Psikologi Keluarga

Kanye West Alami Bipolar, Bagaimana Cara Keluarga Menanganinya?

Novita Asavasthi, 22 Jul 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Gangguan bipolar yang dialami penyanyi rap Kanye West sedang kambuh. Bagaimana cara yang tepat bagi keluarga dalam menghadapi kondisi ini?

Kanye West Alami Bipolar, Bagaimana Cara Keluarga Menanganinya?

Apa jadinya kalau ada anggota keluarga yang mengalami episode gangguan bipolar? Hal ini tengah dialami selebriti dunia Kim Kardashian yang menghadapi sang suami, Kanye West, yang tengah menderita kekambuhan gangguan bipolar.

Karena kepopuleran dua figur publik Amerika Serikat tersebut, kondisi bipolar Kanye cukup menghebohkan banyak orang di seluruh dunia. Tak dimungkiri, hal ini membuat orang di sekitarnya khawatir, terutama Kim Kardashian.

Nah, cara seperti apa yang bisa keluarga lakukan untuk menangani kambuhnya gangguan bipolar seseorang?

Gangguan Bipolar Kanye West Kambuh

Dalam kampanyenya untuk menjadi the next Presiden Amerika Serikat, pelantun lagu Famous ini diketahui menjanjikan sejumlah uang untuk para ibu hamil agar mereka tak melakukan aborsi.

Sebelumnya, Kanye juga sempat membocorkan kehidupan pribadinya dengan Kim. Ia mengatakan Kim sempat ingin menggugurkan kehamilan anak pertamanya yang bernama North.

Kanye yang menunjukkan raut wajah sedih ini pun mengaku takut dicerai Kim ketika menceritakan hal tersebut.

Banyak yang mengatakan, kampanye ini tidak jelas ke mana arahnya. Diduga, ini adalah dampak dari kambuhnya gangguan bipolar yang Kanye alami.

Menurut perwakilan keluarga Kim Kardashian, kondisi mental Kanye sedang tidak stabil. Karena itu, Kim dan keluarganya berinisiatif membawa Kanye berobat ke dokter.

Kanye West Merasa Dikurung, Apa ini Salah Satu Episode Bipolar?

Senin lalu (20/7), dalam cuitan Twitter-nya yang sudah dihapus, Kanye mengatakan Kim berusaha mengurung dirinya dengan membawa berobat ke dokter.

"Kim sedang terbang ke Wyoming bersama dokter untuk mengurung saya seperti di film Get Out karena saya menangis saat ingin menyelamatkan nyawa anak perempuan saya kemarin," tulis Kanye di Twitter.

Kris [Ibu mertuanya], jangan main-main sama saya. Kamu semua tidak boleh dekati anak-anak saya. Kalian semua mau coba mengurung saya,” ujarnya dalam bahasa Inggris.

Melihat hal ini, Kim merasa kecewa dan sakit hati dengan cuitan suaminya itu. Langkah menolong suaminya yang sedang kambuh malah disalahartikan dan disebarluaskan di media sosial.

Jadi, apakah yang dialami Kanye ini merupakan salah satu episode gangguan bipolar? Apakah ketika tahu keluarganya mau memberikan pertolongan dengan konsultasi ke dokter, penderita jadi bereaksi keras?

Menurut Ikhsan Bella Persada, M. Psi., Psikolog, pada kasus kampanye Kanye yang ngalor ngidul itu bisa menjadi episode saat ia down atau depresif. Alhasil, Kanye membeberkan penyesalan dan masalah yang dialaminya.

Selain itu, ada faktor-faktor yang memicu respons negatif dari penderita bipolar saat ingin dibantu memeriksakan diri oleh keluarganya, antara lain:

  • Menolak

Ikhsan mengatakan, tidak semua penderita mau mencari cara untuk mengatasi atau menangani gangguan bipolar yang dialaminya. Beberapa ada yang menolak diterapi.

Nah, soal ia menolak untuk ditolong, kembali lagi, sih, ini kayaknya ada masalah antara Kanye dan Kim. Bisa jadi ini karena permasalahan tersebut, ia jadi nolak, tuh, untuk ditemuin sama dokter,” jelas Ikhsan.

Ikhsan juga mengungkapkan, apabila hubungan keluarga dengan penderita gangguan mental baik, suportif, dan informasi tentang kondisi gangguannya dijelaskan dengan baik, tidak akan ada aksi marah saat dibujuk ke dokter.

  • Marah

Marah dan memusuhi semua orang, seperti yang digambarkan Kanye dalam cuitan di Twitter-nya, juga bisa terjadi saat penderita bipolar dibawa untuk terapi.

“Marah bisa saja, tapi nggak semua orang dengan gangguan mental begini. Marah bisa disebabkan karena ada masalah dalam pengendalian emosinya,” papar Ikhsan. 

Ikhsan berpendapat, kalau respons marah ini terbilang wajar, mengingat ia mengidap bipolar, sehingga tidak bisa mengontrol emosi dirinya.

Biasanya, orang dengan gangguan bipolar dapat mengungkapkan emosinya dengan cara seperti itu tanpa mempertimbangkan dampaknya. 

  • Menyangkal

“Memang ada denial (penyangkalan) dari individu tersebut, yang membuatnya menolak atau merasa bahwa sebenarnya ia baik-baik saja. Kenapa bisa terjadi? Karena, bisa saja orang tersebut merasa tidak puas dengan informasi yang ia terima terkait gangguan mental yang dialaminya,” pungkas Ikhsan.

Artikel Lainnya: Kebiasaan Bohong Gejala Bipolar?

Bagaimana Cara Keluarga Menangani Penderita Bipolar?

Sebagai anggota keluarga, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi atau menangani seseorang dengan kondisi bipolar, yaitu:

  • Pertama, Ikhsan menyarankan untuk menemani saat mania (mood-nya sedang semangat) atau depresinya kambuh. “Orang bipolar ini butuh cerita, dengarkan saja tanpa perlu memberikan nasihat,” tuturnya.
  • Apabila sudah menunjukkan perilaku konsumtif (mania), keluarga bisa bantu mengingatkan. Lalu, ketika emosinya stabil, Ikhsan menyarankan untuk membuat kesepakatan saat mania yang dialaminya kambuh.
  • Jauhkan barang-barang berbahaya, seperti pisau, gunting, atau benda tajam lainnya yang bisa digunakan untuk melukai diri. Dikhawatirkan, saat kondisi depresi, orang tersebut ingin melukai atau bahkan bunuh diri.
  • Berikan edukasi kepada orang yang bipolar tentang pentingnya minum obat dan jelaskan informasi tentang gangguan yang ia alami.
  • Biarkan bila ia sedang ingin sendiri. Jangan sampai Anda selalu masuk dan mengatur saat bipolarnya sedang kambuh.

Artikel Lainnya: Jangan Asal Sebut! Ini Perbedaan Moody dan Bipolar

Kalau Penderita Bipolar Dibiarkan, Apa yang Terjadi?

Zarra Dwi Monica M.Psi., Psikolog menjelaskan bipolar ini merupakan fluktuasi mood yang terbilang ekstrem. Maka, ada risiko yang bisa terjadi bila tidak diobati atau tidak mengetahui cara menghadapi orang bipolar.

“Saat lagi down, ya, down banget. Terburuknya bisa menyakiti diri sendiri. Sementara kalau lagi mania (mood di atas netral), bisa impulsif banget. Nah, fluktuasi mood yang nggak dibantu obat atau terapi akan membuat orang sekitar atau bahkan penderitanya nggak nyaman. Akan begini terus,” ungkap Zarra. 

Zarra berpendapat, respons negatif penderita gangguan mental ini akan selalu ada, apabila orang tersebut belum menerima dan menyadari kondisinya.

“Pada dasarnya, salah satu penentu keberhasilan terapi adalah keinginan kuat dari penderita untuk merasa lebih baik. Motivasi ini yang akan mendorong seseorang untuk rajin terapi, minum obat (kalau diperlukan), dan melakukan berbagai hal yang mendorong kesuksesan terapinya,” ujar Zarra yang juga pendiri Setala Psychological Center.

Menurutnya, gangguan kesehatan mental berbeda dengan sakit fisik. Gangguan seperti bipolar harus diatasi psikolog atau psikiater, tidak bisa dibiarkan.

“Gangguan psikologis butuh terapi yang panjang, plus ada hal-hal lain yang perlu dilakukan agar terapinya berhasil. Jadi, kalau motivasi dalam diri nggak kuat dan tidak diobati, maka akan ada terus begini kendalanya,” tutup Zarra.

Untuk tahu cara mengatasi atau menangani orang dengan gangguan bipolar, segera konsultasi ke dokter atau psikolog klinis lewat fitur LiveChat 24 jam di aplikasi KlikDokter.

(FR/AYU)

Gangguan Bipolar

Konsultasi Dokter Terkait