Kehamilan

Alasan Meningkatnya Risiko Kematian Saat Kehamilan di Masa Pandemi

Tri Yuniwati Lestari, 27 Mei 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Suatu penelitian menemukan adanya peningkatan risiko kematian ibu hamil di masa pandemi COVID-19. Apa saja penyebabnya?

Alasan Meningkatnya Risiko Kematian Saat Kehamilan di Masa Pandemi

Pandemi COVID-19 memang banyak memengaruhi berbagai aspek kehidupan. Tidak sedikit orang yang dirugikan karena wabah virus corona, begitu juga ibu hamil.

Suatu studi menemukan, wanita hamil berisiko mengalami stillbirth dan peningkatan kematian saat hamil yang lebih tinggi di masa pandemi. Lantas, apa penyebab di balik risiko hamil saat pandemi corona tersebut? 

 

Alasan Tingkat Kematian Ibu Hamil Lebih Tinggi Saat Pandemi COVID-19

Penelitian yang diterbitkan di jurnal Lancet Global Health menunjukkan, wanita hamil menghadapi risiko penyakit parah dan kematian yang lebih tinggi bila terinfeksi virus corona.

Tidak hanya itu, analisis dari 40 penelitian di 17 negara ini juga menemukan kerugian lain pada ibu hamil di masa pandemi. Hal ini termasuk lahir mati (stillbirth) yang meningkat selama pandemi.

Artikel Lainnya: Hamil di Masa Pandemi Bikin Stres? Redakan dengan Cara Ini

Berikut ini beberapa kemungkinan yang dipetakan dalam penelitian mengenai penyebab dari kematian ibu hamil selama pandemi coronavirus:

  • Peningkatan Stillbirth

Data dari belasan penelitian yang dilakukan menunjukkan, kemungkinan lahir mati meningkat 28 persen pada masa pandemi COVID-19.

Menurut dr. Muhammad Iqbal Ramadhan, tidak bisa dimungkiri bahwa pandemi virus corona memang bisa berdampak buruk bagi ibu hamil, apalagi kalau ia memiliki komorbid yang tidak terkontrol selama kehamilan.

Stillbirth bisa terjadi karena ibu hamil tidak kontrol kehamilannya dengan baik atau memiliki komorbid yang tidak terkontrol selama kehamilan. Apalagi kalau ibu hamil terinfeksi virus corona, itu akan memperberat penyembuhan dari proses kehamilan sampai melahirkan,” jelas dr. Iqbal.

  • Operasi Kehamilan Ektopik Makin Banyak

Melansir New York Times, dari penelitian yang dilakukan selama pandemi, kejadian kehamilan ektopik yang membutuhkan pembedahan meningkat 6 kali lebih banyak selama pandemi.

Kehamilan ektopik adalah kondisi ketika sel telur yang dibuahi tumbuh di luar rahim, sehingga dibutuhkan pembedahan atau operasi.

Kehamilan ektopik dapat diobati dengan obat-obatan bila terdeteksi sejak dini. Jadi, tindakan operasi yang dilakukan mungkin disebabkan oleh penanganan yang tertunda.

Artikel Lainnya: Pentingnya Swab Test Virus Corona Sebelum Persalinan

“Kehamilan ektopik bisa dipengaruhi oleh kepatuhan ibu hamil untuk rutin memeriksakan kehamilannya setiap bulan ataupun sesuai jadwal,” ucap dr. Iqbal.

“Namun, karena pandemi ini ibu hamil banyak yang takut akan tertular jika periksa, ibu hamil jadi lalai dan tidak mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal,” ia melanjutkan.

  • Ibu Hamil Kurang Dapat Perawatan Medis yang Tepat

Dampak buruk pada kehamilan pada masa pandemi bisa juga disebabkan oleh kurangnya perawatan medis ibu hamil akibat keterbatasan rumah sakit yang dipenuhi pasien COVID-19.

Ibu hamil yang seharusnya rutin kontrol ke dokter kandungan untuk memeriksakan kesehatannya dan janinnya menjadi cenderung enggan ke rumah sakit. Ia takut tertular virus corona bila melakukan pemeriksaan ke rumah sakit.

  • Masalah Kesehatan Mental Selama Kehamilan

Menurut dr. Iqbal, pandemi coronavirus juga bisa berdampak pada kesehatan mental seseorang terutama ibu hamil. Kesehatan mental yang baik selama hamil sangat dibutuhkan untuk mencegah kondisi kehamilan yang merugikan.

Namun, dalam beberapa bulan atau setahun terakhir, rasio ibu hamil yang mengalami anxiety ataupun depresi saat hamil atau setelah melahirkan meningkat. Kondisi ini berhubungan dengan pandemi COVID-19.

Artikel Lainnya: Gawat, Kelahiran di Luar Rencana Meningkat saat Pandemi COVID-19!

Hal inilah yang menyebabkan banyak ibu hamil mengalami kelahiran prematur, stillbirth, ataupun kerugian lainnya yang bisa terjadi.

Gangguan kecemasan pada ibu hamil bisa saja terjadi di masa pandemi ini karena mungkin terbatasnya ruang gerak, kemudian beberapa kebiasaan baru yang mungkin cukup sulit dilakukan,” ucap dr. Iqbal.

Mengapa Ibu Hamil Harus Jadi Prioritas Selama Pandemi?

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di Amerika Serikat telah menetapkan, wanita hamil berisiko lebih tinggi terkena penyakit parah akibat COVID-19 bila dibandingkan wanita yang tidak hamil. 

Penyakit parah yang bisa terjadi pada ibu hamil termasuk kondisi yang membutuhkan rawat inap, perawatan intensif, penggunaan ventilator dan peralatan khusus untuk bernapas, serta penyakit parah lainnya yang dapat mengakibatkan kematian.

Selain itu, wanita hamil dengan coronavirus bisa saja mengalami peningkatan risiko kelahiran prematur dan kondisi merugikan lainnya.

Oleh sebab itu, ibu hamil perlu dijadikan prioritas dalam hal kesehatan selama pandemi virus corona. Dokter Iqbal menjelaskan, ibu hamil memiliki imun tubuh yang rendah. Kondisi ini dapat membuatnya lebih mudah terpapar COVID-19.

“Itu memang berhubungan dengan imunitas ataupun sistem kekebalan tubuh ibu. Karena, ibu yang sedang mengandung sistem imunitas atau kekebalan tubuhnya sedikit berkurang. Maka dari itu, ibu menjadi prioritas selama pandemi,” ucap dr. Iqbal.

Saran dr. Iqbal, ibu hamil tetap harus melakukan kontrol rutin dengan dokter kandungan meskipun hamil pada masa pandemi.

Selain itu, hindari hal-hal yang dapat membuat ibu hamil stres. Perbanyak aktivitas yang dapat meningkatkan imun tubuh.

Konsultasi ke dokter kandungan lebih cepat lewat Live Chat di aplikasi KlikDokter

(FR/AYU)

virus coronaKehamilanIbu dan Bayi

Konsultasi Dokter Terkait