HomeInfo SehatKesehatan UmumLebih Baik Menelan Dahak atau Membuangnya?
Kesehatan Umum

Lebih Baik Menelan Dahak atau Membuangnya?

Aditya Prasanda, 12 Feb 2023

Ditinjau Oleh dr.Atika

Icon ShareBagikan
Icon Like

Produksi lendir berlebih dapat membuat seseorang jengah sehingga memilih untuk menelan dahak. Apakah hal tersebut diperbolehkan secara medis, atau justru berbahaya?

Lebih Baik Menelan Dahak atau Membuangnya?

Pada kondisi tertentu, seperti flu atau radang tenggorokan, tubuh akan menghasilkan dahak lebih banyak. Tumpukan dahak biasanya ada di bagian belakang tenggorokan.

Ketidaknyamanan ini dapat membuat kamu harus membuang dahak berulang kali. 

Tak menutup kemungkinan, karena lelah harus melakukannya terus-menerus, kamu akhirnya memilih untuk menelan dahak.

Lantas, menurut medis, apakah dahak boleh ditelan? Atau, adakah risiko kesehatan tertentu yang timbul di kemudian hari? Yuk, cek jawaban dokter ini!

Adakah Bahaya Menelan Dahak bagi Kesehatan?

Dahak sebenarnya merupakan cairan yang terdiri atas air, antibodi, enzim, garam, dan protein lainnya. Dibandingkan lendir, konsistensi dahak lebih kental dan pekat.

Paru-paru memproduksi lendir untuk melindungi area sensitif, seperti saluran pernapasan, dari partikel kecil dan benda asing, termasuk kontaminasi kuman.

Bahkan, ketika kamu dalam keadaan sehat, lendir bertugas menjaga sebagian area tertentu agar tidak kering. 

Oleh karena itu, berdasarkan penjelasan dr. Dyah Novita Anggraini, sah-sah saja jika kamu ingin menelan dahak. Meskipun, menurutnya, akan lebih baik jika dahak tersebut dibuang.

“Menelan dahak boleh saja, karena nanti akan tercerna dan terbuang saat BAB,” ujar dr. Dyah Novita.

Pada dasarnya, dahak yang ditelan akan dicerna oleh lambung. Kuman yang menempel pada dahak maupun makanan kemudian akan dinetralkan oleh organ tersebut, hingga akhirnya diproses dan dibuang tubuh melalui feses.

Kendati demikian, dr. Dyah Novita mengatakan bahwa membuang dahak adalah tindakan yang lebih baik daripada menelannya, apalagi jika Anda adalah penderita tuberkulosis (TBC) dan bronkitis.

“Karena dahak mengandung sisa zat asing di dalam tubuh yang harus dikeluarkan. Jadi, lebih baik jangan ditelan lagi, apalagi jika kamu mengalami dua penyakit tersebut,” tuturnya lagi.

Membuang dahak adalah tindakan yang lebih baik ketimbang menelannya. Akan tetapi, prosedur membuang dahak wajib dilakukan dengan tepat. 

Pasalnya, dahak yang terkontaminasi kuman penyebab penyakit pernapasan bisa menjadi sumber penularan penyakit.

Cara Membuang Dahak yang Benar

Sejumlah penelitian mengungkapkan, kuman di dalam dahak sanggup bertahan hidup hingga berjam-jam.

Bahkan, terdapat pula kuman yang sanggup hidup hingga 21 hari di dalam dahak, seperti SARS-CoV-2; menilik penelitian yang dirilis News Medical.

Kuman dalam dahak orang yang terinfeksi sanggup menjalar ke tubuh orang lain yang sehat. Salah satu mekanisme penularannya adalah melalui udara.

Oleh sebab itu, siapa pun diwajibkan untuk tidak batuk, bersin, atau membuang dahak sembarangan. 

Sebab, percikan lendir dari proses-proses tersebut dapat membuat orang lain yang ada di sekitar berisiko terinfeksi penyakit yang sama.

Adapun cara yang bisa dilakukan agar batuk, bersin, atau dahak yang dibuang tidak menjadi media penularan penyakit ke orang lain:

  • Menutup mulut dan hidung menggunakan tisu maupun bahu ketika hendak batuk maupun bersin
  • Buang dahak ke dalam tisu, dan segera dimasukkan ke dalam tong sampah
  • Pastikan untuk selalu mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir

Ketahui selengkapnya mengenai tips membuang dahak di tempat umum melalui artikel Ingin Buang Dahak di Tempat Umum, Ini Tipsnya.

Jadi, efek menelan dahak memang relatif tidak berbahaya bagi tubuh. Hanya saja, membuang dahak rupanya lebih baik ketimbang menelannya. Namun, tetap perhatikan cara yang benar ya, agar tidak merugikan orang lain. 

Jika kamu masih punya pertanyaan soal akibat menelan dahak, konsultasikan kepada dokter melalui fitur Tanya Dokter dari aplikasi KlikDokter.

(JKT)

Dahak

Konsultasi Dokter Terkait