Saraf

Mengenal Cairan Serebrospinal dan Fungsinya bagi Otak

Fatin Nur Jauhara, 24 Okt 2022

Ditinjau Oleh dr. Adeline Jaclyn

Cairan serebrospinal punya peran penting bagi otak dan sumsum tulang belakang. Yuk, cari tahu fungsi dan gangguan yang mungkin terjadi pada cairan ini!

Mengenal Cairan Serebrospinal dan Fungsinya bagi Otak

Tahukah kamu, bahwa otak sebenarnya berada dalam posisi terapung? Jadi, otak dibantu dengan cairan serebrospinal agar berada tetap pada posisinya. Bila tidak ada cairan ini, otak bisa terjatuh dan menyebabkan fungsinya terganggu.

Tidak cuma otak, cairan ini juga membantu menjaga kesehatan sumsum tulang belakang. Penasaran seperti apa fungsi dari cairan ini? Yuk, simak ulasannya berikut ini!

Apa Itu Cairan Serebrospinal

Otak dan sumsum tulang belakang merupakan dua organ penting yang rentan mengalami cedera. Oleh sebab itu, terdapat zat yang melindungi kedua organ tersebut sehingga dapat menjalankan fungsinya, yang disebut cairan serebrospinal.

Cairan serebrospinal tidak memiliki warna atau jernih. Cairan tersebut mengandung glukosa, protein, lipid, dan elektrolit. Kandungan itu dapat digunakan untuk menutrisi otak.

Orang dewasa diperkirakan memiliki 150 mililiter (ml) cairan serebrospinal yang akan diganti secara rutin sebanyak 4-5 kali sehari. Hal ini menjadikan manusia memiliki total 400-600 ml cairan serebrospinal tiap harinya.

Berdasarkan studi yang dimuat dalam buku Neuroanatomy, Cerebrospinal Fluid, sebagian besar cairan ini diproduksi oleh ventrikel otak yang bernama choroid plexus. Setelah diproduksi, cairan mengalir mengitari ventrikel atau ruang-ruang yang ada di otak dan sumsum tulang belakang.

Setelah selesai, cairan serebrospinal diserap langsung ke darah di arachnoid villi. Selanjutnya, cairan baru diproduksi dan dialirkan kembali. Umumnya, cairan diganti setiap 7,5 jam sekali.

Fungsi Cairan Serebrospinal

Cairan serebrospinal mempunyai beberapa fungsi. Seperti yang dijelaskan oleh dr. Adeline Jaclyn, “Fungsi cairan serebrospinal, meliputi membuang zat sisa, membantu melindungi otak dan medula spinalis dari trauma, dan memberi nutrisi untuk otak.”

Cairan serebrospinal bertindak sebagai bantalan untuk meminimalkan risiko cedera di otak dan sumsum tulang belakang. Kamu bisa mengibaratkannya dengan anggur yang ditaruh di toples.

Bila toples tersebut digoyang-goyangkan, anggur akan cepat hancur karena guncangan. Namun, bila toples diisikan air, anggur akan terlindungi dari kehancuran karena air membantu menjaga dan memperlambat kecepatan anggur yang bergerak.

Cairan ini juga dapat membantu mendiagnosis suatu penyakit, seperti:

Dokter akan memeriksanya dengan melakukan lumbal pungsi atau prosedur untuk mengambil cairan serebrospinal.

Gangguan yang Mungkin Menyerang Cairan Serebrospinal

Gangguan yang Mungkin Menyerang Cairan Serebrospinal

Terdapat hal yang bisa menyebabkan cairan serebrospinal mengalami gangguan, misalnya terdapat infeksi, atau sumbatan. Berikut adalah macam-macam gangguan yang mungkin terjadi:

1. Hidrosefalus

Kondisi ini disebabkan oleh cairan serebrospinal yang menumpuk akibat adanya sumbatan atau penurunan daya serap tubuh.

Tumpukan cairan tersebut menyebabkan peningkatan ukuran ventrikel dan menekan otak. Hal ini membuat otak dan jaringan cedera dan memengaruhi beberapa fungsi otak.

Hidrosefalus bisa terjadi pada siapa saja, tetapi lebih sering terjadi pada bayi dan lansia. Gejala yang dirasakan pada setiap umur berbeda. Misalnya, pada bayi, hidrosefalus akan menyebabkan perubahan bentuk kepala menjadi lebih besar, sedangkan pada orang dewasa tidak.

Beberapa gejala umum hidrosefalus, meliputi sakit kepala, sering buang air besar, hilang keseimbangan, dan gangguan daya pikir. Bila dibiarkan, gangguan akan semakin parah hingga dapat menyebabkan kematian.

2. Kebocoran Cairan Serebrospinal (CSF)

Kondisi ini terjadi saat cairan serebrospinal keluar dari ruang subarachnoid. Gejala yang dihasilkan tergantung dari seberapa besar kebocoran terjadi. Semakin besar jumlah cairan yang bocor, maka semakin parah gejala yang akan dialami.

Kebocoran dalam jumlah besar dapat menyebabkan kondisi hipotensi intrakranial. Kondisi tersebut dapat menyebabkan otak jatuh ke bawah dan menekan organ dibawahnya. Hal ini dapat mengganggu fungsi otak.

Dokter Adeline menjelaskan, terdapat beberapa ciri dari kebocoran CSF, seperti nyeri kepala, nyeri/kaku leher, pusing, serta mual/muntah. Umumnya, CSF tidak menular dan dapat ditangani oleh tenaga medis dengan tingkat kesembuhan hingga 98 persen.

3. Meningitis

Meningitis terjadi saat selaput otak mengalami peradangan. Terdapat dua jenis meningitis, yaitu aseptik dan bakteri. Meningitis aseptik disebabkan oleh virus, jamur, pengobatan tertentu, dan metastasis kanker. Sementara itu, meningitis bakteri lebih jarang terjadi dan merupakan kondisi yang serius.

Beberapa gejala yang umum terjadi seperti, demam, sakit kepala, leher kaku, dan nyeri sendi. Perawatan meningitis disesuaikan berdasarkan jenisnya.

4. Perdarahan Subarachnoid (SAH)

Kondisi ini terjadi ketika terdapat kebocoran darah di ruang subarachnoid dan tercampur dengan CSF. 80 persen penyebab dari kondisi ini adalah aneurisma yang pecah. Bila dibiarkan, SAH akan menyebabkan kerusakan otak permanen atau kematian.

Gejala utama dari kondisi ini adalah sakit kepala berat secara tiba-tiba. Selain itu, penderita juga akan merasakan mual, muntah, kaku leher, gangguan penglihatan, dan hilang kesadaran.

Pengobatan gangguan cairan serebrospinal tergantung pada kondisi yang dialami. Penanganan yang segera dan tepat adalah kunci untuk meminimalkan kerusakan yang lebih parah.

Artikel Lainnya: Cara Tepat Mencegah Penyakit Meningitis

Kapan Harus ke Dokter?

Segera periksa ke dokter jika kamu mengalami gejala di bawah ini:

Gejala di atas bisa disebabkan oleh gangguan pada cairan serebrospinal. Namun, bisa juga menandakan masalah kesehatan lainnya. Lebih cepat memeriksakan diri ke dokter spesialis saraf, tentu akan lebih cepat kamu mengetahui penyebab dan mendapatkan perawatan yang sesuai.

Artikel Lainnya: Segudang Manfaat Olahraga untuk Kesehatan Otak

Nah, sudah pahamkan pentingnya cairan serebrospinal bagi otak dan sumsum tulang belakang? Langkah selanjutnya adalah #JagaSehatmu dengan mengikuti beragam informasi seputar kesehatan otak di KlikDokter.

Kamu juga bisa langsung melakukan konsultasi dengan ahlinya lewat fitur Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter. Yuk, download aplikasi KlikDokter sekarang juga!

(APR/JKT)

MeningitisKanker OtakHidrosefalus

Konsultasi Dokter Terkait