Covid-19

Jadi Perhatian Kemenkes, Waspada Varian Covid AY.4.2

Tri Yuniwati Lestari, 01 Nov 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Varian AY.4.2 adalah mutasi baru dari varian Delta. Seberapa berbahaya varian covid terbaru ini? Berikut penjelasannya.

Jadi Perhatian Kemenkes, Waspada Varian Covid AY.4.2

Para ahli menggolongkan varian AY.4.2 sebagai Variant under Investigation (VUI) atau varian yang sedang dalam penelitian. Varian virus corona baru ini merupakan mutasi dari varian Delta. 

Penelitian dilakukan karena ditakutkan varian AY.4.2 dapat lebih menular dibanding Delta. Dengan munculnya varian ini, para peneliti memperingatkan bahwa pandemi COVID-19 belum berakhir dan masyarakat harus tetap waspada.

Seberapa berbahaya penularan varian AY.4.2? Berikut beberapa penelitian yang ada dan pendapat dokter mengenai varian tersebut.

Mengenal Varian AY.4.2 yang Mulai Menyerang Dunia

Varian AY.4.2 telah terdeteksi di 33 negara, termasuk Inggris yang dilaporkan menjadi lokasi pertama ditemukannya varian ini. Denmark, Jerman, Irlandia, Amerika Serikat, Rusia, dan India juga melaporkan adanya penyebaran varian ini.  

Menurut data Cov-Lineages.org, Inggris menyumbang 96 persen dari semua kasus yang berkaitan dengan AY.4.2. Denmark dan Jerman masing-masing memiliki 1 persen kasus.

Varian AY.4.2 juga kerap menimbulkan keresahan pada masyarakat India. Menurut GISAID (Global Initiative on Sharing All Influenza Data), Jerman, setidaknya ada tujuh belas kasus varian baru covid tersebut telah terdeteksi di India.

Artikel Lainnya: Prioritas Penerima Dosis Keempat Vaksin COVID-19

Menurut Matthew Bashton dan Darren Smith dari Universitas Northumbria, Inggris, setidaknya 75 garis keturunan AY dari virus corona telah diidentifikasi. Masing-masing dengan mutasi berbeda.

Matthew menjelaskan, virus AY tidak jauh berbeda dari genom Delta, yang pertama kali terdeteksi di India dan menjadi varian dominan di banyak negara karena penularannya tinggi.

Namun, varian AY.4.2 membawa dua mutasi tambahan, yaitu Y145H dan A222V pada spike protein (protein lonjakan) virus.

Mutasi A222V sebelumnya ditemukan dalam garis keturunan B.1.177, yang muncul di Spanyol dan kemudian menyebar ke seluruh Eropa utara. Sedangkan, mutasi Y145H terlihat jauh lebih jarang penyebarannya. 

Kedua mutasi tersebut dapat memengaruhi protein lonjakan. Protein lonjakan adalah bagian penting dari permukaan luar virus, dan juga berguna untuk masuk ke sel tubuh.

Lantas, Apa Varian AY.4.2 Lebih Berbahaya Dibanding Delta?

Para peneliti masih belum menentukan apakah varian covid AY.4.2 lebih menular atau berbahaya ketimbang varian Delta.

Dari bukti yang ada, varian AY.4.2 tampaknya tidak menyebabkan penyakit yang lebih parah. Varian itu juga sejauh ini tidak membuat vaksin menjadi kurang efektif.

Artikel Lainnya: Manfaat Obat Antidepresan untuk Penanganan COVID-19

Meski demikian, menurut info Independent UK, kemungkinan infeksi dalam keluarga dari varian AY.4.2 lebih besar dibanding varian Delta. Di Inggris, persentasenya sekitar 12,4 persen dari AY.4.2, dan 11,1 persen dari Delta.

Ini artinya, ada risiko penyebaran infeksi lebih besar di sebuah rumah akibat varian AY.4.2, jika ada anggota keluarga yang tertular varian ini.

Dokter Devia Irine Putri berpendapat, masih belum dapat disimpulkan apakah varian AY.4.2 lebih berbahaya dari Delta, atau akan menjadi gelombang ke-3 pandemi COVID-19. 

“Varian ini memang termasuk dari mutasi Delta. Namun, masih belum tahu seberapa bahayanya karena masih dalam penelitian. Tapi, tetap masyarakat dianjurkan untuk berhati-hati dan waspada. Jangan longgar protokol kesehatannya,” ucap dr. Devia.

Selain protokol kesehatan sehari-hari, lakukan karantina perjalanan sesuai peraturan yang berlaku bila bepergian.

Laksanakan vaksinasi dan lakukan 3T, yakni pemeriksaan dini (testing), pelacakan (tracing), dan perawatan (treatment). 

Itulah serba-serbi varian COVID-19 baru yaitu AY.4.2. Jika Anda atau anggota keluarga sakit, jangan tunda lakukan pemeriksaan. Gunakan LiveChat Klikdokter untuk konsultasi ke dokter umum dan spesialis lebih cepat.

(FR/AYU)

virus coronainfeksi virus

Konsultasi Dokter Terkait