Pengertian
Tromboflebitis merupakan penyakit pada pembuluh darah yang ditandai dengan adanya proses peradangan pada pembuluh darah vena, khususnya di daerah tungkai bawah. Tromboflebitis sering kali didahului dengan adanya bekuan darah yang menyumbat pembuluh darah, atau secara medis disebut sebagai trombosis.
Berdasarkan lokasinya, tromboflebitis dibagi menjadi dua, yaitu:
- Tromboflebitis superfisial, yaitu tromboflebitis yang terjadi pada pembuluh darah vena yang lokasinya di dekat kulit.
- Trombosis vena dalam (deep vein thrombosis/ DVT), yaitu tromboflebitis yang terjadi di otot bagian dalam sebagai akibat dari trombosis.
Kejadian tromboflebitis sering kali ditemukan bersamaan dengan DVT. Studi menemukan bahwa diperkirakan satu dari 1000 orang dewasa di dunia mengalami penyakit ini. Umumnya penyakit ini ditemukan pada orang yang berusia 60 tahun ke atas, dan lebih banyak dialami oleh wanita.
Penyebab
Tromboflebitis dan DVT dapat disebabkan karena tiga hal utama, yaitu:
- Adanya cedera pada pembuluh darah vena, misalnya karena patah tulang tungkai atau karena operasi.
- Kelainan darah berupa trombofilia.
- Berbaring dalam waktu yang lama, misalnya jika sedang menjalani perawatan di rumah sakit.
Selain itu, beberapa kondisi berikut ini juga menyebabkan seseorang rentan mengalami tromboflebitis:
- Tidak bergerak aktif dalam waktu yang lama, misalnya jika sedang bepergian dengan pesawat atau kereta
- Memiliki varises di daerah tungkai
- Memiliki pacemaker jantung atau kateter, seperti selang infus di pembuluh darah besar
- Dehidrasi
- Hamil atau baru saja melahirkan
- Menderita kanker
- Mengonsumsi obat-obatan hormonal, misalnya pil KB atau implan
Diagnosis
Pada tahap awal, dokter akan melakukan wawancara menyeluruh dan pemeriksaan fisik lengkap dari kepala hingga kaki. Selanjutnya, akan diperlukan beberapa pemeriksaan tambahan seperti:
- Pemeriksaan darah untuk melihat adanya kondisi darah yang kental (hiperkoagulasi) melalui pemeriksaan activated partial thromboplastin time (aPTT), prothrombin time (PT), D-dimer, protein C, protein S, antitrombin, anticardiolipin, dan sebagainya.
- Pemeriksaan ultrasonografi dupleks juga harus dilakukan untuk melihat ada tidaknya bekuan darah di vena.
Jika diduga terdapat komplikasi berupa emboli paru, pemeriksaan rontgen dada, skintigrafi, atau venografi paru akan diperlukan.
Gejala
Tromboflebitis paling sering terjadi di tungkai bawah. Biasanya hanya satu tungkai yang terkena. Kecuali jika penderitanya mengalami kelainan pembekuan darah yang berat, bisa terjadi tromboflebitis pada kedua tungkai secara bersamaan.
Pada penderita tromboflebitis, tungkai akan terlihat kemerahan, dan teraba lebih keras dan hangat. Selain itu tungkainya bengkak dan nyeri jika digerakkan.
Jika jenis tromboflebitis yang terjadi adalah tromboflebitis superfisial, kadang terlihat pelebaran pembuluh darah di bawah kulit yang terlihat seperti garis berkelok-kelok berwarna kebiruan yang nyeri jika disentuh.
Hal yang membahayakan dari tromboflebitis adalah komplikasi yang dapat terjadi, yaitu emboli paru dan sindrom postflebitis sebagai berikut:
- Emboli paru merupakan kondisi bekuan darah yang menyumbat pembuluh darah paru. Biasanya bekuan darah ini berasal dari tromboflebitis dan DVT di tungkai yang lepas.
Penyakit emboli paru akan menyebabkan paru tak mendapat aliran darah. Akibatnya penderita akan sesak hebat dan dapat meninggal dunia bila tak segera mendapat pengobatan yang tepat.
- Sindrom postflebilitis merupakan komplikasi jangka panjang dari tromboflebitis dan DVT yang ditandai dengan rasa nyeri atau berat di tungkai jika digerakkan.
Pengobatan
Karena tromboflebitis sering terjadi akibat DVT, maka pengobatan untuk DVT harus dilakukan. Pengobatannya berupa pemberian antikoagulan (salah satu jenis pengencer darah) untuk menghancurkan bekuan darah yang terjadi.
Jenis antikoagulan yang dapat diberikan di antaranya adalah heparin, low molecular weight heparin, atau fondaparinux. Selain itu obat anti-radang nonsteroid seperti ibuprofen juga akan diberikan untuk mengurangi nyeri dan peradangan.
Jika bekuan darah yang menyumbat pembuluh darah sangat besar dan tidak efektif diobati dengan antikoagulan, maka tindakan operasi pengangkatan bekuan darah kadang perlu dilakukan.
Pencegahan
Untuk mencegah tromboflebitis dan DVT, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, yaitu:
- Melakukan aktivitas fisik (jalan cepat, jogging, berenang, naik turun tangga) setidaknya lima kali seminggu, selama 30 menit per kali.
- Jika harus berada dalam posisi duduk dalam jangka waktu yang lama, hindari melipat kaki dan tungkai. Lakukan peregangan berkala tiap 1-2 jam.
- Gunakan pakaian yang longgar.
- Minum air putih 1,5-2 liter per hari untuk mencegah dehidrasi.