Kesehatan Anak

Tes untuk Mendeteksi Disleksia pada Anak

Tri Yuniwati Lestari, 10 Sep 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Si kecil kesulitan membaca? Bisa jadi anak alami disleksia. Untuk memastikannya, berikut beberapa tes disleksia pada anak yang bisa dilakukan.

Tes untuk Mendeteksi Disleksia pada Anak

Disleksia adalah gangguan belajar yang membuat anak kesulitan membaca. Gangguan ini memengaruhi area otak yang memproses bahasa. Meski begitu, penderita disleksia biasanya memiliki kecerdasan dan penglihatan yang normal.

Umumnya, sebagian besar anak sudah siap untuk belajar membaca sejak taman kanak-kanak atau saat mereka duduk di kelas satu sekolah dasar. Lain halnya dengan anak-anak dengan disleksia. Mereka sering kali kesulitan memahami dasar-dasar membaca saat berada di rentang usia tersebut. 

Tidak ada obat untuk gangguan disleksia. Namun, sebagian besar anak disleksia terbukti dapat berhasil di sekolah dengan terapi serta bimbingan belajar atau program pendidikan khusus. 

Sayangnya disleksia sering kali tidak terdiagnosis selama bertahun-tahun. Saat gangguan ini tidak terdiagnosis dan tidak diobati, kesulitan membaca di masa kanak-kanak dapat berlanjut hingga dewasa.

Dokter Sara Elise Wijono, M. Res menyarankan, “Jika Anda khawatir tentang kemajuan anak di sekolah atau melihat kesulitan anak dalam membaca meski sudah mendapat latihan yang cukup, mungkin ada baiknya untuk memeriksakan anak pada profesional, seperti dokter atau psikolog anak.”

Berikut Tes untuk Mendiagnosis Disleksia pada Anak

Dijelaskan oleh dr. Sara, tes disleksia biasa ditangani oleh dokter anak spesialis neurologi atau psikolog klinis anak. Selain itu, ada juga beberapa tes screening online yang biasa diselenggarakan oleh asosiasi disleksia Indonesia.

Melansir dari Mayo Clinic, tidak ada tes tunggal yang dapat mendiagnosis disleksia. Sejumlah faktor perlu menjadi pertimbangan. Berikut beberapa rangkaian pemeriksaan tes disleksia pada anak.

1. Perkembangan Anak 

Pemeriksaan pertama untuk disleksia, biasanya dimulai dengan pertanyaan dari dokter seputar masalah pendidikan dan riwayat kesehatan si kecil. Dokter akan menanyakan apakah anak Anda pernah didiagnosis penyakit tertentu atau tidak.  

Selain itu, kemungkinan dokter juga akan mengajukan pertanyaan kepada Anda mengenai riwayat keluarga, termasuk ada atau tidaknya anggota keluarga yang memiliki gangguan belajar.

2. Kondisi Keluarga

Dokter atau psikolog mungkin akan meminta Anda mendeskripsikan keluarga dan kehidupan keluarga Anda, termasuk siapa yang tinggal di rumah dan apakah ada masalah di dalam keluarga.

3. Kuesioner 

Dokter mungkin meminta anak, anggota keluarga, atau guru yang mengajar untuk menjawab beberapa pertanyaan tertulis. Anak mungkin akan diminta ikut tes untuk mengidentifikasi kemampuan membaca dan bahasa.

Artikel lainnya: Fakta tentang Disleksia yang Wajib Anda Tahu

4. Tes Penglihatan dan Pendengaran 

Dokter juga akan melakukan tes penglihatan dan pendengaran pada anak. Cara ini dapat membantu menentukan apakah ada gangguan lain yang mungkin menyebabkan kemampuan membaca anak terhambat.

5. Tes Psikologi 

Saat menjalani tes psikologi, akan diberikan pertanyaan seputar apa yang menjadi kesulitan anak dalam mengikuti pembelajaran di sekolah. Psikolog juga akan bertanya apakah selama ini anak mendapat ancaman yang membuat mereka takut.

Hal ini dilakukan agar dapat membantu menentukan apakah anak Anda mengalami masalah sosial, kecemasan, atau depresi yang membatasi kemampuannya saat belajar.

6. Menguji Keterampilan Membaca dan Keterampilan Akademik Lainnya

Selain memeriksa fisik dan memberi sejumlah pertanyaan, psikolog atau dokter akan menguji keterampilan anak dalam membaca serta kemampuan akademik lainnya.

Misalnya, psikolog membacakan sebuah cerita lalu anak akan mendengarkan. Anak akan ditanya apakah dia dapat menerima cerita itu dengan baik atau tidak.

Selanjutnya, anak akan disuruh membaca dan menuliskan beberapa kata yang ditulis di secarik kertas. 

Artikel lainnya: Perlu Kesabaran, Ini Cara Merawat Anak Pengidap Disleksia

Hasil yang Didapatkan Setelah Melakukan Tes Disleksia

Bila dari hasil tes anak tidak dinyatakan memiliki gangguan disleksia, dokter mungkin mendiagnosis beberapa masalah lain yang mengganggu pembelajaran anak, misalnya: 

  • Masalah penglihatan, seperti rabun jauh atau juling
  • Masalah pendengaran sebagai akibat dari kondisi seperti telinga lem
  • Kondisi lain, seperti attention deficit hyperactivity disorder (ADHD)

Namun, jika benar anak memiliki gangguan disleksia usai tes, psikolog atau dokter akan merekomendasikan perawatan dan terapi yang sesuai. Penanganan disleksia biasanya tergantung pada tingkat keparahan dan kesulitan belajar si kecil.

Namun, selain terapi dari ahli, orang tua juga bisa mendukung kemampuan membaca anak dengan beberapa cara, yaitu:

  • Bersama si kecil menyediakan waktu membaca buku bersama. Pilihkan buku yang disukai dan sesuai dengan usia si kecil.
  • Melatih si kecil membaca buku sambil bersuara, bukan hanya dalam hati.
  • Cobalah bermain tebak kata usai membaca buku.
  • Ciptakan suasana nyaman selama anak membaca agar tidak bosan.

Tes disleksia penting untuk memastikan masalah apa yang menghambat kemampuan membaca anak. Bila sudah diketahui penyebabnya, perawatan dari profesional dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan tersebut.

Jika Anda ingin berkonsultasi dengan dokter atau psikolog mengenai masalah tumbuh kembang si kecil, gunakan layanan Live Chat di aplikasi Klikdokter

[HNS/JKT]

Disleksia

Konsultasi Dokter Terkait