HomeObatObat AntiinflamasiMethylprednisolone
Obat Antiinflamasi

Methylprednisolone

apt. Annas Reza, S.Farm, 26 Jun 2023

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Methylprednisolone merupakan obat untuk mengatasi alergi, peradangan, serta mengatasi reaksi imunitas yang merugikan. Ketahui informasi selengkapnya di sini!

Methylprednisolone

Methylprednisolone

Golongan

Obat keras

Kategori obat

Obat antiinflamasi

Dikonsumsi oleh

Anak dan dewasa

Bentuk obat

Tablet, suspensi injeksi

Methylprednisolone untuk ibu hamil dan menyusui

Kategori: C

Studi pada hewan percobaan memperlihatkan adanya risiko pada janin, tapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.

Peringatan menyusui:

Methylprednisolone diketahui dapat terserap ke dalam ASI. Konsultasikan pada dokter terlebih dahulu sebelum menggunakan Methylprednisolone.

Merek Dagang Methylprednisolone

Tablet: Methylprednisolone, Xilon, Camelon, Lameson, Medrol, Intidrol, Medixon, Mesol, Toras, Sanexon, Prednicort, Urbason

Suspensi Injeksi: Sanexon, Solu-Medrol, Medixon, Hexilon, Depo Medrol

Pengertian Methylprednisolone

Methylprednisolone adalah obat kortikosteroid yang bekerja dengan cara mencegah pelepasan zat dalam tubuh yang memicu timbulnya peradangan. Obat ini digunakan untuk mengatasi alergi, peradangan, dan digunakan untuk mengatasi reaksi imunitas yang merugikan, seperti radang sendi dan rematik, urtikaria, rhinitis alergi, asma, dan eksim. Methylprednisolone bekerja dengan menekan sistem imun sehingga tubuh tidak melepas senyawa kimia yang memicu terjadinya peradangan.

Methylprednisolone bekerja dengan cara menurunkan zat pemicu peradangan di dalam tubuh sehingga peradangan, nyeri, dan pembengkakan membaik. Selain itu, obat ini juga mampu mensupresi sistem kekebalan tubuh yang berlebih.

Methylprednisolone merupakan obat keras yang hanya dapat diperoleh dengan resep dokter. Methylprednisolone tersedia dalam bentuk tablet dan injeksi. Obat ini tidak boleh digunakan dalam jangka waktu yang lama. Kamu ingin tahu penjelasan Methylprednisolone lebih lanjut? Yuk, cek di sini.

Artikel lainnya: Mudah Dilakukan, Ini 7 Olahraga untuk Mencegah Nyeri Sendi

Keterangan

1. Methylprednisolone Tablet

  • Golongan: Obat keras
  • Kelas terapi: Obat antiinflamasi
  • Kandungan: Methylprednisolone 4 mg, 8 mg, 16 mg
  • Kemasan: Dus, 10 strip @ 10 tablet, Dus, 5 strip@10 tablet
  • Farmasi: Novapharin, Hexpharm Jaya, Medikon, Dexa Medica, Novell Pharmaceutical, Yarindo Farmatama, Bernofarm
  • Harga Methylprednisolone tablet: Rp 3.300 - 12.400 /strip 

2. Methylprednisolone Suspensi Injeksi

  • Golongan: Obat keras
  • Kelas terapi: Obat antiinflamasi
  • Kandungan: Methylprednisolone Na suksinat 125 mg dan 500 mg, Methylprednisolone acetate 40 mg
  • Kemasan: Dus, 10 strip @ 10 tablet
  • Farmasi: Novapharin, Hexpharm Jaya, Medikon, Dexa Medica, Novell Pharmaceutical, Yarindo,Farmatama, Bernofarm
  • Harga Methylprednisolone Suspensi Injeksi: Rp 19.999/strip 

Kegunaan Methylprednisolone

Methylprednisolone digunakan untuk mengatasi alergi, peradangan, dan digunakan untuk mengatasi reaksi imunitas yang merugikan, seperti radang sendi dan rematik, urtikaria, rhinitis alergi, asma, dan eksim.

Dosis dan Aturan Pakai Methylprednisolone

Methylprednisolone termasuk dalam golongan obat keras, oleh karena itu penggunaan obat ini harus dengan anjuran dan resep dokter. Dosis penggunaan Methylprednisolone secara umum yaitu:

Tujuan: Anti inflamasi dan imunosupresan

Bentuk: Tablet

  • Dewasa: 4 - 48 mg per hari
  • Anak-anak: 0.4 - 1.6 mg/kg berat badan per hari

Tujuan: Anti inflamasi dan imunosupresan

Bentuk: Injeksi

  • Dewasa: Dosis awal 10-500 mg/hari via injeksi atau infus. Dosis tergantung kondisi pasien
  • Anak-anak: Dosis diberikan 30 mg/kg BB sehari via injeksi atau infus, maksimal 1000 mg setiap hari, dosis tergantung kondisi pasien.

Tujuan: Multiple sclerosis (gangguan saraf)

Bentuk: Injeksi

  • Dewasa: Dosis awal 1000 mg per hari selama 3 - 5 hari via intravena atau infus selama 30 menit. Sebelum diberikan silakan konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter atau apoteker.

Tujuan: Rheumatoid arthritis, osteoarthritis, bursitis Berat

Bentuk: Injeksi

  • Dewasa: Dosis disesuaikan oleh dokter tergantung dari tingkat keparahan, berikan 4 - 10 mg (sendi kecil), 10 - 40 mg (sendi sedang), 20 - 80 mg (sendi besar). Sebelum penggunaan obat ini, silakan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter atau apoteker. 

Methylprednisolone injeksi biasanya diberikan untuk kondisi autoimun, asma berat, dan untuk mencegah reaksi penolakan tubuh setelah transplantasi organ. Sedangkan untuk pemberian langsung ke area yang sakit, digunakan untuk kondisi granuloma annulare, psoriasis kulit, alopecia areata, keloid.

Cara Menggunakan Methylprednisolone

  • Bacalah instruksi aturan penggunaan yang tertera pada kemasan atau ikuti anjuran dokter kamu
  • Methylprednisolone tablet diminum sesudah makan, untuk mencegah mual dan gangguan pencernaan lainnya
  • Methylprednisolone tablet dapat ditelan secara utuh, jangan dikunyah, dibelah, atau dihancurkan. Telan dengan meminum segelas air putih
  • Methylprednisolone injeksi hanya dapat diberikan oleh tenaga medis profesional dibawah pengawasan dokter
  • Dianjurkan meminum Methylprednisolone secara teratur pada jam yang sama setiap harinya. Bila lupa minum obat, segera konsumsi jika jeda jadwal minum obat berikutnya belum terlalu dekat. Jika sudah dekat, maka abaikan, jangan menggandakan dosis

Artikel lainnya: Waspada, Kebiasaan Ini Bisa Memicu Radang Sendi

Cara Penyimpanan

Simpan Methylprednisolone pada suhu ruang, di tempat yang kering dan terhindar dari paparan sinar matahari langsung, serta jauhkan dari jangkauan anak-anak.

Efek Samping Methylprednisolone

Efek samping yang mungkin terjadi antara lain:

  • Gangguan saluran cerna
  • Hipertensi
  • Diabetes melitus laten
  • Supresi sistem imun
  • Edema

Overdosis

  • Jangan menggunakan obat melebihi dosis yang telah ditentukan
  • Gejala overdosis penggunaan kortikosteroid dosis tinggi dalam jangka panjang akan menyebabkan gejala seperti penipisan kulit, mudah memar, perubahan bentuk tubuh (terutama pada area wajah, leher, punggung, dan pinggang), tumbuhnya jerawat atau rambut wajah, gangguan menstruasi, impotensi atau kehilangan minat dalam seks
  • Jika seseorang mengalami overdosis segera hubungi bantuan tim medis darurat ke nomor 112/119 atau segeralah ke instalasi gawat darurat rumah sakit terdekat

Kontraindikasi

  • TBC, ulkus peptikum, osteoporosis, infeksi jamur sistemik, herpes simpleks, diabetes melitus, dan varicella
  • Pasien yang diimunisasi
  • Hipersensitif (reaksi berlebihan) terhadap methyl prednisolone atau glukokortikoid lainnya

Interaksi Obat Methylprednisolone dengan Obat Lain

  • Risiko efek pada saluran cerna dengan aspirin atau OAINs lainnya
  • Dapat meningkatkan efek antikoagulan dari warfarin
  • Dapat mengurangi efek terapi antidiabetik
  • Kehilangan penekan kortikosteroid yang diinduksi adrenal dengan aminoglutethimide
  • Risiko hipokalemia dengan K-depleting agen (amfoterisin B dan diuretik)
  • Penurunan klirens dengan antibiotik macrolide
  • Risiko kejang dengan siklosporin
  • Peningkatan risiko aritmia dengan glikosida atau digitalis
  • Penurunan metabolisme dengan estrogen, termasuk kontrasepsi oral
  • Meningkatkan metabolisme jika digunakan dengan rifampisin dan barbiturat
  • Peningkatan konsentrasi plasma jika digunakan dengan ketoconazole dan eritromisin
  • Dapat menurunkan tingkat serum isoniazid
  • Peningkatan klirens dengan cholestyramine
  • Informasikan pada dokter atau apoteker, jika kamu sedang mengkonsumsi suplemen lain, produk herbal, atau obat lain

Peringatan dan Perhatian

  • Informasikan pada dokter jika kamu alergi terhadap Methylprednisolone
  • Informasikan pada dokter jika kamu sedang hamil atau menyusui
  • Kamu tidak boleh menggunakan Methylprednisolone jika sedang menderita infeksi jamur
  • Informasikan pada dokter kamu jika memiliki riwayat infeksi, gangguan hati, gangguan ginjal, gangguan tiroid, diabetes, malaria, osteoporosis, miastenia gravis, glaukoma atau katarak, tukak lambung, kolitis ulseratif, infeksi herpes pada mata, depresi atau penyakit mental, dan hipertensi
  • Jangan melakukan vaksinasi jika kamu sedang mengonsumsi Methylprednisolone, konsultasikan pada dokter terlebih dahulu sebelum melakukan vaksinasi
  • Segera temui dokter jika mengalami alergi, overdosis, atau efek samping yang serius setelah mengkonsumsi Methylprednisolone

Kategori Kehamilan

Kategori C

Studi pada hewan percobaan memperlihatkan adanya risiko pada janin, tapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.

Artikel lainnya: Macam-Macam Penyakit Saraf yang Mungkin Terjadi

Peringatan Kehamilan

Informasikan pada dokter jika kamu akan menggunakan Methylprednisolone saat hamil atau sedang menjalankan program kehamilan. 

Peringatan Menyusui

Methylprednisolone diketahui dapat terserap ke dalam ASI. Konsultasikan pada dokter terlebih dahulu sebelum menggunakan Methylprednisolone.

Penyakit Terkait

Rekomendasi Obat Sejenis Methylprednisolone

#JagaSehatmu dengan menerapkan gaya hidup sehat. Jika sakit, segera konsultasikan dengan dokter yang ahli di bidangnya. Yuk download aplikasi KlikDokter dan nikmati kemudahan konsultasi kesehatan 24 jam langsung dengan dokter melalui fitur Tanya Dokter online

[LUF]