Masalah Reproduksi Wanita

PCOS

Tim Medis Klikdokter, 18 Jul 2022

Ditinjau Oleh

Icon ShareBagikan
Icon Like

Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) adalah gejala pada indung telur dan proses pelepasan sel telur. Ini penyebab, gejala, dan pengobatannya.

PCOS

Dokter spesialis

Dokter spesialis kebidanan dan kandungan (SpOG)

Gejala

Haid tidak teratur, jerawatan, kelebihan berat badan, pertumbuhan rambut berlebih

Faktor risiko

Ibu/saudara kandung memiliki PCOS, obesitas, resistensi insulin, diabetes

Cara diagnosis

Anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan darah, USG

Pengobatan

Perubahan gaya hidup, obat-obatan, pembedahan

Obat

Pil KB, metformin, clomiphene

Komplikasi

Diabetes tipe 2, hipertensi, kanker rahim, infertilitas

Kapan harus ke dokter?

Haid tidak teratur (khususnya tiga siklus haid berturut-turut) disertai jerawat, pertumbuhan rambut berlebih, dan kenaikan berat badan


Pengertian

Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) adalah sindrom atau kumpulan gejala yang menyerang indung telur (ovarium) dan proses pelepasan sel telur (ovulasi).

Penderita PCOS memiliki tiga hal di dalam tubuhnya, yaitu banyak kista pada ovarium, kadar hormon laki-laki lebih tinggi, dan siklus menstruasi yang tidak reguler atau bolong-bolong.

Banyak kista yang timbul pada ovarium sebenarnya adalah folikel yang mengandung sel telur yang belum matang.

Sel-sel telur tersebut tidak pernah menjadi matang sehingga tidak merangsang ovulasi.

Penderita sindrom ovarium polikistik mengalami ketidakseimbangan hormon karena memiliki kadar hormon pria lebih tinggi dari normalnya.

Hal ini menyebabkan wanita tidak mengalami menstruasi dan sulit untuk hamil atau bahkan infertilitas.

Penderita PCOS memiliki risiko lebih besar melahirkan bayi prematur, keguguran, hipertensi, dan diabetes kehamilan.

PCOS biasanya diderita wanita usia subur (15-44 tahun). Hampir 70 persen dari semua yang memiliki penyakit ini tidak terdiagnosis.

Dalam jangka panjang, gangguan kesehatan ini dapat menyebabkan masalah kesehatan, seperti diabetes, penyakit jantung, stroke, kanker endometrium, dan depresi.

Penyebab

Sebenarnya, penyebab pasti kondisi ini belum diketahui. Namun, terdapat teori beberapa faktor yang mungkin menyebabkan PCOS, yakni:

Genetik

Penyakit sindrom ovarium polikistik terjadi di dalam keluarga. Banyak gen yang memengaruhi kondisi ini.

Resistensi Insulin

Hampir 70 persen penderita PCOS mengalami resistensi insulin. Hal ini membuat tubuh memproduksi lebih banyak insulin.

Akibatnya, ovarium juga memproduksi hormon laki-laki lebih banyak. Orang yang obesitas biasanya juga mengalami resistensi insulin.

Peradangan

Penderita PCOS biasanya memiliki kadar peradangan yang tinggi. Peradangan juga membuat produksi hormon laki-laki meningkat. Kondisi ini mencegah ovarium untuk membuat hormon dan memproduksi sel telur secara normal.

Artikel Lainnya: Hal tentang PCOS yang Perlu Diketahui Wanita

Faktor Risiko

Ada beberapa faktor yang bisa mencetuskan penyakit PCOS, yakni:

Gejala

Adapun beberapa gejala PCOS adalah sebagai berikut:

  • siklus menstruasi yang tidak teratur
  • menstruasi berat atau perdarahan banyak
  • pertumbuhan rambut atau bulu pada wajah, punggung, perut, dan dada
  • jerawat pada wajah, dada, dan punggung atas
  • kenaikan berat badan hingga obesitas
  • kebotakan
  • kulit yang menghitam pada lipatan tubuh, seperti leher, selangkangan, dan bawah payudara
  • sakit kepala
  • sulit hamil

Jika Anda mengalami gejala-gejala di atas, jangan segan berkonsultasi dengan dokter melalui fitur Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter.

Diagnosis

Untuk menegakkan diagnosis PCOS, beberapa pemeriksaan yang diperlukan adalah:

Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik

Dokter memeriksa riwayat dan siklus haid. Dokter juga akan mengecek gejala khas PCOS, seperti jerawat, tumbuhnya rambut, dan kenaikan berat badan.

Pemeriksaan Darah

Pemeriksaan darah diperlukan untuk mengetahui kadar hormon laki-laki, insulin, dan kolesterol.

USG

Sementara itu, pemeriksaan ultrasonografi (USG) ditujukan untuk mencari folikel yang tidak normal pada ovarium.

Dokter akan mendiagnosis polycystic ovary syndrome jika terdapat dua dari tiga masalah PCOS, yaitu banyak kista pada ovarium, kadar hormon laki-laki lebih tinggi, dan siklus menstruasi yang tidak teratur.

Artikel Lainnya: Mitos Seputar Penyakit PCOS yang Tak Boleh Anda Percaya

Pengobatan

Ada beberapa terapi dan cara pengobatan PCOS yang biasanya diterapkan. Berikut penjelasannya.

Perubahan Gaya Hidup

Pengobatan sindrom ovarium polikistik biasanya diawali dengan perubahan gaya hidup, yang meliputi penurunan berat badan, diet sehat, dan olahraga.

Menurunkan 5-10 persen berat badan sudah dapat membuat siklus menstruasi menjadi lebih teratur, menurunkan insulin, risiko diabetes, dan penyakit jantung.

Obat-obatan

Penggunaan pil KB dapat membuat hormon tubuh menjadi seimbang. Hal ini akan merangsang ovulasi serta menghilangkan gejala, seperti penumbuhan rambut berlebih dan melindungi tubuh dari kanker endometrium.

Penggunaan metformin (obat diabetes) dapat memperbaiki kadar insulin sehingga mengobati PCOS. Obat fertilitas, yaitu clomiphene dapat membantu penderita untuk hamil. Namun, risiko untuk mendapatkan bayi kembar meningkat.

Pembedahan

Pembedahan dapat menjadi pilihan jika pengobatan lain tidak berfungsi. Salah satunya dengan prosedur ovarian drilling.

Pada prosedur ini, dokter akan membuat beberapa lubang kecil pada ovarium dengan menggunakan laser atau jarum tipis yang panas demi mengembalikan fungsi normal ovulasi.

Kondisi PCOS umumnya ditangani oleh dokter spesialis kebidanan dan kandungan (SpOG).

Obat Terkait

Artikel Lainnya: Mengenal Perbedaan PCOS dan PCOD pada Wanita

Pencegahan

Secara umum, tidak ada cara pasti untuk mencegah PCOS. Namun, pola hidup sehat dapat membantu mengurangi risiko terkena kondisi ini, sekaligus mengurangi keparahan gejala.

Hal yang dapat Anda lakukan adalah:

  • pola makan bergizi seimbang
  • aktivitas fisik (olahraga) rutin
  • menjaga BB dalam rentang ideal

Komplikasi

Penyakit PCOS yang tidak ditangani berisiko komplikasi yang serius, seperti:

  • diabetes tipe 2
  • tekanan darah tinggi (hipertensi)
  • masalah jantung dan pembuluh darah
  • hyperplasia endometrium (penebalan lapisan endometrium pada rahim)
  • kanker rahim
  • infertilitas
  • gangguan tidur (seperti sleep apnea)
  • depresi
  • kecemasan

Kapan Harus ke Dokter?

Jika ada keluhan khas, seperti haid tidak teratur (khususnya pada tiga siklus haid berturut-turut) yang disertai munculnya jerawat, pertumbuhan rambut berlebihan, dan kenaikan berat badan, segera periksakan ke dokter.

(HNS/AYU)

Terakhir Diperbaharui: 29 Januari 2022

Diperbaharui: dr. Sara Elise Wijono, M. Res.

Ditinjau oleh: dr. Sara Elise Wijono, M. Res.

Referensi:

  • Hopkins Medicine.org. Diakses Januari 2022. Polycystic Ovary Syndrome.
  • Cleveland Clinic.org. Diakses Januari 2022. Polycystic Ovary Syndrome.
  • CDC.gov. Diakses Januari 2022. Diabetes Basics PCOS.
  • PCOG.org. Diakses Januari 2022. Polycystic Ovary Syndrome

Konsultasi Dokter Terkait