HomeInfo SehatPernapasanTidur di Lantai Bisa Tingkatkan Risiko Paru-Paru Basah, Benarkah?
Pernapasan

Tidur di Lantai Bisa Tingkatkan Risiko Paru-Paru Basah, Benarkah?

Zahra Aminati, 24 Nov 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Tidur di lantai sering dilakukan, khususnya ketika cuaca sedang panas. Namun, ada yang bilang bahwa tidur di lantai menyebabkan paru-paru basah. Benarkah itu?

Tidur di Lantai Bisa Tingkatkan Risiko Paru-Paru Basah, Benarkah?

Bagi seseorang yang tinggal di negara dengan iklim tropis, udara panas sudah menjadi “makanan” sehari-hari. Tidak heran, sebagian penduduk di negara tersebut sering tidur di lantai sebagai bentuk perlawanan terhadap cuaca panas.

Meski bisa terasa nyaman, tidur di lantai konon dapat meningkatkan risiko penyakit tertentu. Bahkan, ada pula yang bilang bahwa tidur di lantai menyebabkan paru-paru basah.

Lantas, apa kata medis mengenai anggapan tersebut? Benarkah tidur di lantai dapat menjadi penyebab paru-paru basah? 

Tidur di Lantai Tingkatkan Risiko Paru-Paru Basah?

Paru-paru basah adalah sebutan masyarakat umum untuk pneumonia. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau jamur

Selain itu, risiko pneumonia juga cenderung tinggi pada perokok, penderita penyakit jantung dan diabetes, serta orang dengan kelemahan struktur organ pernapasan.

Artikel Lainnya: Sering Naik Motor Malam Picu Paru-Paru Basah, Mitos atau Fakta?

Terkait kabar mengenai tidur di lantai dapat menjadi penyebab paru paru basah, dr. Astrid Wulan Kusumoastuti mengatakan bahwa hal tersebut hanya mitos yang tak perlu dipercaya.

“Kabar mengenai tidur di lantai yang katanya bisa menyebabkan paru-paru basah hanyalah mitos,” tegas dr. Astrid. 

“Meski begitu, tidur di lantai bisa meningkatkan risiko nyeri otot dan kedinginan,” sambungnya.

Selain itu, tidur di lantai juga membuat seseorang lebih dekat dengan debu dan kotoran. Hal tersebut dapat meningkatkan risiko alergi, apalagi bagi orang-orang yang sensitif. 

Ada pula beberapa keluhan lain yang mungkin muncul akibat tidur di lantai, yaitu:

  • Bersin dan hidung gatal, tersumbat, atau berair.
  • Mata gatal, merah, dan berair.
  • Mengalami mengi, batuk, atau kesulitan bernapas.
  • Ruam pada kulit.

Artikel Lainnya: Tipe-tipe Pneumonia yang Harus Diketahui

Tips Tidur di Lantai yang Aman

Tidur di lantai terbukti tidak berkaitan dengan risiko paru-paru basah. Meski begitu, Anda yang terpaksa tidur di lantai tetap harus waspada akan kemungkinan efek samping yang bisa muncul akibat tindakan tersebut.

Agar lebih aman tidur di lantai, terdapat pula beberapa tips yang bisa Anda terapkan:

  • Pastikan kondisi lantai bersih dan bebas dari kotoran. 
  • Tidurlah dengan alas, seperti selimut, bantal, tikar, kasur tipis atau busa. Hal ini bertujuan agar tubuh tidak langsung bersentuhan dengan lantai.
  • Berganti-ganti posisi saat tidur untuk menentukan posisi yang paling nyaman, seperti saat Anda tidur di kasur. 
  • Jangan terlalu lama tidur di lantai. Akan lebih aman jika Anda hanya melakukannya selama beberapa saat, seperti ketika tidur siang.
  • Pastikan untuk selalu menjemur alas yang digunakan untuk tidur di lantai guna mencegah pembentukan bakteri atau jamur. 

Kabar mengenai tidur di lantai menyebabkan paru paru basah hanyalah mitos belaka. Meski demikian, Anda yang hobi tidur di lantai tetap harus berhati-hati saat melakukannya. 

Pastikan untuk memperhatikan hal-hal yang telah disampaikan, agar Anda tidak malah terserang penyakit lainnya.

Agar tak lagi terjebak dengan mitos-mitos menyesatkan mengenai kesehatan, Anda bisa terlebih dahulu mengonsultasikan informasi tersebut kepada dokter melalui LiveChat 24 jam di aplikasi Klikdokter.

(NB/AYU)

Referensi: 

Wawancara dr. Astrid Wulan Kusumoastuti

The Lancet. Diakses 2021. Effect of firmness of mattress on chronic non-specific low-back pain: randomised, double-blind, controlled, multicentre trial

Healthline. Diakses 2021. Is Sleeping on the Floor Good or Bad for Your Health?

Medical News Today. Diakses 2021. Is sleeping on the floor actually good for you?

tidurParu-paruPneumonia

Konsultasi Dokter Terkait