Covid-19

Ada Ratusan Kasus COVID-19 Baru, Tokyo Tingkatkan Darurat Negara!

Ayu Maharani, 16 Jul 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Sempat adem ayem, kini Tokyo, Jepang mulai panik lagi karena adanya lonjakan kasus dari dua wilayah hiburan malam. Selengkapnya, simak di sini.

Ada Ratusan Kasus COVID-19 Baru, Tokyo Tingkatkan Darurat Negara!

Per hari ini (16/7), Jepang memiliki jumlah kasus terkonfirmasi virus corona sekitar 22.000. Meski jumlahnya berbeda jauh dengan Indonesia, kemarin Jepang – khususnya Tokyo – sempat waspada dengan lonjakan kasus baru. 

Kenapa hal itu bisa terjadi? Bukankah Jepang termasuk negara yang ketat sekali terhadap protokol kesehatan?

Kasus Virus Corona Baru di Tokyo Capai 200 dalam 4 Hari

Gubernur Tokyo, Yuriko Koike telah mengeluarkan peringatan tertinggi terkait meningkatnya infeksi COVID-19 di ibu kota Jepang tersebut. 

Ia meminta warga dan pemilik bisnis untuk mengetatkan dan meningkatkan lagi langkah-langkah pencegahan. Tetapi, tidak meminta mereka untuk menutup bisnisnya. 

Lembaga penyiaran publik Jepang, NHK melaporkan, Tokyo mengonfirmasi 165 infeksi COVID-19 baru kemarin (15/7), naik dari 143 pada Selasa (14/7) dan 119 kasus pada Senin (13/7). Sejak Minggu (berarti sudah empat hari), penambahan kasusnya telah melampaui 200.

Meski belum meminta beragam bisnis untuk menutup sementara, tetapi gubernur meminta masyarakat Tokyo untuk menjauhi tempat-tempat yang memang tidak mematuhi protokol kesehatan. 

Ia juga meminta Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe untuk merevisi undang-undang agar gubernur memiliki wewenang untuk menghukum pemilik bisnis yang melanggar langkah-langkah keselamatan. 

Walaupun dalam beberapa hari peningkatan kasus hanya berkisar 200, tetapi gubernur Tokyo sudah meminta rumah sakit untuk menyediakan tempat tidur ekstra. Orang tanpa gejala atau dengan gejala ringan pun akan diberikan akomodasi tertentu. 

Kondisi Darurat di Tokyo Naik Jadi Level 4

Peringatan tertinggi di Tokyo berada di level 4. Namun, bukan lockdown, peringatan merah tersebut tidak berarti kota akan meminta perusahaan untuk tutup atau menunda sejumlah acara. 

Kondisi ini pun berlaku sama persis seperti bulan April dan memang tidak ada kuncian penuh. Karena sempat terkendali, level tertinggi peringatan itu dicabut pada Mei lalu. 

Sayang, karena adanya pelonggaran dan pelanggaran di distrik hiburan malam Tokyo, kasus virus corona di sana jadi meningkat lagi. 

Untungnya, dari ratusan orang yang tertular COVID-19, hanya tujuh orang yang membutuhkan perawatan intensif di rumah sakit. Tidak ada yang meninggal akibat virus corona selama tiga minggu di Tokyo. 

Meski situasi di Jepang tidak seserius negara lain, tetapi pemerintah dan masyarakatnya kompak untuk kembali melakukan pencegahan. 

Artikel Lainnya: Ini Alasan Indonesia Diprediksi Jadi Hotspot Baru Virus Corona!

Lonjakan Kasus Berpusat di Distrik Ikebukuro dan Kabukicho

Kluster penyebaran COVID-19 banyak ditemukan di klub-klub malam di Kabukicho. Ini merupakan wilayah di mana para pria menghibur konsumen wanita mereka dengan minuman, ataupun para wanita duduk minum-minum menemani konsumen mereka.  

Area distrik red-light Ikebukuro juga menyumbang kasus virus corona baru. Karena itulah, Gubernur Yuriko Koike akan mengedukasi para pekerja di hiburan malam untuk mencegah lonjakan kasus positif virus corona. 

Sebenarnya, soal area hiburan malam dan risiko meningkatnya kasus virus corona di sana, itu memang bukan hal yang mengagetkan. Dokter Devia Irine Putri mengatakan, area seperti itu memang rentan terhadap penularan virus corona. 

“Klub malam, bar, atau tempat hiburan malam jenis lain biasanya tertutup dan tidak ada jarak antara satu orang dengan orang lain,” jelasnya

“Ditambah lagi, orang-orang tersebut dari tempat-tempat yang berbeda. Kalau makan atau foto-foto pun mereka buka masker. Penggunaan maskernya pun salah, malah diletakkan di dagu. Ya, ini memang meningkatkan risiko transmisi COVID-19,” tambahnya.

Artikel Lainnya: Vaksin SINOVAC untuk Cegah Virus Corona Dapat Izin Edar Awal 2021!

Peneliti Prediksi Kasus Baru Bisa Capai 1.200 dalam Seminggu

Sementara itu, Norio Omagari dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit mengatakan kepada para ahli, jumlah rata-rata infeksi yang tidak dapat dilacak dalam 7 hari terakhir telah 2 kali lipat dari minggu sebelumnya.

Ia memperingatkan, kasus-kasus seperti itu bisa mencapai 1.200 sehari dalam 4 minggu, dan semakin meningkat ke 20.000 per hari dalam 4 minggu lagi.

Namun, ia mengatakan situasi saat ini bukanlah hasil dari gelombang kedua wabah COVID-19. Sebab, sebagian besar yang terinfeksi tidak memiliki gejala yang serius (tidak seperti Maret dan April).

Koike juga sebenarnya meragukan rencana pemerintah pusat untuk membuka kembali pariwisata domestik untuk sekarang. Ini karena program pariwisata domestik tersebut dapat berakhir dengan lonjakan COVID-19 di Jepang.

Itu dia informasi terkait peningkatan kasus virus corona di Jepang, khususnya Tokyo. Agar tidak terjadi lonjakan kasus seperti itu di Indonesia, yuk, jangan malas menerapkan protokol kesehatan!

KlikDokter berkomitmen tinggi bersama Kemenkes RI dan BNPB untuk menyediakan pengecekan coronavirus secara  online. Masih penasaran dengan COVID-19, Kamu juga bisa bertanya melalui fitur Live Chat 24 jam di aplikasi KlikDokter.

(FR/AYU)

virus corona

Konsultasi Dokter Terkait