HomeIbu Dan anakKesehatan BayiBayi ASI Cenderung Mudah Lapar? Ini Kata Dokter
Kesehatan Bayi

Bayi ASI Cenderung Mudah Lapar? Ini Kata Dokter

Tri Yuniwati Lestari, 17 Apr 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Bayi yang minum ASI dianggap mudah rewel karena lapar. Benarkah bayi ASI mudah lapar? Simak penjelasan dokter.

Bayi ASI Cenderung Mudah Lapar? Ini Kata Dokter

Bayi membutuhkan cukup nutrisi untuk tumbuh kembangnya. Pemberian ASI pun dilakukan semaksimal mungkin. Namun, terkadang bayi tetap rewel dan tampak lapar meski sudah diberi ASI.

Apakah ASI yang diberikan tidak cukup? Apa benar bayi ASI mudah lapar? Mari simak penjelasan dokter, yuk.

Apa Benar Bayi yang Diberi ASI Cenderung Mudah Lapar?

Umumnya, bayi yang menangis merupakan tanda terakhir ia sebenarnya sudah sangat lapar. 

Ada tanda-tanda lain yang menunjukkan bayi lapar sebelum mulai menangis, misalnya mengepalkan tangan dan memasukkan tangan ke mulut.

Namun, dr. Astrid Wulan Kusumoastuti menjelaskan tidak selalu bayi menangis atau rewel karena lapar. 

Bagaimana dengan pemberian ASI, apakah berpengaruh pada rasa lapar bayi? Berikut ini beberapa kemungkinan penyebab rasa lapar pada bayi ASI:

Artikel Lainnya: Cara Mengenali Tanda Bayi Lapar

  1. ASI Lebih Mudah Dicerna

ASI lebih mudah dicerna dibandingkan susu formula. Dokter Astrid menjelaskan, “Bukan cenderung mudah lapar, tapi ASI berisi nutrisi yang sangat sesuai dengan kebutuhan anak sehingga mudah dicerna.”

  1. Pasokan Hindmilk Tidak Memadai

Melansir Baby Destination, ASI pertama yang diisap bayi selama menyusu dikenal sebagai foremilk yang kaya laktosa dan air. 

Sementara, hindmilk keluar setelahnya. Hindmilk kaya lemak dan memiliki kepadatan yang lebih tinggi dibandingkan foremilk

Hindmilk terbentuk ketika kadar air susu di dalam payudara ibu berkurang. Semakin sedikit jumlah air susu yang dihasilkan, semakin tinggi kandungan lemak di dalamnya. 

Hindmilk adalah salah satu faktor yang membuat bayi merasa kenyang setelah menyusu. Bila bayi masih lapar setelah menyusu, mungkin ia hanya minum foremilk.

  1. Terlalu Cepat Mengganti Payudara Saat Menyusu

Foremilk hanya membantu memuaskan dahaga bayi tetapi tidak membuatnya cukup kenyang. Kandungan hindmilk akan keluar setelah foremilk

Jika Anda menarik bayi dari satu payudara ke payudara lain terlalu cepat, maka ia mungkin hanya mendapatkan air susu foremilk.

Artikel Lainnya: Inilah Tanda-Tanda Bayi Ingin Menyusu

  1. Bayi Harus Buang Air Besar

Terkadang bayi rewel bukan karena lapar. Beberapa bayi mungkin harus mengisap payudara ibu untuk membantunya buang air besar atau buang angin.

Ketika bayi merasa sulit buang air besar, ia kadang perlu mengisap payudara ibu untuk meningkatkan pergerakan saluran cerna. 

Saat mulai mengisap, enzim memberi sinyal pada saluran cerna untuk bekerja lebih keras. Hal ini membuat bayi mudah mengeluarkan gas atau feses.

  1. Growth Spurt

Waktu yang umum untuk growth spurt atau percepatan pertumbuhan bayi adalah 7-10 hari, 2-3 minggu, 4-6 minggu, 3 bulan, 6 bulan, dan 9 bulan pada tahun pertama. Pada waktu-waktu ini, bayi lebih mudah rewel dan ingin terus menyusu.

Cara terbaik untuk menangani percepatan pertumbuhan adalah membiarkan anak menyusu. 

Dengan menyusui, tubuh Anda pun akan menghasilkan cukup ASI untuk mendukung percepatan pertumbuhan bayi.

Artikel Lainnya: Tanda-Tanda Bayi Anda Tak Mendapat Cukup ASI

Bagaimana Cara Menangani Bayi Lapar?

Menurut dr. Astrid, tidak ada aturan atau jam khusus untuk memberikan ASI kepada bayi. Berikan ASI saat bayi sudah memberikan tanda lapar. 

Bila bayi tampak lapar dan masih hanya minum ASI, berilah ASI meskipun ia baru saja menyusu. Namun, bila ia menolak, jangan dipaksakan. 

Berbeda dengan bayi yang sudah makan MPASI selain mengonsumsi ASI, Anda perlu memerhatikan jam makannya setiap hari agar anak tidak kelaparan. ASI tidak boleh diberikan terlalu dekat dengan jam makan.

Strategi menenangkan bayi tidak selalu berhasil setiap saat atau efektif pada tiap bayi. Kombinasikan berbagai metode yang paling cocok untuk bayi Anda. 

Teknik menenangkan yang efektif mungkin bisa berupa menggendong bayi, memandikannya, membawanya jalan-jalan di kereta dorong, dan sebagainya.

Bila bayi masih belum bisa tenang, periksa apakah ada tanda-tanda penyakit seperti demam atau hidung tersumbat. Hubungi dokter bila mencurigai bayi sakit.

Bila punya permasalahan mengenai perkembangan anak, konsultasi ke dokter spesialis anak lewat LiveChat di Klikdokter.

(FR/AYU)

Kesehatan BayiASIMenyusu

Konsultasi Dokter Terkait