Menu
KlikDokter
Icon Search
Icon LocationTambah Lokasi KamuIcon Arrow
Masalah Endokrin dan Hormon

Obstruksi Limfatik

dr. Marsita Ayu Lestari, 29 Sep 2023

Ditinjau Oleh

Icon ShareBagikan
Icon Like

Obstruksi limfatik (limfedema) adalah pembengkakan jaringan tubuh akibat sumbatan sistem limfatik (getah bening). Pembengkakan ini dapat terjadi di tubuh manapun, seperti wajah, lengan, dan tungkai.

Obstruksi Limfatik

Obstruksi Limfatik (Limfedema)

Dokter Spesialis

Dokter spesialis bedah, spesialis bedah onkologi, spesialis bedah vaskuler, spesialis bedah plastik, dan spesialis terkait lainnya sesuai kondisi penderita

Gejala

Pembengkakan pada lengan, tangan, tungkai, dan kaki, pembengkakan pada wajah, rongga mulut, payudara, dada, bahu, panggul, selangkangan, dan alat kelamin, gerak sendi terbatas, nyeri pada anggota tubuh yang terkena, terasa berat pada anggota tubuh yang terkena, kesulitan menyesuaikan diri dengan pakaian, kebocoran cairan getah bening dari kulit, kulit bersisik dan menebal, lepuh kecil dan benjolan di kulit

Faktor Risiko

Riwayat keluarga yang mengidap limfedema, operasi pengangkatan payudara, wanita, obesitas, usia tua, rheumatoid arthritis

Cara Diagnosis

Wawancara medis, pemeriksaan fisik

Pengobatan

Bergantung kondisi kesehatan penderita, Terapi obat (OAINS, antibiotik, obat cacing (antihelmintik), Decongestive lymphedema therapy (drainase limfatik manual, perban kompresi, latihan untuk meningkatkan drainase limfatik, perawatan kulit, olahraga ringan), Pembedahan

Obat

Bergantung kondisi kesehatan penderita, Obat terkait: OAINS (ketoprofen), antibiotik (cefazolin, clindamycin), anti helmintik (diethylcarbamazine, ivermectin)

Komplikasi

Selulitis, limfangitis, infeksi bakteri dan jamur, trombosis vena dalam, cemas, depresi

Kapan harus ke dokter?

Gejala dan tandaobstruksi limfatik

Pengertian Obstruksi Limfatik

Obstruksi limfatik atau limfedema adalah penyakit yang ditandai dengan pembengkakan jaringan tubuh akibat sumbatan sistem limfatik (getah bening).

Pembengkakan akibat obstruksi limfatik dapat terjadi di bagian tubuh mana pun, seperti anggota gerak (kaki, tungkai, lengan, dan tangan), wajah, payudara, mapun selangkangan. Kondisi ini dapat bersifat kronis alias menahun.

Selain pembengkakan, obstruksi limfatik juga dapat menimbulkan rasa nyeri dan hilangnya fungsi tubuh. Kondisi ini dapat menurunkan kualitas hidup penderita. 

Artikel Lainnya: 11 Penyebab Kaki Bengkak dan Cara Mengatasinya

Penyebab Obstruksi Limfatik

Sistem limfatik berfungsi melindungi tubuh dari infeksi, menjaga keseimbangan cairan, dan membantu penyerapan dan pengangkutan lemak menuju aliran darah. Kelenjar dan pembuluh getah bening merupakan bagian dari sistem limfatik.

Kelenjar getah bening menyaring cairan yang tersusun oleh sel darah putih, lemak, protein, sisa-sisa sel, bakteri, dan air. Sementara, pembuluh getah bening mengalirkan cairan dari jaringan ke seluruh tubuh. Bila pembuluh ini tersumbat, maka limfedema dapat terjadi.

Penyebab obstruksi limfatik atau limfedema secara garis besar terbagi menjadi dua, yakni:

1. Limfedema Primer

Limfedema primer dapat muncul ketika lahir dan berkembang di kemudian hari. Kondisi ini berhubungan dengan kelainan genetik dalam pembentukan pembuluh getah bening, misalnya penyakit Milroy, penyakit Meige, dan limfedema Tarda.

Penyakit Milroy merupakan limfedema bawaan lahir yang muncul ketika lahir. Sementara, penyakit Meige merupakan limfedema praecox yang muncul pada masa pubertas. Ada pula, limfedema tarda yang dimulai setelah usia 35 tahun.

2. Limfedema Sekunder

Limfedema sekunder dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti:

  • Keganasan (tumor)
  • Pembedahan dan pengobatan radiasi
  • Cedera
  • Infeksi parasit Wuchereria bancrofty (filariasis).

Faktor Risiko Obstruksi Limfatik

Berikut faktor yang meningkatkan risiko obstruksi limfatik:

1. Riwayat keluarga yang mengidap limfedema

Memiliki anggota keluarga dengan limfedema, bisa meningkatkan risiko kamu terkena penyakit yang serupa. Ini berhubungan erat dengan faktor genetik.

2. Operasi pengangkatan payudara (mastektomi)

Operasi pengangkatan payudara dan jaringan getah bening ketiak pada pengobatan kanker payudara berisiko menyebabkan obstruksi limfatik.

3. Obesitas

Penyebab obesitas (kelebihan berat badan) berisiko mengalami limfedema belum diketahui secara pasti. Diduga obesitas berpengaruh pada peradangan sistem limfatik.

4. Wanita

Limfedema sering ditemukan pada wanita, namun penyebabnya belum diketahui secara pasti. Diduga kondisi ini berhubungan dengan hormon seks dan respons imun.

5. Usia tua

Kejadian limfedema semakin meningkat, seiring bertambahnya usia.

6. Rheumatoid arthritis

Rematik (rheumatoid arthritis) berisiko menyebabkan limfedema. Kondisi ini berhubungan dengan peradangan cairan sendi dan produksi getah bening yang berlebihan.

Artikel Lainnya: Leher Membesar? Ini Perbedaan Bengkak pada Kelenjar Getah Bening dan Tiroid

Gejala Obstruksi Limfatik

Ciri obstruksi limfatik adalah limfedema (pembengkakan jaringan). Berikut gejala obstruksi limfatik atau limfedema:

  • Pembengkakan pada kaki, lengan, tangan, dan tungkai
  • Pembengkakan pada wajah, rongga mulut, payudara, dada, bahu, panggul, selangkangan, dan alat kelamin
  • Gerak sendi terbatas karena pembengkakan
  • Nyeri pada anggota tubuh yang terkena
  • Terasa berat pada anggota tubuh yang terkena
  • Kesulitan menyesuaikan diri dengan pakaian
  • Kebocoran cairan getah bening dari kulit (limfore)
  • Kulit bersisik dan menebal (hiperkeratosis)
  • Lepuh kecil dan benjolan di kulit (limfangioma)

Limfedema berkembang melalui 4 tahap, yaitu:

Tahap 0

Anggota gerak tubuh tampak normal, namun pengangkutan getah bening terganggu melalui pemeriksaan pencitraan kelenjar getah bening dengan radioisotop (limfoskintigrafi).

Tahap 1

Pembengkakan akan membaik ketika anggota gerak tubuh diangkat atau ditempatkan ke posisi yanng lebih tinggi.

Tahap 2

Pembengkakan tidak membaik walaupun anggota gerak tubuh sudah diangkat atau ditempatkan ke posisi yanng lebih tinggi.

Tahap 3

Pengerasan pada bagian tubuh yang terkena (deposisi fibroadiposa) dan perubahan kulit.

Artikel Lainnya: Jenis-Jenis Edema atau Pembengkakan pada Tubuh

Diagnosis Obstruksi Limfatik

Dokter akan menentukan diagnosis obstruksi limfatik melalui wawancara medis dan pemeriksaan fisik. Kemudian, dokter akan menanyakan keluhan, riwayat kesehatan penderita (kanker, cedera), riwayat pengobatan (pembedahan, pengangkatan payudara, pengobatan radiasi), dan riwayat keluarga yang mengidap limfedema.

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk menilai tanda-tanda vital, pemeriksaan fisik secara menyeluruh, dan pemeriksaan bagian tubuh yang terkena. Sementara pemeriksaan penunjang disesuaikan dengan hasil wawancara medis dan pemeriksaan fisik.

Berikut pemeriksaan penunjang yang dipertimbangkan:

1. Pemeriksaan Darah

Pemeriksaan hitung darah lengkap perlu dilakukan untuk mengidentifikasi infeksi yang mungkin terjadi.

2. Limfoskintigrafi

Prosedur ini untuk menilai sistem limfatik dengan menyuntikkan pewarna protein radioaktif ke jaringan antara jari pertama dan kedua dari anggota tubuh yang terkena.

3. Ultrasonografi (USG)

Prosedur ini berguna membantu mengidentifikasi penyebab dan perubahan jaringan, sistem limfatik, dan pembuluh darah.

4. Computed tomography (CT) scan

Pemeriksaan ini menghasilkan gambar struktur tubuh secara terperinci dengan menggunakan teknologi sinar-X. Prosedur ini untuk mengidentifikasi sumbatan sistem limfatik dan pembengkakan jaringan lunak.

5. Magnetic resonance imaging (MRI)

Prosedur ini untuk mengidentifikasi pembengkakan jaringan lunak dengan keakuratan yang baik. Prosedur ini menggunakan medan magnet dan gelombang radio.

Pengobatan Obstruksi Limfatik

Cara mengobati obstruksi limfatik atau limfedema adalah dokter spesialis bedah, spesialis bedah onkologi, spesialis bedah vaskuler, spesialis bedah plastik, dan dokter spesialis terkait.

Pengobatan limfedema bergantung pada penyebab, tahapan penyakit, dan kondisi kesehatan penderita secara keseluruhan.

Berikut pengobatan obstruksi limfatik atau limfedema:

1. Terapi Obat

Dokter akan meresepkan obat-obatan untuk mengelola gejala, seperti:

  • Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti ketoprofen untuk mengendalikan nyeri.
  • Antibiotik, seperti cefazolin dan clindamycin untuk mengatasi infeksi. Misalnya, pada limfedema yang disertai selulitis (peradangan kulit dan jaringan di bawahnya) dan limfangitis (peradangan sistem limfatik).
  • Obat cacing (antihelmintik), seperti diethylcarbamazine dan ivermectin untuk mengobati filariasis.

2. Decongestive lymphedema therapy (DLT)

Prosedur ini merupakan pengobatan utama untuk limfedema sedang hingga berat, yang terdiri dari:

  • Drainase limfatik manual merupakan pijat ringan untuk meningkatkan aliran getah bening.
  • Perban kompresi berguna untuk membantu drainase. Namun, penggunaan yang tidak tepat berisiko menimbulkan iritasi kulit dan infeksi.
  • Latihan untuk meningkatkan drainase limfatik.
  • Perawatan kulit berguna mencegah infeksi sekunder.
  • Olahraga ringan meningkatkan penyerapan protein melalui kontraksi otot dan meningkatkan aliran getah bening.

3. Pembedahan

Bila pengobatan di atas belum memberikan hasil optimal, maka dokter akan mempertimbangkan pembedahan, yang meliputi:

  • Debulking (eksisi subkutan, sedot lemak) untuk menurunkan ukuran ekstremitas.
  • Teknik bedah mikro (lymphovenous bypass, vascularized lymph node transfer) untuk menciptakan jalur bagi cairan limfatik untuk mengalir keluar dari area tertentu.

4. Perawatan di Rumah

Perawatan di rumah yang dapat dilakukan untuk mencegah perkembangan limfedema atau obstruksi limfatik, adalah:

  • Mengangkat anggota gerak tubuh yang terkena lebih tinggi dari jantung ketika berbaring.
  • Melakukan olahraga ringan yang direkomendasikan oleh dokter
  • Tidak melakukan pengukuran tekanan darah pada alat gerak yang terkena.

Artikel Lainnya: Penyebab Jari Bengkak yang Jarang Diketahui

Pencegahan Obstruksi Limfatik

Upaya pencegahan obstruktif limfatik atau limfedema adalah dengan mengendalikan faktor risiko yang dapat diubah, yaitu:

1. Mengubah Pola Makan

Makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori. Ini ditekankan pada keteraturan jadwal makan, jenis makanan, dan jumlah kandungan kalori.

2. Latihan Fisik

Program ini dilakukan secara teratur 3-5 hari seminggu, selama 30-45 menit tiap olahraga. Jenis olahraga bisa disesuaikan dengan kebutuhan tubuh.

3. Menurunkan Berat Badan Bila Berlebih

Berat badan dijaga agar berada di rentang indeks massa tubuh (IMT) normal (IMT: 18,5-22,9 kg/m² untuk orang Asia). Kamu bisa mengecek indeks massa tubuh menggunakan health tools kalkulator BMI KlikDokter.

4. Mencukupi Cairan Tubuh

Menjaga status hidrasi tubuh dengan minum air putih yang cukup. Kamu juga bisa mendapatkan cairan lewat konsumsi buah dan sayur yang mengandung banyak air, seperti kelapa, seledri, mentimun, atau semangka.

5. Mencegah Infeksi

Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun secara rutin merupakan upaya pencegahan infeksi.

6. Mencegah Terjadinya Trauma

Menggunakan sarung tangan atau alat pelindung diri untuk menghindari goresan atau cedera. Selalu menggunakan tabir surya bila keluar rumah.

7. Berobat ke Dokter

Bila mengalami cedera atau memiliki tanda-tanda filariasis (kaki gajah), segera berobat ke dokter.

Komplikasi Obstruksi Limfatik

Berikut komplikasi limfedema yang mungkin terjadi:

Kapan harus ke Dokter?

Segera ke dokter, bila kamu mengalami gejala dan tanda di atas. Jika kamu ingin tahu lebih banyak tentang cara mengatasi obstruksi limfatik atau limfedema, yuk #JagaSehatmu dengandownload aplikasi KlikDokter.

Jangan lupa, manfaatkan layanan konsultasi kesehatan 24 jam langsung dengan dokter melalui fitur Tanya Dokter online.

 

(APR)