Pengertian
Clotix adalah obat yang mengandung clopidogrel dan dikemas dalam bentuk tablet.
Penggunaan Clotix dapat meminimalkan risiko terkena stroke atau serangan jantung. Umumnya obat ini diberikan kepada orang yang baru terkena stroke serta serangan jantung.
Artikel Lainnya: Efek Cuaca Dingin terhadap Jantung dan Pembuluh Darah
Keterangan
Sebelum penggunaan, perhatikan keterangan obat Clotix berikut ini:
- Golongan: Obat Keras.
- Kategori: Antiplatelet Fibrinolitik, dan Antikoagulan.
- Kandungan: Clopidogrel 75 mg.
- Bentuk: Tablet Salut Selaput.
- Satuan Penjualan: Strip.
- Kemasan: Strip @ 6 Tablet.
- Farmasi: PT Dexa Medica.
- Harga: Rp84.000 – Rp135.000/ Strip.
Kegunaan
Clotix termasuk dalam obat untuk mengencerkan darah.
Artikel Lainnya: Peristiwa Traumatis Bisa Sebabkan Stroke di Usia Muda
Dosis dan Cara Penggunaan
Clotix adalah obat keras, karena itu harus melalui resep dokter.
Aturan penggunaan obat Clotix secara umum adalah sebagai berikut:
- Dosis: diminum 1x per hari 1 tablet.
- Clotix dapat diminum kapan saja, bisa sebelum, saat, ataupun sesudah makan.
Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu 25 derajat Celsius.
Efek Samping
Efek samping penggunaan Clotix yang dapat terjadi adalah:
- Diare.
- Nyeri perut.
- Hematoma.
- Mimisan.
- Memar atau perdarahan di situs tusukan.
- Sindrom Stevens-Johnson.
Artikel Lainnya: Cara Membedakan Nyeri Dada karena Serangan Jantung dan GERD
Overdosis
Penggunaan Clotix yang melebihi anjuran dosis dapat menyebabkan waktu perdarahan yang lama.
Kontraindikasi
Jangan menggunakan Clotix jika memiliki riwayat perdarahan.
Interaksi Obat
Berikut ini interaksi obat yang dapat terjadi pada penggunaan Clotix:
- Meningkatnya risiko perdarahan jika dikonsumsi berbarengan dengan OAINS, antiplatelet, trombolitik, antikoagulan, aspirin, SSRI, reuptake serotonin and norepinephrine inhibitor.
- Berkurangnya efek antiplatelet jika diberikan berbarengan dengan inhibitor CYP2C19 sedang atau kuat.
- Meningkatnya konsentrasi plasma substrat CYP2C8.
- Berkurangnya penyerapan obat jika diberikan berbarengan dengan agonis opioid.
Kategori Kehamilan
Kategori B: Studi pada binatang tidak memperlihatkan bahaya pada janin. Namun, studi pada wanita hamil masih belum adekuat.
Peringatan Menyusui
Tidak ada informasi mengenai adanya obat dalam ASI atau efeknya pada produksi ASI. Obat hanya boleh diberikan apabila manfaat yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko.