Menu
KlikDokter
Icon Search
Icon LocationTambah Lokasi KamuIcon Arrow
HomeIbu Dan anakKehamilanSering Kerja Shift Malam, Ini Dampaknya bagi Bumil
Kehamilan

Sering Kerja Shift Malam, Ini Dampaknya bagi Bumil

dr. Reza Fahlevi, 23 Feb 2020

Ditinjau oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Tuntutan profesi kadang membuat ibu hamil harus kerja malam. Apakah hal ini bisa berdampak negatif bagi ibu dan janin? Simak ulasannya.

Sering Kerja Shift Malam, Ini Dampaknya bagi Bumil

Terkadang tuntutan pekerjaan membuat sebagian wanita, termasuk ibu hamil, harus rela bekerja shift malam. Sebut saja perawat, dokter, pekerja restoran. Lantas, apakah hal tersebut dapat berdampak negatif terhadap kehamilannya. Kalau iya, apa sajakah itu?

Dampak Ibu hamil Sering Kerja Shift Malam

Bekerja shift malam—bahkan hingga menuju pagi—terkadang memang melelahkan. Selain harus melawan rasa kantuk dan lelah, bumil yang bekerja di kantor saat malam hari juga harus menahan udara dingin AC.

Pada situasi itu, mungkin sebagian dari Anda berpikir kalau kondisi ini akan bernegatif, baik bagi bumil maupun bagi bayi.

Nah, untuk membuktikan hal ini, sebuah tim peneliti kedokteran di Denmark melakukan penelitian pada hampir 23.000 wanita hamil untuk melihat dampak kerja shift malam. Mereka juga mengaitkannya pada risiko keguguran.

Penelitian ini melihat risiko keguguran pada usia kehamilan 4-24 minggu. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa wanita yang bekerja shift malam dua kali seminggu memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami keguguran dibandingkan wanita yang tidak melakukan shift malam.

Peningkatan risiko keguguran tersebut hingga mencapai 32%. Semakin sering wanita hamil melakukan shift malam maka risiko keguguran juga akan semakin meningkat.

Mengapa Kerja Malam Ganggu Kehamilan?

Wanita yang berkerja pada malam hari akan terekspos cahaya pada malam hari sehingga akan mengganggu irama sirkadian tubuh. Hal ini akan mengurangi pengeluaran hormon melatonin.

Melatonin merupakan salah satu hormon dalam tubuh yang pengeluarannya dipengaruhi oleh cahaya. Melatonin ini penting pada ibu hamil karena diduga memiliki fungsi untuk mempertahankan plasenta.

Sumber lain juga menyebutkan bahwa bekerja shift malam atau lembur pada wanita hamil berpotensi menyebabkan kelahiran prematur dan keguguran.

Artikel Lainnya: Gangguan Kesehatan pada Pekerja Shift Malam

Tidak hanya melatonin, kerja shift malam atau jam kerja yang terlalu panjang akan menyebabkan gangguan hormon-hormon wanita.

Misalnya, peningkatan pengeluaran hormon stres, sehingga berpotensi menyebabkan keguguran dan berat badan janin rendah.

Wanita hamil memang secara natural membutuhkan waktu tidur yang lebih lama, terutama pada trimester pertama dan ketiga. Pada trimester pertama, tubuh wanita masih beradaptasi terhadap kondisi kehamilan.

Pada trimester pertama, kondisi kehamilan masih sangat lemah sehingga berisiko terjadinya keguguran jika aktivitas fisik terlalu berat.

Pada trimester ketiga, beban yang dibawa ibu yang terdiri dari janin, ketuban, tali pusat, dan plasenta (ari-ari) semakin berat.

Tubuh ibu pun akan lebih mudah mengalami kelelahan dan tentunya membutuhkan istirahat yang lebih banyak.

Artikel Lainnya: Tips Mencegah Gangguan Kesehatan pada Pekerja Shift Malam

Bagaimana Mencegahnya?

Agar kondisi di atas tidak terjadi, sangat dianjurkan kepada ibu hamil untuk menjaga fisik dengan baik, terutama pada dua trimester tersebut.

Jika memungkinkan, aturlah shift kerja yang lebih nyaman. Misalnya, berkerja pada shift pagi dan sore sehingga Anda dapat beristirahat pada malam hari.

Jika tidak memungkinkan, perbanyaklah istirahat sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan shift malam. Penuhi juga kebutuhan nutrisi dan cairan ibu hamil selama bekerja.

Terkadang, pekerjaan yang terlalu sibuk sampai membuat bumil lupa makan dan minum. Ambil waktu istirahat beberapa menit setiap 2-3 jam untuk istirahat, minum, makan, ngemil, atau minum susu/vitamin kehamilan.

Selanjutnya, saat Anda kesulitan untuk mengurangi tugas di tempat kerja, usahakan untuk mengurangi beban kerja di rumah.

Anda bisa meminta bantuan anggota keluarga lain untuk membantu melakukan pekerjaan rumah, seperti menyapu atau mengepel. Anda juga bisa asisten rumah tangga jika diperlukan.

Dengan demikian, waktu yang Anda miliki di rumah dapat dimaksimalkan dengan istirahat. Jangan lupa untuk kontrol kehamilan teratur untuk mengetahui kondisi kesehatan Anda dan pertumbuhan janin.

Kerja shift malam memang tidak berdampak buruk bagi ibu hamil. Saat masih bisa menghindarinya, Anda bisa bertukar shift dengan rekan kerja. Akan tetapi, saat tidak bisa, jagalah selalu kondisi kesehatan dengan baik dengan cara di atas. Cari tahu info kehamilan lainnya di aplikasi KlikDokter.

[HNS/AYU]

Ibu Hamil

Konsultasi Dokter Terkait

Tanya Dokter