Covid-19

Mengenal Vaksin Merah Putih yang Akan Diberikan pada 2021

Nesia Qurrota Ayuni, 22 Okt 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Vaksin Merah Putih rencananya paling awal akan tersedia dalam jumlah besar pada triwulan tiga 2021. Seperti apa perkembangannya kini?

Mengenal Vaksin Merah Putih yang Akan Diberikan pada 2021

Perkembangan vaksin corona Merah Putih kini sudah selangkah lebih maju. Menristekdikti Bambang Brodjonegoro menyebut vaksin Merah Putih akan tersedia dalam jumlah besar pada triwulan tiga 2021.

Vaksin tersebut diharapkan mampu memenuhi kebutuhan vaksinasi 270 juta penduduk Indonesia, atau sekurang-kurangnya mengacu pada rumus herd immunity, yakni mencukupi vaksin untuk dua per tiga penduduk.

“Tentunya kita juga ingin mengedepankan kesehatan yang bersifat preventif. Ingin mencegah penyakit bukan sekadar menyembuhkan penyakit. Oleh karena itu, kemandirian vaksin sangat diperlukan,” kata Bambang dalam siaran persnya, Selasa (20/10).

Selain itu, alasan penting mengapa vaksin Merah Putih dikembangkan adalah soal khasiat vaksin itu sendiri.

Menurut Bambang, vaksin COVID-19 dari mana pun nantinya tidak akan mampu menjaga daya tahan tubuh seumur hidup. Dengan demikian, perlu ada revaksinasi atau semacam booster (imunisasi ulang).

Sekilas tentang Vaksin Merah Putih

Menristekdikti mendefinisikan vaksin Merah Putih sebagai vaksin berbasis virus yang bersirkulasi atau bertransmisi di Indonesia. Lalu, bibit vaksinnya juga dihasilkan oleh peneliti Indonesia sendiri.

Demi memperkuat keakuratan vaksin Merah Putih, saat ini telah dikirim 114 whole genome sequencing (WGS) dari pasien positif corona di Indonesia kepada Bank Data Virus Influenza Dunia (GISAID).

Lantas, apakah vaksin Merah Putih lebih manjur dibanding vaksin dari luar negeri?

Bambang menyebut, manjur atau tidaknya vaksin Merah Putih bergantung pada bagaimana bibit vaksin dihasilkan.

“Tentunya akan ketahuan saat uji klinis. Tapi, intinya memang vaksin Merah Putih langsung menggunakan isolat virus COVID-19 yang bertransmisi di Indonesia. Paling tidak untuk anak Indonesia ini cocok,” ujar Menteri Bambang.

Di sisi lain, dr. Atika menyebut sifat virus COVID-19 sendiri masih terus dipelajari atau diteliti. Selain itu, penelitian terkait strain virus dan responsnya terhadap vaksin juga masih terbatas.

Artikel Lainnya: Ini Alasan Pemberian Vaksin Virus Corona Tak Cukup Sekali

Oleh karena itu, lebih manjur atau tidaknya vaksin Merah Putih nantinya juga harus menunggu penelitian.

Sedangkan terkait dengan kemanjuran vaksin produksi luar negeri, sejauh ini data yang menjadi pedoman adalah studi dari produsen vaksin tersebut.

“Misalnya Sinovac menyatakan vaksin dikembangkan dari strain-strain virus yang didapat dari berbagai belahan dunia. Lalu, studinya menyebutkan antibodi bisa terbentuk pada mayoritas strain virus, itu bisa menjadi bukti vaksin itu cukup menjanjikan sekali pun diproduksi di luar Indonesia,” dr. Atika menerangkan.

Meski begitu, produksi vaksin dalam negeri menurut dr. Atika memiliki sejumlah nilai positif.  Salah satunya adalah mampu menutupi kebutuhan dalam negeri yang tidak sedikit.

“Kalau Indonesia bisa memproduksi sendiri, tentunya secara teori lebih tinggi kemungkinan efektif vaksinnya,” jelasnya.

Artikel Lainnya: Ini Rencana Vaksinasi Virus Corona di Indonesia

Perkembangan Vaksin Merah Putih di Indonesia

Guna mempercepat pengembangan vaksin Merah Putih, pemerintah menggandeng enam lembaga, Semisa, Lembaga Eijkman, LIPI, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Airlangga, dan Universitas Gadjah Mada.

“Diperkirakan yang bisa paling cepat diserahkan ke Biofarma itu dari UI dan Eijkman (tahun 2021). Karena tahapannya sudah mendekati atau masuk ke tahap uji hewan,” sebut Bambang.

Selanjutnya, dari hitungan Bambang produksi vaksin Merah Putih dibutuhkan dalam jumlah besar. Sebab, jika menggunakan rumus herd immunity, maka ada sekitar 180 juta penduduk yang mesti divaksin.

Lalu, karena setiap orang membutuhkan dua kali vaksinasi, maka totalnya dibutuhkan minimal 360 juta dosis.

Jumlah tersebut akan membesar bila dihadapkan dengan rencana memvaksin seluruh penduduk Indonesia. Setidaknya 540 juta dosis vaksin dibutuhkan pemerintah.

“Masalah vaksin ini tidak hanya masalah tahun 2021. Ini akan berkelanjutan ke tahun 2022 dan 2023, karena ada kemungkinan diperlukannya revaksinasi atau booster. Sebab, kemungkinan vaksin corona tidak menimbulkan daya tahan tubuh yang selamanya,” papar Bambang.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Biofarma telah ditunjuk menjadi produsen vaksin. Tetapi, karena dibutuhkan vaksin dalam jumlah besar, Biofarma akan bekerja sama dengan beberapa perusahaan farmasi swasta di Indonesia.

Artikel Lainnya: Alasan Vaksin Virus Corona Belum Bisa Diberikan Kepada Anak

Kelompok Awal yang Diberikan Vaksin Merah Putih

Menristekdikti Bambang Brodjonegoro mengatakan, pada tahap awal vaksin Merah Putih akan difokuskan pada kalangan usia 18-59 tahun. Hal tersebut merujuk kepada standar yang diterapkan di seluruh dunia.

Lalu, bagaimana dengan anak-anak? Setidaknya tiga kelompok, yaitu anak-anak, lansia, dan orang dengan komorbid perlu menunggu terlebih dahulu. Sebab, hingga saat ini belum dilakukan penelitian terhadap kategori tersebut.

“Intinya vaksinnya sama. Tapi, mungkin harus diperhatikan apakah dosisnya, apakah ada treatment khusus untuk kategori anak-anak, lansia, atau yang punya penyakit bawaan,” sebut Menristekdikti.

Dengan pengembangan vaksin Merah Putih, pemerintah berharap mampu memenuhi kebutuhan vaksin seluruh masyarakat Indonesia.

Untuk bantu memeriksa gejalanya, konsultasi ke dokter pun bisa lebih praktis dengan LiveChat!

(FR/AYU)

virus corona

Konsultasi Dokter Terkait