HomeInfo SehatDarahKembangkan Obat Baru Untuk Anemia pada Pasien Sakit Ginjal Kronis
Darah

Kembangkan Obat Baru Untuk Anemia pada Pasien Sakit Ginjal Kronis

Novita Asavasthi, 29 Jan 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

PT Kalbe mengembangkan obat efepoetin alfa untuk pasien sakit ginjal yang mengidap anemia. Obat ini sudah memasuki uji klinis fase 3, simak infonya, yuk!

Kembangkan Obat Baru Untuk Anemia pada Pasien Sakit Ginjal Kronis

Jumat (24/1) lalu, PT Kalbe Farma melalui anak perusahaannya, Kalbe-Genexine Biologics, mengembangkan obat bioteknologi paten bernama Efepoetin alfa (EPO-HyFc). Obat ini diluncurkan sebagai bagian dari terapi anemia untuk pasien sakit ginjal kronis.

Pada konferensi pers yang bertempat di kantor Kalbe, Jakarta Pusat, acara ini dihadiri oleh Presiden Komisaris PT Kalbe Farma Tbk, Irawati Setiady, lalu ada juga Presiden Direktur Kalbe Farma, Vidjongtius, dan kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan, Penny K. Lukito.

Saat ini, pengembangan obat Efepoetin alfa sudah memasuki uji klinis fase 3, di mana ini menandakan adanya pemberian izin edar dari BPOM.

Sekilas tentang Anemia pada Pasien Sakit Ginjal Kronis

Beberapa pasien yang mengalami sakit ginjal kronis umumnya juga akan mengalami kondisi anemia. Anemia dapat terjadi ketika penyakit ginjal memburuk dan tidak lagi bisa menghasilkan EPO atau erythropoietin.

EPO adalah hormon penting untuk memberitahu tubuh agar membuat sel darah merah yang cukup. Saat ginjal rusak, hormon EPO yang dihasilkan tubuh sedikit. Alhasil, ini akan menyebabkan jumlah sel darah merah turun dan pasien sakit ginjal pun terkena anemia.

Obat EPO-HyFc Sudah Masuk Uji Klinik Fase 3

Sebagai gambaran, ada beberapa fase uji klinik yang harus dilalui untuk mengembangkan obat paten. Uji klinik fase pertama akan dilakukan pada manusia sehat, di mana bertujuan untuk menentukan rentang dosis yang aman.

Dalam uji klinik fase 2, obat akan diberikan pada penderita dengan jumlah yang terbatas untuk melihat apakah ada efek farmakologi dari fase 1 yang terlihat atau tidak.

Sedangkan pada uji klinik fase 3, obat akan diberikan pada penderita sakit ginjal yang mengalami anemia dan melihat apakah ini efektif serta aman atau tidak untuk digunakan.

Artikel Lainnya: Siapa Lebih Rentan Gagal Ginjal, Pria atau Wanita?

Terakhir, pada uji klinik fase 4, pengamatan akan dilakukan pada obat yang telah diedarkan di pasaran.

Nantinya, uji klinik fase 3 nantinya akan dilakukan secara global dan diproduksi melalui PT Kalbio Global Medika (KGM). Di mana akan melibatkan 386 subyek yang terdapat di 6 negara yakni, Indonesia, Australia, Taiwan, Filipina, Thailand, dan Malaysia.

Obat Efepoetin alfa sendiri telah selesai melewati uji pre klinis, uji klinis 1 dan fase dua dengan hasil yang diakui secara Internasional.

“Uji klinik fase 3 pada efepoetin alfa ini merupakan langkah kemajuan yang sangat membanggakan bagi dunia kefarmasian di Indonesia,” ujar Penny K. Lukito.

“Kami juga sangat mengapresiasi langkah Kalbe Group yang terus berinovasi dan produktif melakukan  riset termasuk pengembangan obat menggunakan teknologi tinggi seperti produk bioteknologi,” tambahnya lagi.

“Kami berterima kasih atas dukungan Badan POM terhadap apa yang dilakukan Kalbe dalam proses uji klinik fase 3 obat bioteknologi ini,” kata Irawati Setiady, Presiden Komisari PT Kalbe Farma Tbk. Ia juga menambahkan, bahwa Kalbe berharap penelitian ini dapat menginisiasi lebih banyak riset tentang obat untuk meningkatkan kesehatan masyarakat di Indonesia.

Produk obat bioteknologi dari Kalbe untuk terapi anemia pada pasien ginjal kronis ini masih harus dilanjutkan ke uji fase ke empat. Diperkirakan obatnya mulai dijual pada tahun 2022 mendatang. Agar mengetahui update seputar kesehatan, yuk unduh aplikasi KlikDokter.

(RPA/AYU)

sakit ginjalAnemia