Masalah Makan

Gangguan Makan Nokturnal

Tim Medis Klikdokter, 10 Nov 2021

Ditinjau Oleh

Gangguan makan nokturnal merupakan kondisi yang melibatkan timbulnya episode perilaku makan atau minum yang tidak terkendali saat tidur

Pengertian

Gangguan makan nokturnal merupakan kondisi yang melibatkan timbulnya episode perilaku makan atau minum yang tidak terkendali saat berada dalam keadaan tertidur. Seseorang dapat tidak sadar secara sebagian atau sepenuhnya saat mempersiapkan dan mengonsumsi makanan tersebut. Hal ini bisa berlangsung dengan sedikit hingga tidak ada sama sekali memori terkait dengan perbuatan tersebut keesokan harinya.

Gangguan makan nokturnal dapat berbahaya karena seseorang dapat mencederai diri sendiri saat mempersiapkan makanan atau dapat juga mengonsumsi makanan yang tidak dapat dimakan atau beracun. Gangguan makan nokturnal juga dapat memengaruhi kesehatan serta menyebabkan peningkatan berat badan dan obesitas akibat makanan tinggi karbohidrat dan tinggi lemak.

Gangguan makan nokturnal dapat terjadi bersamaan dengan beberapa pengobatan, gangguan makan, dan gangguan tidur lainnya. Mengatasi gangguan makan tersebut sering kali dapat membantu mengatasi gangguan makan nokturnal yang dialami oleh seseorang.

Penyakit Gangguan Makan Nokturnal (Mike Focus/Shutterstock)

Penyebab

Gangguan makan nokturnal umumnya terjadi saat fase tidur non-rapid eye movement (NREM), pada paruh pertama tidur malam. Kondisi ini juga dikaitkan dengan transisi dari fase tidur dari fase NREM ke fase yang memudahkan seseorang untuk terjaga.

Mekanisme pasti dari terjadinya kondisi ini belum diketahui. Namun gangguan makan nokturnal sering kali terjadi pada orang dengan riwayat berjalan sambil tidur. Jadi kedua kondisi tersebut dapat berhubungan.

Gangguan tidur nokturnal lebih sering terjadi pada wanita, dan umumnya mulai tampak pada usia remaja atau dewasa muda. Peningkatan risiko untuk mengalami gangguan tidur nokturnal dapat terjadi bila terdapat:

  • Gangguan tidur lainnya, seperti obstructive sleep apnea, tidur berjalan, narkolepsi, dan sebagainya.
  • Penggunaan obat tidur hipnotik serta beberapa jenis obat lainnya, seperti anti-depresan dan anti-psikotik
  • Gangguan makan lain, seperti bulimia atau anorexia
  • Gangguan jiwa lain, seperti stres, ansietas, atau depresi
  • Anggota keluarga langsung, seperti orang tua, anak, atau saudara kandung, dengan gangguan makan nokturnal atau tidur berjalan
  • Riwayat kurang tidur

Gejala

Gangguan makan nokturnal adalah salah satu jenis parasomnia, yang merupakan aktivitas atau perilaku abnormal yang terjadi sesaat sebelum tertidur, saat tidur, atau sesaat setelah terbangun.

Episode dari gangguan makan nokturnal umumnya terjadi pada paruh pertama tidur malam, dan dapat mencakup:

  • Episode mengonsumsi makanan atau minuman secara tidak terkendali yang sering terjadi, umumnya setiap malam.
  • Kesadaran yang terganggu saat mempersiapkan dan mengonsumsi makanan.
  • Sangat sedikit atau tidak ada sama sekali memori terkait perilaku tersebut keesokan harinya.
  • Mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat dan tinggi lemak, atau kombinasi makanan yang tidak biasa.
  • Kemungkinan untuk mengonsumsi makanan yang tidak dapat dimakan atau beracun, seperti makanan beku, biji kopi, cairan pembersih, atau putung rokok.
  • Kemungkinan untuk mengalami cedera atau terlibat dalam aktivitas persiapan makanan yang berbahaya.
  • Tidak mudah terbangun atau teralihkan saat mengalami episode.
  • Mengalami dampak negatif terhadap kesehatan dari pola makan pada malam hari.

Diagnosis

Diagnosis dari gangguan makan nokturnal dapat mencakup:

  • Pemeriksaan fisik. Dokter dapat bertanya mengenai riwayat kesehatan untuk menyingkirkan penyebab lain yang mendasari terjadinya gangguan makan nokturnal.
  • Peninjauan kebiasaan tidur. Selain bertanya mengenai pola tidur, dokter juga dapat meminta orang dengan kondisi tersebut untuk mengisi kuesioner guna menentukan pola tidur-terjaga serta taraf rasa kantuk pada siang hari. Penderita juga dapat mencatat jurnal tidur selama beberapa minggu. Selain itu, informasi dari pasangan tidur, orang tua, atau anggota rumah tangga lainnya juga dapat bermanfaat.
  • Analisis tidur. Dokter dapat merekomendasikan untuk dilakukan analisis pola tidur terekam, yang disebut sebagai polisomnografi. Pemeriksaan ini memantau dan mencatat sejumlah aktivitas tubuh saat tertidur, termasuk gelombang otak, pola pernapasan, denyut jantung, gerakan mata, dan gerakan tubuh.

Penanganan

Penanganan terhadap gangguan makan nokturnal yang dilakukan dapat mencakup:

  • Menghentikan pengobatan yang dapat menjadi pencetus. Hal ini dapat mencakup menghentikan atau mengganti pengobatan yang saat ini dikonsumsi, yang dapat berkontribusi terhadap terjadinya gangguan makan nokturnal.
  • Mengatasi gangguan tidur lainnya. Gangguan makan nokturnal dapat diredakan dengan mengatasi gangguan tidur lain yang sering kali terjadi bersamaan, seperti tidur berjalan atau obstructive sleep apnea.
  • Strategi keamanan. Dokter dapat merekomendasikan strategi untuk memastikan keamanan dan menawarkan edukasi untuk pasangan tidur atau anggota rumah tangga lainnya terkait dengan cara membawa penderita kembali ke tempat tidur tanpa mengekang atau membangunkannya.
  • Pengobatan. Bila strategi lain tidak berhasil, dokter dapat merekomendasikan pengobatan. Jenis obat yang digunakan bergantung pada penyebab dari gangguan tidur nokturnal serta apabila terdapat gangguan tidur atau gangguan makan lainnya yang menyertai.

Pencegahan

Karena penyebab dari gangguan makan nokturnal tidak diketahui secara pasti, maka belum ada strategi pencegahan yang sepenuhnya efektif dalam menghindari terjadinya kondisi ini. Namun, menjaga pola tidur yang baik dan memastikan bahwa seseorang mendapatkan kualitas dan durasi tidur yang ideal dapat membantu menurunkan risiko terjadinya kondisi ini.