Reproduksi

4 Pilihan Terapi untuk Redakan Gejala Endometriosis

Siti Putri Nurmayani, 15 Nov 2022

Ditinjau Oleh dr. Devia Irine Putri

Meski tidak dapat disembuhkan, gejala endometriosis bisa diredakan lewat sejumlah cara. Ini 4 terapi pengobatan endometriosis yang bisa dilakukan.

4 Pilihan Terapi untuk Redakan Gejala Endometriosis

Sebagian wanita mungkin tidak menyadari dirinya mengidap endometriosis, yaitu gangguan berupa tumbuhnya jaringan mirip endometrium di luar rahim. Endometrium sendiri adalah jaringan yang melapisi bagian dalam rahim.

Endometriosis sulit dikenali karena menimbulkan rasa sakit dan perdarahan yang nyaris mirip dengan ciri-ciri menstruasi. Bedanya, gejala ini bisa muncul saat haid maupun di luar siklus menstruasi.

Tak hanya itu, endometriosis termasuk penyakit seumur hidup. Meski kondisi ini tidak dapat disembuhkan, gejala endometriosis bisa diredakan lewat sejumlah cara.

Di bawah ini pilihan terapi pengobatan endometriosis yang bisa dicoba.

1. Pemberian Obat Pereda Nyeri

Pemberian Obat Pereda Nyeri

Kamu disarankan mengonsumsi obat pereda nyeri apabila mengalami gejala endometriosis ringan. Menurut National Health Service, Inggris, obat pereda nyeri yang bisa digunakan termasuk obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti ibuprofen atau paracetamol.

Terapi pengobatan endometriosis tanpa operasi ini bisa dengan mudah kamu dapatkan di apotek terdekat. Supaya lebih aman, konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu, ya!

Artikel Lainnya: Bahaya Makanan yang Baik untuk Penderita Endometriosis

2. Terapi Hormon

Selama menstruasi, kadar hormon di dalam tubuh, termasuk estrogen menjadi tidak stabil. Kondisi ini menyebabkan endometrium menebal, pecah, dan berdarah. Akibatnya, kamu bisa merasakan nyeri hebat di perut bagian bawah dan sekitar panggul.

Untungnya, terapi hormon bisa kamu gunakan untuk meredakan rasa sakit tersebut. Terapi hormon bisa memperlambat pertumbuhan jaringan endometrium. Namun, efek pengobatan kista endometriosis ini tidak permanen. Artinya, kamu bisa mengalami gejala endometriosis setelah pengobatan dihentikan.

Sejumlah terapi hormon yang bisa digunakan untuk mengobati endometriosis, di antaranya:

  • Kontrasepsi Hormonal

Kontrasepsi hormonal, seperti pil KB, koyo KB, dan cincin KB dapat membantu mengontrol hormon yang berperan dalam penumpukan jaringan endometrium.

Selain itu, penggunaan kontrasepsi hormonal menyebabkan beberapa orang mengalami periode menstruasi yang pendek, tetapi lebih teratur.

Meski begitu, pengobatan satu ini efektif untuk mengurangi dan menghilangkan rasa nyeri akibat menstruasi.

  • Hormon Pelepas Gonadotropin (GnRH)

Hormon pelepas gonadotropin (GnRH) bekerja dengan mengurangi produksi estrogen sehingga mencegah terjadinya menstruasi. Dengan begitu, jaringan endometrium jadi menyusut.

Pemberian GnRH dilakukan ketika terapi pengobatan lain tidak bisa mengatasi rasa sakit akibat endometriosis.

  • Terapi Progestin

Terapi progestin memiliki fungsi serupa kontrasepsi hormonal. Namun, terapi pengobatan ini hanya mengandung progestin yang dapat mengurangi rasa nyeri.

Terapi progestin biasanya berbentuk pil, suntikan, atau KB spiral. Efek samping terapi perawatan endometriosis ini bisa mengurangi periode menstruasi hingga menghentikan siklus haid.

  • Obat Danazol

Obat danazol dapat membantu melepaskan hormon menstruasi. Selain itu, obat ini dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Selama menggunakan danazol, kamu mungkin akan mengalami menstruasi sesekali atau tidak sama sekali. Dibandingkan terapi pengobatan endometriosis lainnya, danazol memberikan efek samping yang paling parah.

Efek samping danazol bisa menyebabkan berat badan bertambah, keram ototsakit kepala, kelelahan, payudara nyeri dan mengecil, hingga rasa gerah yang teramat.

Sebaiknya, jangan gunakan danazol ketika hamil. Pasalnya, obat ini dapat membahayakan janin yang sedang berkembang.

  • Aromatase Inhibitor

Fungsi aromatase inhibitor adalah menurunkan kadar estrogen dalam tubuh. Kemungkinan dokter merekomendasikan terapi pengobatan ini bersama dengan progestin ataupun kontrasepsi hormonal untuk mengobati endometriosis.

3. Operasi

Jaringan endometriosis bisa diangkat dan dihancurkan lewat pembedahan. Meski begitu, hal ini tidak lantas menghilangkan endometriosis.

Jenis operasi yang biasa dilakukan untuk mengangkat kista endometriosis adalah laparoskopi dan histerektomi, berikut pemaparannya:

  • Laparoskopi

Selama laparoskopi berlangsung, dokter akan membuat sayatan kecil di perut dan memasukkan laparoskop, yaitu selang khusus yang dilengkapi dengan senter dan kamera kecil. Dengan bantuan laser atau panas, jaringan endometriosis kemudian dihancurkan.

Biasanya, kamu akan diberikan anestesi umum jelang dilakukannya prosedur laparoskopi. Alhasil, kamu tertidur dan tidak akan merasakan sakit selama laparoskopi berlangsung. Setelah operasi, dokter merekomendasikan kamu minum obat hormon untuk mengurangi rasa sakit.

  • Histerektomi

Apabila kamu tidak berencana hamil dan endometriosis yang diderita makin parah, dokter mungkin menyarankan untuk dilakukan operasi histerektomi atau pengangkatan rahim.

Sayangnya, prosedur histerektomi memiliki dampak yang sangat nyata terhadap tubuh sehingga perlu dipertimbangkan dengan baik. Terlebih, nyeri dan gejala endometriosis lainnya kembali akan kamu rasakan usai histerektomi.

Artikel Lainnya: Waspada, Kondisi Ini Dapat Sebabkan Endometriosis

4. Perawatan Kesuburan

Pertumbuhan jaringan mirip endometrium di luar rahim bisa menyebabkan wanita susah hamil. Untuk mengatasinya, dokter mungkin merekomendasikan perawatan kesuburan yang diawasi oleh dokter kandungan.

Perawatan kesuburan bisa berupa terapi pengobatan untuk merangsang ovarium menghasilkan lebih banyak sel telur. Selain itu, program bayi tabung juga bisa jadi pilihan.

Artikel Lainnya: Ibu Hamil dengan Endometriosis, Begini Cara Penanganannya

Untuk meredakan gejala, kamu perlu mempertimbangkan metode pengobatan endometriosis yang akan dijalani. Sejumlah faktor juga perlu dipertimbangkan, seperti tingkat keparahan endometriosis, rencana kehamilan di masa depan, dan usia.

Kamu bisa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter kandungan lewat layanan Tanya Dokter supaya lebih praktis.

#JagaSehatmu dengan deteksi dini endometriosis agar gejalanya bisa diredakan segera dan risiko terjadinya komplikasi bisa diminimalkan. Unduh aplikasi KlikDokter untuk mendapatkan informasi lengkap seputar kesehatan reproduksi wanita lainnya.

(ADT/JKT)

Penyakit EndometriosisibuprofrenParacetamol

Konsultasi Dokter Terkait