Covid-19

Perbedaan Nyeri Sendi COVID-19 dan Nyeri Sendi Biasa

dr. Devia Irine Putri, 08 Jul 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Nyeri sendi hebat, pegal, dan ngilu di sekujur badan bisa jadi gejala COVID-19. Apa perbedaan antara nyeri sendi biasa dengan nyeri sendi corona? Cek di sini.

Perbedaan Nyeri Sendi COVID-19 dan Nyeri Sendi Biasa

Demam, batuk, dan sesak napas adalah tiga gejala COVID-19 yang paling lumrah. Namun, penyakit tersebut ternyata juga dapat menyebabkan nyeri sendi. 

Rasa tidak nyaman pada sendi merupakan hal yang umum. Keluhan ini bisa terjadi pada remaja hingga lansia. Salah satu penyebab nyeri sendi yang paling sering adalah arthritis (radang sendi), baik osteoarthritis maupun rheumatoid arthritis.

American College of Rheumatology melaporkan, osteoarthritis paling sering menyerang orang dewasa di atas 40 tahun. Penyebabnya adalah kerusakan tulang rawan yang berfungsi sebagai bantalan. Rasa nyeri biasanya muncul di tangan, pinggul, dan lutut.

Sedangkan, rheumatoid arthritis adalah penyakit autoimun yang biasanya ditemukan pada wanita. Gejalanya berupa nyeri sendi, bengkak, kekakuan di pagi hari dan disertai dengan gejala sistemtik seperti demam, mudah lelah, serta kehilangan nafsu makan.

Selain dua kondisi tersebut, nyeri sendi nyataya juga bisa menjadi indikasi bahwa tubuh terserang infeksi virus, seperti flu, gondongan, dan hepatitis. Dengan demikian, gejala nyeri sendi akibat infeksi virus bukanlah hal baru dalam dunia medis.

Lalu, bagaimana cara membedakan antara nyeri sendi COVID-19 dengan nyeri sendi biasa? 

Nyeri Sendi Bisa Jadi Gejala COVID-19?

Virus COVID-19 menyerang saluran pernapasan dan menimbulkan beberapa keluhan seperti demam, mudah lelah, sakit kepala, hingga sesak napas. 

Meski demikian, nyeri sendi juga dapat menjadi salah satu gejala COVID-19. Kira-kira 14.9 persen kasus COVID-19 disertai dengan gejala nyeri sendi. 

Infeksi virus di saluran pernapasan seperti COVID-19 diduga berkaitan dengan peningkatan jumlah kasus rheumatoid arthritis, terutama pada wanita dan usia lanjut. Diduga, infeksi virus menjadi pemicu kekambuhan rheumatoid arthritis.

Artikel Lainnya: Benarkah Nyeri Punggung Merupakan Salah Satu Gejala Virus Corona?

Seperti yang diketahui, virus COVID-19 masuk ke dalam sel melalui reseptor ACE-2 dan dikenali oleh toll-like receptors (TLR7). Akibat kondisi ini, munculah sinyal untuk memproduksi interleukin 6 dan interleukin 12p40. 

Hal ini yang diduga menjadi dasar munculnya keluhan peradangan pada tubuh, salah satunya nyeri sendi.

Keluhan nyeri sendi dan badan pegal-pegal pada pasien COVID-19 sudah pernah dituangkan dalam penelitian ilmiah tahun Juli 2020. 

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Wiley Public Health Emergency Collection melaporkan sebuah kasus pria di Turki yang harus dirawat di rumah sakit setelah dinyatakan positif COVID-19. 

Kala itu, demamnya belum tinggi, hanya 36,7 derajat Celsius. Lama-kelamaan gejalanya memburuk, apalagi pria tersebut memiliki penyakit komorbid seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung koroner.

Setelah diberikan pengobatan selama beberapa hari, gejala batuk, lemas, dan demam berangsur menghilang. Sayangnya, gejala lain malah timbul. Terjadi pembengkakan, kemerahan, dan nyeri sendi pada tubuh pasien COVID-19 ini. 

Karena ada pola klinis yang khas, pasien akhirnya didiagnosis dengan reactive arthritis (ReA) dan disebabkan oleh COVID-19. Pasien kemudian dirawat dengan obat anti-inflamasi non-steroid (OAINS).

Perbedaan Nyeri Sendi Biasa dan Nyeri Sendi Corona

Ada cara untuk membedakan demam dan nyeri sendi akibat COVID-19 dengan nyeri sendi biasa, misalnya akibat kelelahan.

Nyeri sendi akibat aktivitas biasanya terjadi di satu area atau beberapa bagian tubuh. 

Sedangkan, gejala nyeri sendi dan badan ngilu akibat COVID-19 lebih menyeluruh (terasa di sekujur tubuh), dan disertai dengan gejala lain seperti demam, sakit kepala, lemas, sakit tenggorokan, batuk, dan sebagainya.  

Selain itu, secara umum nyeri sendi biasa dapat membaik dengan sendirinya dalam beberapa hari. 

Sementara pada nyeri sendi akibat COVID-19 mungkin membutuhkan waktu yang lebih lama, yaitu dalam beberapa minggu. Bahkan tidak jarang, nyeri sendi pasca COVID-19 menetap menjadi gejala long COVID.

Artikel Lainnya: Nyeri Leher Bisa Jadi Pertanda Komplikasi Virus Corona

Segera ke Dokter Jika Mengalami Kondisi Ini

Kamu yang tidak punya penyakit radang sendi tetap harus waspada, khususnya jika sekujur tubuh terasa nyeri dan pegal-pegal. Apalagi jika muncul gejala lain, misalnya demam, mengigil, ataupun jika punya riwayat kontak dengan orang terduga COVID-19

Apabila mengalami hal ini, segera lakukan pemeriksaan tes antigen atau swab PCR COVID-19. 

Tentunya melakukan pemeriksaan ini berguna untuk mengantisipasi. Jadi apabila benar terinfeksi COVID-19, kamu bisa melakukan isolasi mandiri dan segera mendapatkan pengobatan. 

Selain melakukan pemeriksaan, sebagai langkah pertolongan pertama di rumah, kamu bisa mengonsumsi obat antinyeri untuk mengatasi keluhan nyeri sendi. Pastikan kamu membaca aturan dosis yang tertera di kemasan, ya! 

Segeralah ke dokter apabila nyeri sendi yang dialami tidak kunjung membaik dan disertai dengan nyeri yang hebat, adanya kemerahan, bengkak, serta sendi sulit digerakkan. Hal serupa juga berlaku bagi kamu yang sebelumnya telah mengalami penyakit radang sendi.

Waspadai nyeri sendi karena COVID-19. Lakukan deteksi dini dengan memeriksakan segala keluhan yang kamu rasakan kepada dokter melalui Live Chat 24 jam atau dengan mengunduh aplikasi KlikDokter. Mari #JagaSehatmu selalu!

[RS]

Referensi

Parisi, S., Borrelli, R., Bianchi, S., & Fusaro, E. (2020). Viral arthritis and COVID-19. The Lancet Rheumatology2(11), 655-657. 

Saricaoglu, E., Hasanoglu, I., & Guner, R. (2020). The first reactive arthritis case associated with COVID‐19. Wiley Public Health Emergency Collection.

virus coronaNyeri SendiCovid-19

Konsultasi Dokter Terkait