Menu
KlikDokter
Icon Search
Icon LocationTambah Lokasi KamuIcon Arrow
Masalah Infeksi

Bisul

Tim Medis Klikdokter, 30 Mar 2022

Ditinjau Oleh

Icon ShareBagikan
Icon Like

Bisul (furunkel) adalah infeksi bakteri yang memicu peradangan di dalam folikel rambut (lubang tempat rambut tumbuh).

Bisul

Pengertian Bisul

Bisul (furunkel) adalah infeksi bakteri yang memicu peradangan di dalam folikel rambut (lubang tempat rambut tumbuh). Pada awalnya, kulit di daerah infeksi menjadi merah dan muncul benjolan. Setelah empat sampai tujuh hari, benjolan tersebut mulai berisi nanah dan terasa sakit.

Bisul biasanya muncul pada area kulit yang memiliki rambut, sering berkeringat, dan bergesekan seperti leher, wajah, ketiak, bokong, dan paha. Namun, tidak menutup kemungkinan bisul muncul di permukaan.

Artikel Lainnya: 5 Penyebab Munculnya Bisul di Kepala dan Cara Mengatasinya

Gejala Bisul

Bisul berawal dari benjolan berukuran kecil yang keras, berwarna merah, dan terasa nyeri. Beberapa hari kemudian, benjolan melunak lalu membesar, dan nyerinya pun bertambah. Tidak lama, kantong nanah akan terbentuk di puncak benjolan.

Bisul atau furunkel jarang memerlukan penanganan medis karena bisa sembuh dengan sendirinya. Namun, jika kondisi bertambah parah, Anda perlu memeriksakan diri ke dokter. Gejala bisul adalah sebagai berikut:

  • Demam
  • Benjolan terus membesar dan gejala bisul terasa sakit
  • Berjumlah lebih dari satu buah di area yang sama, dikenal dengan istilah bisul sabut
  • Kelenjar getah bening membengkak
  • Bisul tak kunjung kering
  • Memiliki masalah dengan sistem kekebalan tubuh, atau dalam pengobatan yang mengganggu sistem kekebalan tubuh dan menimbulkan bisu

Artikel Lainnya: Muncul Bisul di Vagina, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Penyebab Bisul

Penyebab bisul yang paling sering adalah infeksi bakteri Staphylococcus aureus pada kulit, bagian hidung dan tenggorokan. Kulit adalah pertahanan paling luar tubuh dari benda asing seperti bakteri, kotoran, ataupun kuman penyebab infeksi bahkan tanpa gejala sekalipun. Perlukaan pada kulit atau gigitan serangga menjadi gerbang masuk bakteri dan gejala infeksi baru terlihat bila kuman masuk hingga folikel rambut.

Beberapa bisul juga dapat disebabkan oleh infeksi dari folikel rambut yang tumbuh ke dalam sehingga akan menyebabkan kulit infeksi dan gangguan sistem imun tubuh. Bila terjadi kondisi ini, selanjutnya tubuh akan merespon infeksi dengan munculnya pus (nanah).

Kondisi bisul dapat terjadi pada setiap orang. Biasanya terjadi pada remaja karena tingginya jumlah aktivitas dan produksi keringat serta paparan bakteri dari lingkungan tempat beraktivitas. Selain itu, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda terkena bisul, salah satunya orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah. Berikut beberapa penyebab lain yang membuat Anda rentan terkena bisul yaitu:

  • Melakukan kontak langsung dengan penderita, misalnya karena tinggal serumah
  • Tidak menjaga kebersihan, baik kebersihan pribadi maupun lingkungan
  • Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya karena menderita HIV, menjalani kemoterapi, atau menderita diabetes
  • Tidak memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh dengan baik atau menderita obesitas
  • Terpapar senyawa kimia berbahaya yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit
  • Mengalami masalah kulit, misalnya kulit berjerawat dan eksim

Diagnosis Bisul

Furunkel umumnya dapat sembuh sendiri tanpa perawatan medis. Namun, Anda harus segera memeriksa diri ke dokter apabila memiliki kondisi bisul berikut:

  • Muncul di wajah, hidung, atau tulang belakang. Ini bisa memicu terjadinya komplikasi
  • Membesar hingga berukuran diameter lebih dari 5 cm
  • Tidak sembuh dalam 14 hari

Anda juga disarankan untuk berkonsultasi ke dokter apabila muncul bisul sabut, atau merasakan gejala bisul tambahan seperti demam.

Dokter biasanya mendiagnosis bisul hanya dengan melihat kondisi kulit pasien.

Jika infeksi tersebut berulang atau tidak teratasi dengan pengobatan yang sebelumnya diberikan, dokter akan menyarankan pemeriksaan penunjang berupa tes darah di laboratorium.

Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan antibiotik yang tepat untuk melawan bakteri penyebab bisul.

Artikel Lainnya: Waspada, Ini Penyebab Bisul pada Penderita Diabetes

Pengobatan Bisul

Kebanyakan kasus bisul dapat sembuh dengan sendirinya dan dapat diatasi dengan perawatan mandiri di rumah. Namun, beberapa kasus lainnya memerlukan penanganan dari dokter.

1. Perawatan Mandiri

Salah satu cara mempercepat proses penyembuhan adalah mengompres bisul dengan kain yang sebelumnya sudah dicelupkan ke dalam air hangat. Lakukan kompres hangat selama 10 menit, tiga sampai empat kali setiap hari.

Suhu panas akan meningkatkan sirkulasi darah di sekitar bisul. Ini membuat akan ada lebih banyak lagi sel darah putih yang dikirimkan sistem kekebalan tubuh untuk membantu penyembuhan.

Artikel Lainnya: Bawang Putih Ampuh Mengobati Bisul, Ini Penjelasan Medisnya

Saat bisul pecah, tutup dengan kasa steril agar infeksi tidak menyebar ke area lain. Setelahnya, pastikan Anda mencuci tangan dengan air hangat dan sabun. Ini akan membantu agar bakteri tidak tersebar ke area lain tubuh atau bahkan ke individu lain.

Jika nyeri yang terasa tidak dapat ditahan, Anda bisa mengonsumsi obat pereda nyeri seperti parasetamol atau ibuprofen.

2. Mengeringkan Bisul

Jika ukuran bisul agak besar dan terasa lunak, berkonsultasilah ke dokter. Ciri-ciri bisurl tersebut biasanya tidak akan pecah dengan sendirinya serta tidak dapat ditangani dengan antibiotik.

Dokter mungkin akan mengeluarkan nanah dengan melakukan pembedahan kecil. Sebelum tindakan dilakukan, area bisul akan dibius lokal agar kebal. Kemudian, bagian puncak bisul akan ditusuk dengan jarum atau pisau bedah yang sudah disterilkan terlebih dulu.

Proses tersebut bertujuan untuk membuat nanah keluar dari bisul sampai tuntas. Nyeri akan mereda dan proses penyembuhan akan dimulai. Tapi jangan pernah memecahkan bisul sendiri, karena hal itu hanya akan membuat infeksi menyebar ke area lain.

Artikel Lainnya: Mengenal Berbagai Pilihan Obat Bisul yang Efektif

3. Antibiotik

Dokter biasanya akan memberikan obat bisul seperti antibiotik, namun jika kondisnya seperti ini:

  • Terjadi bisul sabut
  • Ada demam
  • Terjadi infeksi sekunder, seperti selulitis
  • Lokasi bisul ada di wajah, karena lebih rentan infeksi
  • Anda merasakan sakit dan tidak nyaman

Obat bisul seperti antibiotik yang biasanya diberikan dokter adalah antibiotik berbahan dasar penisilin bernama flucloxacillin. Jika Anda alergi penisilin, alternatifnya bisa mengonsumsi eritromisin dan klaritromisin.

Perlu diperhatikan bahwa antibiotik harus habis dikonsumsi bahkan pada waktu bisul sudah sembuh. Hal tersebut berguna agar penyembuhannya tuntas dan infeksi tidak berulang.

Artikel Lainnya: 10 Bahan Obat Bisul Alami untuk Bantu Kamu Cepat Sembuh

4. Pengobatan Bisul dan Bisul Sabut yang Muncul Berulang

Bisul dan bisul sabut yang berulang kali muncul membutuhkan pengobatan lebih lanjut. Kebanyakan penderita bisul berulang mengalaminya karena mereka adalah pembawa bakteri Staphylococcus aureus.

Jika demikian, pengobatan bisul tertentu harus dilakukan agar bakteri dapat ditumpas secara tuntas.

Pengobatan bergantung pada lokasi bakteri Staphylococcus pada tubuh Anda. Bakteri yang ada di permukaan kulit dapat diatasi dengan menggunakan sabun antibakteri. Jika ditemukan bakteri di dalam hidung, maka Anda perlu menggunakan krem antiseptik selama 10 hari.

Komplikasi Bisul

Berikut ini komplikasi bisul yang dapat terjadi:

1. Bekas Luka

Bisul berukuran besar atau bisul sabut terkadang meninggalkan bekas luka. Bekas luka ini tidak akan hilang sepenuhnya, tetapi seiring berjalannya waktu akan memudar dan tidak akan terlalu terlihat seperti sebelumnya.

Jika Anda khawatir bekas luka akan menganggu penampilan, ada beberapa jenis perawatan yang bisa dilakukan, misalnya:

  • Suntik kortikosteroid yang akan membantu mengempiskan luka parut.
  • Bedah plastik.

Artikel Lainnya: Fakta di Balik Pengobatan Bisul dengan Bawang Putih

Sebagai alternatif, Anda bisa menggunakan kosmetika untuk menyamarkan bekas luka yang ada.

2. Infeksi yang Menyebar

Bakteri yang ada di dalam bisul atau bisul sabut terkadang bisa menyebar ke bagian tubuh lain dan memicu terjadinya infeksi sekunder.Selulitis adalah infeksi sekunder paling umum yang sering dikaitkan dengan bisul dan bisul sabut.

Infeksi sekunder lain yang mungkin timbul adalah:

  • Impetigo – infeksi kulit menular yang bisa menyebabkan luka dan lecet.
  • Sepsis artritis – infeksi sendi.
  • Osteomyelitis – infeksi yang terbentuk di dalam tulang.
  • Endokarditis – infeksi pada lapisan dalam jantung.
  • Keracunan darah – infeksi darah.
  • Abses otak – nanah yang terbentuk di dalam otak.
  • Beberapa infeksi di atas perlu ditangani dengan suntikan antibiotik. Untuk kasus keracunan darah dan abses otak, Anda harus dirawat di ruang rawat intensif (ICU).

3. Trombosis Sinus Kavernosus

Ini adalah komplikasi bisul langka yang dapat mengancam nyawa penderitanya. Berawal dari ketika infeksi memicu penggumpalan darah di ruang belakang kantong mata. Gumpalan darah lantas akan memberikan tekanan pada otak yang dapat mengakibatkan:

  • Sakit kepala.
  • Mata bengkak.
  • Nyeri pada mata.

Apabila tidak segera diberikan pengobatan antibiotik, thrombosis sinus kavernosus bisa berakibat fatal.

Artikel Lainnya: Sering Makan Telur Bisa Sebabkan Bisul, Benarkah?

Pencegahan Bisul

Bisul memang tidak selalu bisa dicegah, tetapi dengan melakukan langkah sederhana berikut dapat menurunkan risiko Anda:

  • Bersihkan kulit dengan teratur menggunakan sabun antibakteri.
  • Selalu bersihkan luka gores, luka terbuka, atau gigitan serangga.
  • Jaga kebersihan luka gores, luka terbuka, dan gigitan serangga dengan menggunakan perban steril sampai luka sembuh.

Menjalankan pola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi dan rutin berolahraga. Ini akan mendongkrak sistem kekebalan tubuh yang akan menurunkan risiko terjadinya infeksi kulit.

Artikel Lainnya: Bisul di Cuping Telinga Bisa Picu Gangguan Pendengaran?

Cara Agar Bisul Tidak Menyebar

Saat Anda menderita bisul, sangatlah penting untuk menjaga agar infeksi tidak menyebar ke bagian lain tubuh dan juga orang lain. Anda bisa melakukannya dengan:

  • Mencuci tangan dengan sabun antibakteri setiap kali habis menyentuh bisul.
  • Mencuci pakaian, seprai, dan handuk dengan suhu tinggi.
  • Menggunakan handuk berbeda untuk area wajah dan badan.
  • Memakai kasa steril untuk menutup luka sampai betul-betul sembuh.
  • Rutin mengganti kasa steril penutup bisul.
  • Memperhatikan penanganan limbah kasa steril. Harus dimasukkan ke dalam plastik dan ditutup rapat sebelum dibuang ke tempat sampah.
  • Hindari sauna, pusat kebugaran, dan kolam renang sampai kondisi kulit sehat kembali.