Sehat dan Bugar

6 Jenis Olahraga Rentan Cedera yang Perlu Anda Tahu

dr. Nabila Viera Yovita, 18 Jan 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Ada jenis olahraga yang membuat pelakunya rentan mengalami cedera. Mungkin saja salah satunya yang sedang Anda tekuni.

6 Jenis Olahraga Rentan Cedera yang Perlu Anda Tahu

Tujuan olahraga memang membuat tubuh sehat dan bugar. Namun, bila dilakukan tidak tepat, maka cedera bisa terjadi. Tak hanya itu, ada pula jenis olahraga yang membuat pelakunya rentan mengalami cedera, sehingga saat melakukannya harus ekstra hati-hati.

Tak cuma olahraga, peralatan dan cara melakukan olahraga memengaruhi risiko cedera. Ada perkiraan bahwa rata-rata dari 8,6 juta cedera akibat olahraga (termasuk olahraga rekreasi), ditemukan fakta bahwa pria (61,3 persen) dan individu berusia 5-24 tahun (64,9 persen) lebih sering mengalami cedera.

Setengahnya menjalani konsultasi ke dokter atau pergi ke klinik kesehatan, tanpa kunjungan ke instalasi gawat darurat ataupun unit rawat inap.

Pada dasarnya, latihan olahraga secara umum merupakan aktivitas yang paling sering menyebabkan cedera. Namun, tipe aktivitasnya bervariasi, yang dipengaruhi oleh rentang usia dan jenis kelamin.

Bagian tubuh yang paling sering mengalami cedera olahraga adalah tungkai bawah (42 persen), lengan (30,3 persen), serta kepala dan leher (16,4 persen).

Waspadai Olahraga Rentan Cedera Ini

Untuk lebih jelasnya, waspadai olahraga yang rentan cedera ini, karena mungkin salah satunya adalah olahraga yang rutin Anda lakukan.

  1. Olahraga yang Menggunakan Peralatan

Pada tahap awal olahraga, bila peregangan tidak dilakukan dengan benar, cedera bisa terjadi. Tak hanya itu, peralatan yang digunakan untuk menunjang olahraga bila tidak digunakan sesuai petunjuk atau tidak sesuai dengan kemampuan, cedera sangat mungkin terjadi.

Misalnya, mengangkat barbel seberat 5 kg—sementara biasanya hanya mengangkat seberat 1 kg—sambil melakukan gerakan yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Padahal cara seperti ini bisa memicu terjadinya keseleo atau terkilir.

  1. Basket

Menurut American Orthopaedic Society for Sports Medicine, cedera yang paling banyak dialami pemain basket adalah keseleo di pergelangan kaki, ruas jari yang tertekuk akibat benturan dengan bola atau pemain lainnya, cedera pada lutut dan area sekitarnya, lebam dalam pada paha, luka robek di wajah, dan patah tulang kaki.

  1. Sepeda dan Aksesorinya

Sering kali terjadi, cedera pada pesepeda terjadi karena ia mengayuh dalam kecepatan tinggi lalu berbenturan atau bertabrakan dengan kendaraan bermotor.

Meski yang paling sering dialami adalah cedera jaringan lunak serta trauma pada tulang dan otot, tetapi cedera kepala, seperti trauma kepala berat, merupakan yang paling fatal dan dapat menyebabkan disabilitas jangka panjang.

Selain itu, penggunaan sepeda jangka panjang juga bisa dirasakan pada pergelangan tangan, area selangkangan, dan dubur.

Karenanya, bila Anda rutin bersepeda, Anda sangat dianjurkan untuk menggunakan pelindung diri (helm, kacamata, pelindung kaki atau tangan, sepatu, dan pakaian yang tepat), menyesuaikan ketinggian sadel dan setang, tidak melakukan hal-hal yang dapat mengalihkan konsentrasi seperti mengecek smartphone, atau tidak bersepeda saat mabuk atau saat sedang tidak enak badan.

Artikel lainnya: Cedera Olahraga? Jangan Asal Urut!

  1. Sepak Bola

Cedera yang sering terjadi pada jenis olahraga keras ini adalah pada jaringan lunak, sehingga pemulihannya cenderung lebih cepat. Menurut data, 50-80 persen cedera akibat olahraga beregu ini terjadi di kaki.

Sebanyak 40-45 persen cedera melibatkan mata kaki, umumnya akibat terkilir. Cedera lutut dan kepala juga tak jarang ditemukan.

  1. High-Intensity Interval Training (HIIT)

Menurut sebuah studi, orang-orang yang melakukan olahraga HIIT berisiko tinggi mengalami cedera, khususnya pada lutut dan bahu.

Jenis olahraga HIIT mengombinasikan latihan aerobik, angkat beban, dan kalistenik (latihan dengan irama untuk mengembangkan fungsi otot) pada kapasitas maksimum, diikuti dengan beberapa periode pemulihan. Selama beberapa tahun belakangan, HIIT sangat digemari.

Namun, menurut data dari National Electronic Injury Surveillance System dari tahun 2007-2016, tercatat 3.988.902 cedera akibat peralatan olahraga, seperti barbel, kettle bells, dan kotak kayu plyometric, atau gerakan kalistenik seperti burpees, push-up, dan lunges yang umum ditemukan dalam olahraga HIIT.

Sebagian besar cedera dialami di lutut, pergelangan kaki, dan bahu. Pria usia 20-39 tercatat paling sering mengalaminya.

  1. Peralatan di Taman Bermain

Di Amerika Serikat, tiap tahunnya terdapat cedera yang ditangani di instalasi gawat darurat terhadap 200.000 anak berusia 14 tahun ke bawah akibat peralatan yang ada di taman bermain.

Lebih dari 20.000 anak diberikan terapi akibat cedera otak, termasuk yang derajat ringan.

Sekitar 56 persen cedera yang terjadi di taman bermain yang ditangani di IGD berupa patah tulang, memar, dan luka lecet. Dan ternyata, kasus cedera ini paling banyak terjadi di taman bermain umum.

Itulah jenis olahraga atau aktivitas fisik yang rentan menyebabkan cedera, sehingga Anda jadi bisa melakukan langkah antisipasi dengan matang.

Untuk anak, pastikan pilihan tempat bermainnya, misal di taman bermain dekat rumah dengan standar keamanan yang baik. Seperti, dilengkapi pembatas dan peralatan yang tidak rusak. Optimalkan juga dengan melakukan pemanasan dengan benar sebelum olahraga. Jangan lupa pula gunakan pakaian dan aksesori pelindung, ya!

(RN/RPA)

Olahragacedera

Konsultasi Dokter Terkait