Covid-19

Jangan Percaya Hoax, Ini Mitos dan Fakta Seputar Coronavirus

dr. Sepriani Timurtini Limbong, 11 Feb 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Infeksi coronavirus masih menjadi topik pembicaraan yang hangat hingga kadang menuai beragam hoax. Apa saja di antaranya dan bagaimana mitos dan fakta di balik hoax tersebut?

Jangan Percaya Hoax, Ini Mitos dan Fakta Seputar Coronavirus

Sejak kemunculannya akhir tahun 2019 silam, infeksi coronavirus masih menjadi buah bibir di seluruh dunia. Penyakit yang pertama kali dideteksi di Wuhan, China, tersebut kini telah menyebar dengan cepat ke berbagai negara dan menginfeksi lebih dari 30 ribu orang dan menyebabkan kematian lebih dari 800 orang.

Coronavirus merupakan virus RNA helai tunggal yang berasal dari kelompok Coronaviridae. Permukaannya yang berbentuk seperti mahkota membuat virus ini dinamai “coronavirus” (crown/corona artinya mahkota).

Virus lain dalam kelompok yang sama adalah Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV) yang juga mewabah beberapa tahun lalu.

Virus corona dari Wuhan ini merupakan jenis virus baru yang belum pernah menginfeksi manusia sebelumnya sehingga disebut sebagai 2019 Novel Coronavirus atau 2019-nCoV.

Kemunculannya secara tiba-tiba dan penyebarannya yang begitu cepat membuat infeksi virus corona kini tengah menjadi sorotan masyarakat dunia. Berita mengenai virus corona tersebar di berbagai media cetak, elektronik, dan daring.

Sayangnya, di antara banyaknya informasi yang beredar, tak sedikit pula yang merupakan berita palsu alias hoax. Hoax tersebut menyebar bahkan secepat penyebaran virus corona itu sendiri.

Berita bohong yang diciptakan dan disebar oleh pihak yang tidak bertanggung jawab ini jelas harus diberantas karena telah menimbulkan keresahan di tengah masyarakat. Sejauh ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Republik Indonesia telah mendaftarkan puluhan hoax seputar virus corona yang beredar di masyarakat.

Mitos dan Fakta Coronavirus

Apa saja hoax tersebut dan bagaimana fakta medis yang sebenarnya? Berikut adalah beberapa hoax yang cukup sering dibicarakan:

  1. “Paket dari China Dapat Menularkan Virus Corona”

Meski virus corona berasal dari China, bukan berarti Anda tak boleh menerima paket apa pun dari negeri Tirai Bambu tersebut. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa menerima paket dari China bukanlah salah satu faktor risiko terinfeksi coronavirus.

Dari analisis yang sebelumnya telah dilakukan, virus corona tidak dapat bertahan lama pada benda seperti surat atau paket.

Faktanya, virus corona ditularkan lewat droplet atau partikel air yang berukuran sangat kecil dan keluar saat seseorang batuk atau bersin. Seseorang berisiko tertular virus corona bila ia berada di dekat penderita infeksi coronavirus dan menghirup droplet tersebut saat pasien sedang batuk atau bersin.

Baca Selengkapnya : Tenang, Kiriman Paket dari Tiongkok Tak Akan Menularkan Virus Corona!

  1. “Kurma Mengandung Virus Corona yang Berasal dari Kelelawar”

Beredar pula informasi bahwa kurma harus dicuci bersih karena mengandung virus corona yang berasal dari kelelawar. Berita ini serupa dengan isu yang berkembang di masa wabah MERS-CoV di Timur Tengah tahun 2013 silam.

Akan tetapi hal ini tidak sepenuhnya dibenarkan oleh para ahli. Penularan coronavirus yang utama adalah melalui inhalasi (menghirup) droplet yang mengandung virus. Kurma yang telah terkontaminasi kelelawar bukanlah sumber infeksi utama.

Virus corona juga tidak dapat berkembang biak pada buah seperti kurma. Anda tentu boleh mencuci kurma sebelum mengonsumsinya, bukan supaya tidak terinfeksi virus corona. Melainkan agar kurma yang Anda makan sudah bersih dari kotoran dan aman untuk dikonsumsi.

  1. “Sup Kelelawar Merupakan Penyebab Infeksi Virus Corona”

Kelelawar memang merupakan salah satu hewan yang dapat membawa penyakit, termasuk virus corona. Namun, bila hewan tersebut diolah dengan benar, dimasak hingga matang, atau dijadikan sop, maka virus tersebut sudah dipastikan mati.

Pasalnya, virus umumnya akan mati pada suhu 60 derajat Celcius. Jadi, sup kelelawar bukanlah metode penularan virus corona.

Baca Selengkapnya: Selain Ular, Kelelawar Jadi Sumber Penyebab Penularan Virus Corona

  1. “Bawang Putih dapat Mencegah dan Mengobati Infeksi Virus Corona”

Bawang putih memang mengandung sejumlah zat yang bersifat antimikroba. Akan tetapi, belum ada bukti ilmiah yang menyatakan bahwa mengonsumsi bawang putih dapat melindungi seseorang dari infeksi coronavirus.

Bawang putih juga tidak dapat dijadikan metode pengobatan untuk mereka yang sudah terinfeksi. Hingga sejauh ini, belum ada vaksin maupun obat tertentu yang terbukti efektif mencegah serta mengobati penyakit infeksi virus corona.

Baca Selengkapnya: Bawang Putih Bisa Sembuhkan Virus Corona, Apa Benar?

5. “Hewan Peliharaan Dapat Menularkan Virus Corona”

Virus corona memang awalnya ada pada hewan, tetapi utamanya adalah hewan ternak. Hingga saat ini, belum ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa hewan peliharaan seperti anjing atau kucing dapat terinfeksi dan menularkan virus corona.

Akan tetapi, Anda tetap harus mencuci tangan setelah menyentuh binatang peliharaan untuk mencegah infeksi bakteri seperti diare.

  1. “Rutin Cuci Hidung dan Membersihkan Mulut dengan Obat Kumur dapat Mencegah Corona”

Cuci hidung dan berkumur menggunakan obat kumur merupakan praktik kesehatan yang banyak dilakukan sebagai upaya untuk mencegah infeksi pernapasan. Memang, ada beberapa penelitian ilmiah yang menunjukkan bahwa rutin cuci hidung menggunakan cairan nasal saline dapat mempercepat seseorang sembuh dari gejala flu.

Akan tetapi, rutinitas cuci hidung tidak serta merta dapat mencegah infeksi corona virus. Hingga saat ini belum ada literatur ilmiah yang mendukung hal tersebut.

Demikian pula dengan membersihkan mulut menggunakan obat kumur. Obat kumur diketahui dapat menghilangkan sejumlah kuman tertentu selama beberapa saat dari rongga mulut Anda. Kendati demikian, sama halnya dengan cuci hidung, berkumur dengan cairan pembersih mulut pun tidak dapat mencegah Anda terkena infeksi coronavirus.

Salah satu cara yang telah terbukti secara ilmiah dan disarankan oleh WHO serta CDC adalah rutin melakukan cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir selama 20 detik.

Cuci tangan telah teruji dapat menurunkan risiko infeksi pernapasan hingga 20% dan juga infeksi lainnya. Bila di sekitar Anda tidak tersedia sabun dan air, bersihkan tangan menggunakan cairan pembersih tangan berbahan dasar alkohol.

  1. "Serangan Virus Corona telah Masuk ke Indonesia Melalui 19 Bandara di Indonesia"

Faktanya, menurut klaim Kementerian Kesehatan hingga saat ini (12/2) Indonesia belum ditemukan seseorang yang terinfeksi virus corona. Terkait informasi hoax ini, Kemenkes pula menyampaikan bahwa beredarnya kabar palsu ini berawal dari oknum yang 'mencatut'  ulang video dari Berita Satu.

Padahal aslinya, konten video dari Berita Satu hanya menyampaikan data dari Kementerian Kesehatan bahwa sebanyak 19 wilayah berisiko tinggi tertular virus Corona. Bukan ditemukannya virus corona di Indonesia.

  1. "China Minta Persetujuan Bunuh 20 Ribu Pasien Virus Corona" 

Awalnya informasi ini muncul pada situs ab-tc.com bahwa China meminta persetujuan untuk menghabisi 20 ribu pasien untuk mengendalikan wabah Virus Corona (COVID-19). Padahal situs ab-tc.com reputasinya tak bisa dipercaya karena salah satu website yang menberakan berita bohong.

  1. “Thailand Berhasil Sembuhkan Pasien Virus Corona dengan Ganja”

Faktanya, hingga saat ini tim medis berupaya menyembuhkan pasien virus corona bersifat simptomatik atau mengobati gejala yang ada. Pemantauan ketat, serta pemberian nutrisi dan cairan sangat diperlukan selama pasien sakit. 

Jika bicara soal vaksin, faktanya belum ada antivirus yang digunakan untuk menyembuhkan virus corona. Sementara, hasil penemuan terbaru, vaksin pertama COVID-19 baru akan tersedia sekitar 18 bulan lagi.

  1. “TKA China Ditemukan Meninggal karena Virus Corona di Meikarta”

Sudah tahu kan kalau Kemenkes telah menyatakan Indonesia belum ditemukan pasien yang terinfeksi virus corona? Jadi informasi ini sudah tentu hoax. Menurut penyelidikan di lokasi kejadian yang diperkuat juga oleh Dokter, dugaan sementara meninggal karena kecelakaan kerja. Kejadian ini dikaitkan dengan virus corona, karena korban meninggal tengah mengenakan masker. Menurut Kapolres Metro Bekasi, Kombes Hendra Gunawan penggunaan masker adalah perlengkapan standar operasional pekerja proyek ketentuan K3.

  1. “Dokter Israel Membantu Pasien Corona di China”

Foto tersebut bukan merupakan foto dokter Israel yang membantu pasien Corona, melainkan dokter-dokter dari Israel Defense Forces (IDF) yang membantu korban topan Haiyan pada 8 November 2013.

  1. “Indonesia Tak Mampu Deteksi Virus Corona”

Faktanya, Sekretaris Ditjen P2P Kementerian Kesehatan RI, dr. Achmad Yurianto menyampaikan sampai saat ini telah masuk 62 spesimen dengan hasil laboratorium yang menunjukkan 59 spesimen dinyatakan negatif dan tiga spesimen lain masih dalam observasi lebih lanjut. 

Juga, WNI yang dipulangkan ke Indonesia, untuk dikarantina di Natuna dikabarkan akan dipulangkan ke kediaman masing-masing karena diklaim tak terinfeksi virus corona.

Selain hoax di atas, mungkin akan ada hoax lain yang muncul seputar virus corona. Jangan sampai Anda atau orang terdekat terjebak berita bohong dan dirugikan oleh informasi yang sesungguhnya hanyalah mitos.

Saat Anda menerima pesan beruntun seputar coronavirus, amati sumber beritanya dan lakukan cross check dengan melihat laman web lain. Pastikan Anda selalu mendapatkan informasi kesehatan dari sumber yang akurat, tepercaya, dan dapat dipertanggung jawabkan. Mudahnya, segera unduh aplikasi KlikDokter.

[RPA]

virus coronawabahMitos dan FaktaInfeksi Corona

Konsultasi Dokter Terkait