Masalah Gigi dan Mulut

Gigi Berlubang

Tim Medis Klikdokter, 15 Januari 2020

Ditinjau Oleh KlikDokter

Gigi berlubang adalah rusaknya jaringan keras pada gigi, akibat karies yang tidak dapat di cegah.

Gigi Berlubang

Pengertian Gigi Berlubang

Gigi berlubang adalah rusaknya jaringan keras pada gigi, akibat karies yang tidak dapat di cegah. Karies terbentuk karena bakteri yang menimbulkan warna kehitaman.

Kerusakan gigi yang terjadi dapat menjalar hingga ke lapisan bawah enamel, yaitu dentin. Bahkan bila sudah rusak parah, lubang juga dapat menembus ruang pulpa.

Ruang pulpa merupakan rongga berisi saraf-saraf dan pembuluh darah. Bila terjadi kerusakan, maka dapat menyebabkan kematian pada gigi tersebut.

Gigi berlubang merupakan keluhan yang paling umum dijumpai di dalam rongga mulut. Gigi berlubang dapat menyerang siapa saja tanpa memandang status sosial, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa.

Artikel Lainnya: Gigi Berlubang, Ditambal atau Dicabut? Ini Penjelasan Dokter

Penyebab Gigi Berlubang

Bakteri yang menjadi penyebab gigi berlubang adalah streptococcus mutans dan lactobacillus. Selain itu, pola makan yang buruk, seperti sering mengonsumsi makanan atau minuman yang manis, asam atau bersoda tanpa menjaga kebersihan rongga mulut dengan baik dan teratur akan menyebabkan terjadinya lubang pada gigi.

Tidak hanya itu, gigi berlubang yang jika dibiarkan saja dapat menyebabkan keluhan lain. Mulai dari rasa nyeri, infeksi bahkan kehilangan gigi.

Gejala Gigi Berlubang

Terdapat gejala-gejala yang menandakan adanya gigi berlubang, yaitu:

  • Sakit saat menggigit atau mengunyah makanan tertentu
  • Adanya rasa sakit spontan meskipun tanpa ada rangsangan
  • Gigi terasa ngilu saat minum air dingin
  • Makanan sering tersangkut
  • Terdapat nafas yang tidak sedap
  • Permukaan gigi yang berwarna hitam

Artikel Lainnya: Perlukah Gigi Berlubang Dirawat di Dokter Gigi?

Diagnosis Gigi Berlubang

Penentuan diagnosis gigi berlubang ditetapkan melalui wawancara dan pemeriksaan secara klinis. Pemeriksaan gigi dilakukan dengan menggunakan kaca mulut, sonde dan eskavator.

Lubang yang sudah besar dapat langsung diamati dengan mata. Namun, diperlukan pemeriksaan penunjang berupa foto rontgen untuk melihat ke dalaman karies.

Selain itu, dengan tiupan udara dan ketukan secara lembut menggunakan alat instrumen kedokteran gigi pada permukaan yang dicurigai, dapat mendeteksi tahap awal lubang pada gigi.

Pengobatan Gigi Berlubang

Pengobatan pada gigi yang berlubang tergantung dari tingkat keparahannya. Ada beberapa cara dalam mengobatinya, yaitu:

  • Penambalan

Bila lubang gigi masih kecil dan tidak dalam, maka bisa langsung segera dilakukan penambalan.

  • Perawatan Saluran Akar

Bila lubang gigi sudah besar dan dalam hingga mencapai saluran akar, dokter gigi akan melakukan perawatan saluran akar terlebih dahulu. Caranya dengan mengeluarkan jaringan saraf dan pembuluh darah yang membusuk.

Saat saluran akar telah dibersihkan dari jaringan saraf dan pembuluh darah yang busuk, selanjutnya saluran akan di isi dengan obat. Setelah itu gigi akan di tambal. Atau bisa juga dibuatkan restorasi atau mahkota di atasnya.

  • Pembuatan Mahkota

Bila kerusakan gigi sudah parah hingga meninggalkan sisa mahkota yang sedikit, maka pengobatan bisa dengan melakukan pembuatan mahkota gigi.

  • Pencabutan

Pencabutan adalah langkah terakhir yang dapat dilakukan. Hal ini bisanya diperlukan apabila gigi yang berlubang sudah terlampau parah sehingga tidak bisa dilakukan perawatan lainnya.

Artikel Lainnya: Mengenal Perawatan Medis untuk Gigi Berlubang Besar

Pencegahan Gigi Berlubang

Untuk mencegah gigi agar tidak mudah berlubang, lakukan beberapa hal di bawah ini, yaitu:

  • Sikat gigi dua kali sehari dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride.
  • Menggunakan teknik menggosok gigi dengan cara yang benar.
  • Jangan lupa untuk selalu membersihkan sela-sela gigi setiap hari dengan menggunakan dental floss. Hindari menggunakan tusuk gigi.
  • Berkonsultasi dengan dokter gigi Anda untuk mendapatkan perawatan fluoride tambahan.
  • Makan makanan yang bergizi dan seimbang.
  • Kurangi asupan camilan yang mengandung gula tinggi.
  • Kurangi makanan atau minuman yang bersoda atau yang bersifat asam.
  • Perbanyak minum air putih.
  • Rutin melakukan kunjungan ke dokter minimal enam bulan sekali.

Konsultasi Dokter Terkait