Saraf

Bagaimana Pengaruh Saraf Terjepit terhadap Gairah Seks Penderita?

Ayu Maharani, 11 Feb 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Katanya, saat terkena saraf terjepit, gairah seksual bisa menurun plus kemampuan di atas ranjang juga ‘menghilang’. Nah, benarkah demikian?

Bagaimana Pengaruh Saraf Terjepit terhadap Gairah Seks Penderita?

Pinggang pegal karena terlalu lama duduk saja kadang bisa bikin ogah untuk berhubungan intim. Apalagi kalau sudah kena saraf terjepit? Pasti itu sangat memengaruhi gairah seksual penderitanya. Mungkin itulah yang Anda pikirkan ketika mendengar soal saraf terjepit dan gairah seksual.

Tapi, bagaimana fakta medisnya? Bukankah saraf tulang belakang itu mengatur beragam fungsi organ, termasuk organ reproduksi?

Sekilas tentang Saraf Terjepit

Saraf terjepit merupakan kondisi di mana bantalan tulang belakang keluar dari tempat asalnya hingga menjepit saraf. Menurut dr. Sara Elise Wijono, MRes dari KlikDokter, saraf terjepit itu dapat terjadi di sepanjang tulang belakang, tapi area yang paling terkena adalah punggung bawah atau leher.

Jika saraf terjepit itu mengenai leher, bagian yang kena imbasnya adalah tangan. Sementara, jika saraf terjepit terjadi di punggung bawah, kaki yang akan merasakan imbasnya.

Pada kondisi yang telanjur berat, penderita saraf kejepit akan merasakan gejala nyeri yang hebat, kebas, dan otot menjadi lemah. Penderita juga bisa tidak mampu menahan kencing ataupun buang air besar, serta sulit untuk berdiri maupun berjalan. 

Artikel lainnya Kenali Gejala Saraf Kejepit Sejak Dini

1 dari 2

Pengaruh Saraf Kejepit Bisa Menurunkan Sistem Reproduksi?

Sementara itu, saraf-saraf di tulang belakang terdiri atas saraf serviks, toraks, lumbar, sakral, dan tulang ekor. Dari kelima saraf tersebut, yang paling sering terjepit adalah saraf lumbar dan sakral pinggang bawah.

Baik saraf lumbar dan saraf sakral, keduanya mengendalikan fungsi anggota gerak bawah, sistem perkemihan, serta organ reproduksi. Kabar buruknya, jika dua saraf itu terjepit, organ reproduksi memang akan melemah, termasuk terjadi penurunan gairah seks atau libido.

Kondisi di atas telah dibuktikan oleh penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Spine. Hasil penelitian melaporkan, 34 persen pria penderita saraf kejepit mengalami impotensi.

Sekalipun sudah dioperasi untuk memperbaiki saraf tulang belakang, tak ada perubahan positif pada gairah seksnya. 

Ada lagi penelitian yang membahas soal hubungan antara saraf terjepit dan gairah seksual. Serupa dengan studi di atas, penelitian dalam Journal of Neurosurgery mengungkapkan bahwa 84 persen wanita yang menderita saraf terjepit juga tidak memiliki libido tinggi. 

Sementara pada pria, 55 persennya juga sama seperti itu. Malahan, 18 persennya, mengalami impotensi! Seluruh proses atau fungsi seksual ternyata sangat dipengaruhi oleh sistem saraf dan hormon reproduksi. Jadi, jika saraf bermasalah, fungsi seksual juga akan terpengaruh. 

Misalnya, saat seorang pria menerima rangsangan, penisnya akan mengalami ereksi. Ereksi itu sendiri hanya bisa terjadi jika saraf pada otak, sakrum, toraks, dan lumbar telah mengirim sinyal menuju penis. 

Makin banyak rangsangan yang diterima pria, makin banyak pula sinyal yang dikirimkan oleh saraf-saraf tersebut. Ketika sinyal sudah terlalu banyak dan mencapai puncaknya, barulah seseorang bisa mengalami orgasme dan berejakulasi. 

Sayangnya, jika saraf yang bertugas untuk mengirimkan sinyal terjepit, pria pun akan mengalami hambatan untuk ereksi. Kalau ereksi saja sudah susah, tentu orgasme dan ejakulasi juga akan sulit dirasakan. 

Artikel lainnya: Ini Kiat Melancarkan Aliran Darah ke Penis

2 dari 2

Bagaimana Solusi Mengatasi Masalah Seksual Akibat Saraf Terjepit?

Dokter Devia Irine Putri dari KlikDokter mengatakan, solusi untuk mengatasi disfungsi ereksi dan menurunnya gairah seks akibat saraf terjepit adalah dengan tindakan operasi. Tujuannya, untuk melepaskan saraf-saraf yang bermasalah supaya bisa kembali menyampaikan sinyal dengan baik. 

Di atas sudah sempat disinggung bahwa meski sudah dioperasi, fungsi seksual dari penderitanya tetap tidak kembali.

“Itu berarti, penderitanya sudah membiarkan masalah sarafnya terlalu lama atau menunda-nunda pengobatan. Makin lama dibawa ke dokter, makin kecil tingkat keberhasilan operasinya,” jelas dr. Devia. 

“Yang bisa di-release (dilepas) adalah saraf yang masih aktif. Kebanyakan orang tidak mengetahui bahwa saraf juga bisa mati. Kalau saraf yang di-release itu telanjur mati, ya seperti yang tadi sudah dijelaskan, efek positif yang dihasilkan juga akan semakin kecil, termasuk soal fungsi seksual, dalam hal ini ereksi dan libido,” dia menambahkan. 

Jadi, jangan tunda-tunda lagi niatan Anda untuk berobat ke dokter bila Anda memiliki gejala, seperti:

  • nyeri lokal di daerah saraf yang terjepit seperti leher atau punggung bagian bawah
  • kesemutan hingga mati rasa
  • sensasi terbakar
  • kelemahan otot
  • gangguan BAK dan disfungsi seksual

Terapi hormon tidak diperlukan jika dari awal masalah organ seks dipicu saraf terjepit. Saraf terjepit yang belum terlalu parah akan membaik (berimbas juga ke fungsi seksual) setelah dioperasi.

Bila terapi hormon tetap diberikan, padahal tidak ada gangguan keseimbangan hormon, itu justru menimbulkan masalah baru bagi penderita saraf terjepit. 

Saraf terjepit memang dapat pengaruhi gairah seksual penderitanya. Karena itu, makin cepat diobati, makin besar pula kesempatan untuk kembali pulih. Bila Anda masih punya pertanyaan lain soal saraf terjepit dan gangguan libido, konsultasikan kepada dokter melalui fitur Live Chat

[HNS/RPA]

Seks
Saraf Terjepit