Covid-19

Gawat, Kelahiran di Luar Rencana Meningkat saat Pandemi COVID-19!

Krisna Octavianus Dwiputra, 01 Jul 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Kelahiran yang tidak direncanakan melonjak selama pandemi COVID-19. Ini karena akses mendapatkan kontrasepsi yang sulit selama lockdown atau PSBB.

Gawat, Kelahiran di Luar Rencana Meningkat saat Pandemi COVID-19!

Sekitar 3-4 bulan sejumlah pekerja berada di rumah untuk work from home (WFH). Tahu apa yang terjadi? Ternyata, tingkat kehamilan di luar rencana meningkat! Mengapa ini bisa terjadi, ya?

Kehamilan di Indonesia Capai Lebih dari 400.000

Ledakan kehamilan muncul selama masa pandemi virus corona. Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), ada lebih dari 400.000 kehamilan tak direncanakan.

Angka ini kemudian menjadi perhatian BKKBN. Dalam perayaan Hari Keluarga Nasional, Senin (29/6) lalu, BKKBN mensosialisasikan kampanye pembagian 1.000.000 alat  kontrasepsi gratis.

Kampanye ini dilakukan agar Indonesia terhindar dari lonjakan angka kelahiran atau disebut baby boom. Kekhawatiran ini mulai muncul sejak pandemi virus corona mulai berlangsung.

Lonjakan angka kehamilan ini tidak lepas kaitannya dari Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Akibatnya, para pasangan kesulitan mendapatkan kontrasepsi.

Kepala BKKBN, dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG(K), mengatakan saat ini ada penurunan tingkat pengguna kontrasepsi sekitar 10%. Hal ini membuat sejumlah daerah mengirimkan laporan peningkatan angka kelahiran.

Dokter Hasto mengakui saat ini tingkat angka kehamilan yang tidak direncanakan cukup tinggi. Perlu diketahui angka rata-rata nasional sekitar 17,5% kehamilan.

Salah satu yang menjadi fokus BKKBN adalah warga di kota-kota yang lebih besar. Bila tidak segera diatasi, ada kemungkinan angka kehamilan dadakan ini bisa melambung tinggi dari angka rata-rata satu Indonesia.

Dokter Hasto memberi contoh, DKI Jakarta saja bisa memiliki angka kehamilan tidak direncanakan sampai 26%, sementara Yogyakarta mencapai 24%.

7 Juta Orang di Dunia Bisa Alami Kehamilan Tak Direncanakan

Kehamilan tidak direncanakan selama pandemi di seluruh dunia diprediksi akan sangat tinggi.

Selain dampak langsung dari langkah-langkah pembatasan sosial pada akses kontrasepsi, adanya kesulitan distribusi global juga dapat menyebabkan kekurangan kontrasepsi di dunia.

Jika lockdown atau PSBB terus diperpanjang setiap tiga bulan, maka diprediksi akan ada 2.000.000 perempuan mungkin tidak dapat mengakses kontrasepsi modern.

Jika lockdown berlangsung selama enam bulan bulan, 47.000.000 wanita di 114 negara berpenghasilan rendah dan menengah akan mengalami kesulitan mendapatkan alat kontrasepsi modern.

Prediksi United Nations Population Fund (UNFPA) menunjukkan, ini akan menghasilkan 7 juta kehamilan yang tidak diinginkan.

Wakil Direktur Eksekutif UNFPA, dr. Ramiz Alakbarov, mengatakan kepada Business Insider bahwa kehamilan yang tidak diinginkan dapat memiliki dampak serius, bahkan ketika ada penerapan keluarga berencana.

"Dapat menghasilkan peningkatan risiko aborsi, pendarahan, dan keguguran. Kehamilan yang tidak diinginkan bisa meningkatkan angka kematian ibu," ungkap dr. Alakbarov.

Mengapa Kehamilan Tak Direncanakan Bisa Terjadi?

Kunci utama dari terjadinya kehamilan tidak diinginkan adalah saat banyak orang mengabaikan KB. Sudah disinggung sebelumnya, akses kontrasepsi memang sulit saat ini.

"Ini karena tidak pakai KB, tidak tahu masa suburnya juga karena siklus haid yang tidak teratur," ujar dr. Devia Irine Putri saat dikonfirmasi soal lonjakan kehamilan.

Akhirnya, orang memang tidak punya pilihan lain. Bahkan, banyak muncul meme di media sosial yang menyebut bahwa para pasangan di masa PSBB tidak tahu harus melakukan apa. Hal ini membuat mereka fokus untuk “bikin anak”. Meski bercandaan, ini mendekati kenyataan.

Kehamilan tidak direncanakan berdampak buruk bagi kondisi keluarga pada masa pandemi ini. Akses ke tempat kesehatan sulit dan tidak terkontrol, akhirnya bisa menjadi masalah baru.

Artikel lainnya: Hamil saat Pandemi Virus Corona, Ini Cara Lakukan Pemeriksaan Kehamilan

Adakah Efek Tertentu dari Kehamilan Tidak Direncanakan?

Ini bisa dilihat dari berbagai aspek, bukan cuma kesehatan. Misalnya finansial, dr. Devia menyebut banyak keuangan keluarga pada masa virus corona ini yang bermasalah.

"Dari segi finansial, bisa saja belum tercukupi. Bisa juga karena faktor usia ibu yang terlalu muda atau terlalu tua untuk hamil yang bisa sebabkan komplikasi saat hamil maupun persalinan," ungkap dr. Devia.

Selain itu, dokter muda ini juga menyebut masalah lainnya, yakni jarak anak yang sebelumnya dengan hamil yang saat ini masih dekat. Tentu ini menimbulkan masalah kesehatan bagi sang ibu.

Hindari Kehamilan Tak Direncanakan, Ini yang Harus Dilakukan!

Kehamilan tidak direncanakan sangat berakibat buruk pada banyak hal. Oleh karena itu, Anda harus melakukan pencegahan supaya kondisi ini tidak terjadi.

Menurut dr. Devia, yang bisa dilakukan adalah memakai alat kontrasepsi. Ini sangat baik untuk mencegah hal itu sampai terjadi.

"Pakai alat kontrasepsi paling utama, karena ini membantu mencegah kehamilan yang tidak direncanakan," ujar dr. Devia.

Selain itu, ketahui masa subur istri. Ini juga penting supaya tidak muncul kehamilan yang tidak direncanakan. Anda bisa menghitung masa subur menggunakan Kalender Kesuburan di website dan aplikasi KlikDokter.

Jadi, kehamilan yang tidak direncanakan memang sangat tidak baik untuk berbagai hal, mulai dari kesehatan sampai finansial. Ikuti tips-tips di atas agar kondisi ini tidak terjadi pada Anda.

Bila ingin konsultasi dengan dokter seputar kehamilan dan kesuburan, gunakan fitur LiveChat di aplikasi KlikDokter. Gampang banget!

(FR/AYU)

virus corona

Konsultasi Dokter Terkait