan pada usus besar, kanker lain pada abdomen yang mendesak usus, kanker rektum, dan sebagainya.

  • Gangguan persarafan di sekitar usus besar dan rektum

Kelainan neurologis bisa memengaruhi persarafan yang menyebabkan kontraksi otot pada usus besar dan gerakan feses melalui usus.

Hal ini dapat disebabkan oleh stroke, cedera saraf tulang belakang, dan beberapa kelainan neurologis lainnya.

  • Gangguan pada otot yang terlibat dalam buang air besar

Gangguan pada otot dasar panggul yang berperan pada gerakan usus dapat menyebabkan konstipasi kronis.

Masalah ini dapat mencakup kesulitan relaksasi pada otot dasar panggul yang membantu proses buang air besar, kesulitan otot pelvis untuk mengoordinasikan relaksasi dan kontraksi otot, serta meningkatnya kelemahan otot dasar panggul.

  • Kondisi yang memengaruhi hormon di dalam tubuh

Hormon membantu menjaga keseimbangan cairan di dalam tubuh.

Penyakit dan kondisi yang mengganggu keseimbangan hormon bisa sebabkan konstipasi, termasuk diabetes, hiperparatiroidisme, dan hipotiroidisme.

Beberapa faktor dikaitkan dengan peningkatan risiko konstipasi kronis, termasuk:

  • usia yang lebih tua
  • jenis kelamin wanita
  • mengalami dehidrasi
  • mengonsumsi diet yang rendah serat
  • aktivitas fisik yang terbatas atau tidak sama sekali
  • mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti sedatif, narkotika, dan sebagainya

Artikel Lainnya: Daftar Makanan yang Bisa Menyebabkan dan Memperparah Sembelit

Gejala

Penyakit Sembelit Konstipasi (Kittisak Jirasittichai/Shutterstock)

Tanda dan gejala sembelit kronis yang umum dikeluhkan antara lain adalah:

  • frekuensi buang air besar kurang dari tiga kali dalam satu minggu
  • feses yang keras
  • mengejan saat buang air besar
  • merasa adanya hambatan di rektum yang mempersulit buang air besar
  • merasa sulit atau nyeri saat buang air besar
  • merasa tidak dapat mengosongkan kotoran dari rektum
  • membutuhkan bantuan untuk mengosongkan rektum, seperti menggunakan tangan untuk menekan abdomen atau jari untuk mengeluarkan feses dari rektum

Konstipasi dapat dianggap sebagai konstipasi kronis apabila seseorang mengalami dua atau lebih dari gejala di atas selama setidaknya tiga bulan terakhir.

Diagnosis

Diagnosis Penyakit Sembelit/Konstipasi

Dokter dapat menentukan diagnosis konstipasi dengan melakukan wawancara medis yang mendetail, pemeriksaan fisik secara langsung, pemeriksaan rektum dengan jari, dan beberapa pemeriksaan penunjang.

  • Wawancara Medis

Beberapa hal yang mungkin ditanyakan dokter saat Anda mengeluhkan kondisi sembelit, misalnya pola BAB (frekuensi, bentuk kotoran, adanya darah, dll), lama keluhan, kebiasaan harian (pola makan, aktivitas fisik, konsumsi obat/suplemen).

Dokter juga akan mencari tahu apakah ada riwayat penyakit tertentu, seperti riwayat pembedahan usus, serta penurunan atau kenaikan BB.

  • Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik yang mungkin dilakukan adalah pemeriksaan pada perut, seperti adakah bengkak, nyeri saat ditekan, benjolan pada perut, juga penggunaan stetoskop untuk mendengarkan suara usus.

Selain itu, pemeriksaan sembelit dapat dilakukan pemeriksaan rektal. Dokter akan menggunakan sarung tangan dan memasukkan jari ke dalam anus untuk mengecek apakah ada kotoran, kotoran keras atau tidak, dsb.

Artikel Lainnya: Mengapa Orang Diabetes Sering Sembelit?

  • Pemeriksaan Penunjang

Contoh pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah:

  • Pemeriksaan darah

Dokter akan mengamati adanya kondisi sistemik, seperti kadar hormon tiroid yang rendah.

  • Pemeriksaan rektum dan usus besar bagian bawah (sigmoidoskopi)

Pada prosedur ini, dokter menggunakan tuba tipis dan fleksibel yang disertai kamera.

Lalu, tuba dimasukkan ke dalam anus untuk memeriksa kondisi rektum dan usus bagian bawah.

  • Pemeriksaan rektum dan seluruh usus besar (kolonoskopi)

Pada prosedur diagnostik ini, dokter menggunakan tuba tipis dan fleksibel yang disertai kamera.

Tuba lalu dimasukkan ke dalam anus untuk memeriksa rektum dan seluruh usus besar.

  • Pemeriksaan fungsi otot sfingter anus (manometri anorektal)

Pada prosedur ini, dokter memasukkan tuba tipis dan fleksibel ke dalam anus, serta menggembungkan balon kecil di ujung tuba.

Lalu, alat ini ditarik ke luar. Prosedur ini membantu dokter mengukur koordinasi otot yang digunakan untuk pergerakan usus.

  • Pemeriksaan kecepatan otot sfingter anus (pemeriksaan ekspulsi balon)

Pemeriksaan ini sering kali dilakukan bersamaan dengan manometri anorektal, dan berguna untuk mengukur waktu yang dibutuhkan untuk mendorong balon yang terisi air dan diletakkan di rektum.

  • Pemeriksaan pergerakan makanan melalui usus besar (uji transit kolon)

Pada prosedur ini, pasien mengonsumsi kapsul yang mengandung zat pewarna atau alat rekam.

Perjalanan kapsul melalui saluran cerna akan direkam selama beberapa hari dan terlihat pada pemeriksaan sinar X.

  • Pemeriksaan sinar X dalam rektum selama proses defekasi atau buang air besar (defekografi)

Pada prosedur ini, dokter memasukkan zat berisi barium ke dalam rektum, yang dapat dikeluarkan melalui rektum sama seperti feses.

Barium dapat tampak pada pemeriksaan sinar X, yang dapat menunjukkan adanya masalah pada fungsi atau koordinasi otot.

  • Magnetic Resonance Imaging(MRI)

Pada prosedur ini, dokter memasukkan gel kontras ke dalam rektum, yang dapat dikeluarkan melalui rektum sama seperti feses.

Pemeriksaan MRI dilakukan untuk memvisualisasi fungsi dari otot-otot defekasi.

Pemeriksaan ini juga dapat membantu menentukan diagnosis adanya masalah yang dapat menyebabkan konstipasi 

Artikel Lainnya: Fakta dan Mitos Seputar Sulit BAB

Pengobatan

Pengobatan Sembelit/Konstipasi

Ada beberapa cara mengatasi sembelit yang disarankan medis, yaitu:

  • Perubahan Diet dan Gaya Hidup

Penanganan konstipasi kronis umumnya dimulai dari perubahan diet dan gaya hidup.

Tujuannya untuk meningkatkan kecepatan pergerakan feses melalui usus.

Dokter dapat merekomendasikan beberapa perubahan gaya hidup untuk membantu mengatasi konstipasi, yakni:

  • Meningkatkan konsumsi serat. Menambahkan serat pada diet dapat meningkatkan massa feses dan mempercepat perjalanannya melalui usus. Tingkatkan konsumsi buah-buahan, sayur-sayuran, roti, dan sereal kaya serat.
  • Melakukan aktivitas fisik secara rutin. Aktivitas fisik dapat meningkatkan aktivitas otot pada usus bila dilakukan secara rutin.
  • Hindari menahan buang air besar. Alokasikan waktu untuk melakukan buang air besar tanpa gangguan dan tanpa merasa terburu-buru.
  • Melatih otot dasar panggul. Melakukan latihan otot dasar panggul bersama terapis yang terlatih dapat membantu proses buang air besar.

Bila perubahan gaya hidup tidak menunjukkan adanya perbaikan, dokter dapat meresepkan obat-obatan sebagai cara mengatasi sembelit.

Obat yang diberikan biasa adalah pencahar, yang bertujuan melancarkan buang air besar, bergantung dari derajat keparahan keluhan.

Beberapa jenis pencahar wajib dikonsumsi dalam pengawasan dokter.

Khususnya, jenis pencahar yang bekerja dengan menstimulasi usus untuk berkontraksi.

Pencahar jenis ini sebaiknya dikonsumsi hanya dalam jangka pendek.

  • Pembedahan

Pembedahan mungkin diperlukan pada kasus sembelit yang disebabkan oleh sumbatan, khususnya jika cara mengatasi sembelit dengan perubahan gaya hidup dan pemberian obat sudah dicoba namun tidak berhasil mengatasi keluhan konstipasi.

Pada kasus sumbatan, dokter akan membedah untuk membuang penyebab sumbatan (misalnya tumor pada perut yang menekan saluran pencernaan).

Dalam kasus tertentu dimana kerja kolon (usus besar) sudah tidak baik, bagian dari kolon dapat dibuang saat dilakukan pembedahan.

Diskusikanlah bersama dokter untuk menentukan penanganan yang paling sesuai bagi konstipasi kronis yang dialami.

Artikel Lainnya: Anak Sembelit? Ini Cara Mengatasinya

Pencegahan

Pencegahan Sembelit/Konstipasi

Beberapa hal dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya konstipasi kronis, termasuk:

  • Mengonsumsi diet yang mencakup makanan kaya serat, seperti kacang-kacangan, sayur-sayuran, buah-buahan, sereal, dan sebagainya.
  • Mengonsumsi cairan dalam jumlah yang cukup.
  • Memastikan tubuh tetap aktif dengan melakukan aktivitas fisik atau olahraga secara rutin.
  • Melakukan manajemen stres yang baik.
  • Tidak menahan buang air besar.
  • Mencoba mengatur jadwal buang air besar secara rutin.
  • Memastikan bahwa anak yang sudah mengonsumsi makanan padat mendapatkan serat yang cukup dalam diet sehari-hari.

Komplikasi

Komplikasi Sembelit/Konstipasi

Sembelit, khususnya jika dibiarkan berkepanjangan, dapat menimbulkan komplikasi. Contohnya adalah:

  • Wasir/Hemoroid

Wasir merupakan salah satu penyebab utama munculnya keluhan benjolan pada anus.

Benjolan ini disebabkan oleh pembengkakan pembuluh darah vena pada anus.

BAB yang keras dan kebiasaan mengejan dapat menyebabkan pembengkakan tersebut.

  • Fisura Ani dan Perdarahan Rektum

Fisura ani adalah luka robekan pada anus. Adanya luka juga dapat menyebabkan perdarahan, sehingga dapat menimbulkan keluhan BAB berwarna kemerahan.

BAB yang keras pada sembelit dapat menimbulkan luka tersebut.

  • Prolaps Rektum

Prolaps rektum adalah kondisi usus besar menonjol keluar dari area rektum. Kebiasaan mengejan dapat menyebabkan kondisi ini.

  • Impaksi Feses

Kondisi impaksi feses adalah sumbatan pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh kotoran yang keras dan kering.

Dalam kondisi ini, kotoran yang menyumbat tidak dapat dikeluarkan secara alami.

Dapatkan informasi lainnya seputar penyakit dan pengobatan di aplikasi KlikDokter.

(HNS/AYU)