Obat Antiinflamasi

Lexcomet

apt. Annas Reza, S.Farm, 24 Mei 2023

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Lexcomet merupakan Obat yang digunakan untuk mengatasi alergi, peradangan, dan digunakan untuk mengatasi reaksi imunitas yang merugikan. Ketahui informasi selengkapnya di sini!

Lexcomet

Lexcomet

Golongan

Obat Keras

Kategori obat

Obat Antiinflamasi

Dikonsumsi oleh

Dewasa

Bentuk obat

Tablet

Lexcomet untuk ibu hamil dan menyusui

Kategori: C

Studi pada hewan percobaan memperlihatkan adanya risiko pada janin, tapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.

Peringatan Menyusui:

Lexcomet diketahui dapat terserap ke dalam ASI. Konsultasikan pada dokter terlebih dahulu sebelum menggunakan Lexcomet.

Pengertian Lexcomet

Lexcomet adalah obat yang diproduksi oleh Molex Ayus yang mengandung zat aktif methylprednisolone. Obat ini digunakan untuk mengatasi alergi, peradangan, dan digunakan untuk mengatasi reaksi imunitas yang merugikan, seperti radang sendi dan rematik, urtikaria, rhinitis alergi, asma, dan eksim. Lexcomet bekerja dengan menekan sistem imun sehingga tubuh tidak melepas senyawa kimia yang memicu terjadinya peradangan.

Lexcomet merupakan obat keras yang hanya dapat diperoleh dengan resep dokter. Lexcomet tersedia dalam bentuk tablet. Kamu ingin tahu penjelasan Lexcomet lebih lanjut? Yuk, cek di sini.

Artikel lainnya: Waspada, Kebiasaan Ini Bisa Memicu Radang Sendi 

Keterangan

Lexcomet Tablet

  • Golongan : Obat keras
  • Kelas terapi : Obat antiinflamasi
  • Kandungan Methylprednisolone 4 mg
  • Kemasan : Dus, 10 strip @ 10 tablet
  • Produksi : Molex Ayus
  • Harga Lexcomet : Lexcomet 4 mg: Rp 19.999/strip 

Kegunaan Lexcomet

Lexcomet digunakan untuk mengatasi alergi, peradangan, dan digunakan untuk mengatasi reaksi imunitas yang merugikan seperti radang sendi dan rematik, urtikaria, rhinitis alergi, asma, dan eksim.

Dosis dan Aturan Pakai Lexcomet

Dosis penggunaan Lexcomet secara umum yaitu:

Tujuan: Mengatasi alergi, peradangan, dan digunakan untuk mengatasi 

 reaksi imunitas yang merugikan seperti radang sendi dan 

 rematik, urtikaria, rhinitis alergi, asma, dan eksim.

Bentuk : tablet

  • Dewasa : 4 - 48 mg per hari
  • Anak-anak: 0.4 - 1.6 mg/kg berat badan per hari.

Cara Menggunakan Lexcomet

  • Bacalah instruksi aturan penggunaan yang tertera pada kemasan atau ikuti anjuran dokter. 
  • Lexcomet tablet dapat diminum sesudah makan. Lexcomet tablet dapat ditelan secara utuh, jangan dikunyah, dibelah, atau dihancurkan. Telan dengan meminum segelas air putih.
  • Dianjurkan meminum Lexcomet secara teratur pada jam yang sama setiap harinya. Bila lupa meminum obat, segera minum jika jeda jadwal minum obat berikutnya belum terlalu dekat, jika sudah dekat, maka abaikan jangan menggandakan dosis.

Artikel lainnya: Penyakit Jantung Rematik Bisa Berawal dari Radang Tenggorokan

Cara Penyimpanan

Simpan Lexcomet pada suhu ruang, di tempat yang kering dan terhindar dari paparan sinar matahari langsung, serta jauhkan dari jangkauan anak-anak.

Efek Samping Lexcomet

Efek samping yang mungkin terjadi, antara lain:

  • Gangguan saluran cerna
  • Hipertensi
  • Diabetes mellitus laten
  • Supresi sistem imun
  • Edema

Overdosis

  • Jangan menggunakan obat melebihi dosis yang telah ditentukan.
  • Gejala overdosis penggunaan kortikosteroid dosis tinggi dalam jangka panjang akan menyebabkan gejala, seperti penipisan kulit, mudah memar, perubahan bentuk tubuh (terutama pada area wajah, leher, punggung, dan pinggang), tumbuhnya jerawat atau rambut wajah, gangguan menstruasi, impotensi atau kehilangan minat dalam seks.
  • Jika seseorang mengalami overdosis segera hubungi bantuan tim medis darurat ke nomor 112/119 atau segeralah ke instalasi gawat darurat rumah sakit terdekat.

Kontraindikasi

  • TBC, ulkus peptikum, osteoporosis, infeksi jamur sistemik, herpes simpleks, diabetes melitus, dan varicella.
  • Pasien yang diimunisasi.
  • Hipersensitif (reaksi berlebihan) terhadap methyl prednisolone atau glukokortikoid lainnya.

Interaksi Obat Lexcomet dengan Obat Lain

  • Risiko efek pada saluran cerna dengan aspirin atau OAINs lainnya.
  • Dapat meningkatkan efek antikoagulan dari warfarin.
  • Dapat mengurangi efek terapi antidiabetik.
  • Kehilangan penekan kortikosteroid yang diinduksi adrenal dengan aminoglutethimide.
  • Risiko hipokalemia dengan K-depleting agen (amfoterisin B dan diuretik).
  • Penurunan klirens dengan antibiotik macrolide.
  • Risiko kejang dengan siklosporin.
  • Peningkatan risiko aritmia dengan glikosida atau digitalis.
  • Penurunan metabolisme dengan estrogen, termasuk kontrasepsi oral.
  • Meningkatkan metabolisme jika digunakan dengan rifampisin dan barbiturat.
  • Peningkatan konsentrasi plasma jika digunakan dengan ketoconazole dan eritromisin.
  • Dapat menurunkan tingkat serum isoniazid.
  • Peningkatan klirens dengan cholestyramine.
  • Informasikan pada dokter atau apoteker, jika kamu sedang mengonsumsi suplemen lain, produk herbal, atau obat lain.

Peringatan dan Perhatian

  • Informasikan pada dokter jika kamu alergi terhadap Lexcomet.
  • Informasikan pada dokter jika kamu sedang hamil atau menyusui.
  • Tidak disarankan menggunakan Lexcomet jika sedang menderita infeksi jamur.
  • Informasikan pada dokter jika kamu memiliki riwayat infeksi, gangguan hati, gangguan ginjal, gangguan tiroid, diabetes, malaria, osteoporosis, miastenia gravis, glaukoma atau katarak, tukak lambung, kolitis ulseratif, infeksi herpes pada mata, depresi atau penyakit mental, dan hipertensi. 
  • Jangan melakukan vaksinasi jika kamu sedang mengonsumsi Lexcomet, konsultasikan pada dokter terlebih dahulu sebelum melakukan vaksinasi.
  • Segera temui dokter jika mengalami alergi, overdosis, atau efek samping yang serius setelah mengonsumsi Lexcomet.

Kategori Kehamilan

Kategori C

Studi pada hewan percobaan memperlihatkan adanya risiko pada janin, tapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.

Peringatan Kehamilan

Informasikan pada dokter jika kamu akan menggunakan Lexcomet saat hamil atau sedang menjalankan program kehamilan. 

Artikel lainnya: Perbedaan Sesak Napas karena Virus Corona dan Asma 

Peringatan Menyusui

Lexcomet diketahui dapat terserap ke dalam ASI. Konsultasikan pada dokter terlebih dahulu sebelum menggunakan Lexcomet.

Penyakit Terkait

Rekomendasi Obat Sejenis Lexcomet

#JagaSehatmu jangan tunggu sakit. Download aplikasi KlikDokter dan nikmati fitur Tanya Dokter untuk bisa berkonsultasi dengan dokter 24 jam secara online.

[LUF]