HomeInfo SehatKesehatan UmumBenarkah Tidur dengan Pasangan Sering Ngorok Pengaruhi Kesehatan?
Kesehatan Umum

Benarkah Tidur dengan Pasangan Sering Ngorok Pengaruhi Kesehatan?

Krisna Octavianus Dwiputra, 31 Des 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Mendengar pasangan ngorok saat tidur setiap hari pasti menyebalkan. Namun, benarkah pengaruhi kesehatan Anda yang mendengarnya?

Benarkah Tidur dengan Pasangan Sering Ngorok Pengaruhi Kesehatan?

Siapa yang di sini punya pasangan kalau tidur mengorok atau mendengkur? Pastinya, menyebalkan dan membuat Anda susah tidur. Tapi, benarkah tidur dengan pasangan yang sering ngorok pengaruhi kesehatan?

Ini kesal pasti rasanya punya pasangan yang mengorok. Sebisa mungkin Anda pasti ingin tidur terlelap terlebih dahulu sebelum pasangan Anda tidur. Ini karena kalau pasangan Anda duluan yang tidur dan mengorok, sudah pasti itu jadi malam yang kurang baik.

Mungkin Anda sesekali melempar protes karena pasangan mengorok. Namun, pasti Anda tidak bisa berbuat apa-apa. Paling Anda mengatur sedemikian rupa kenyamanan di kasur dan suhu ruangan demi bisa tidur dengan nyenyak.

Mendengkur terjadi ketika terdapat proses bergetarnya saluran napas dan menghasilkan suara. Kondisi ini terjadi akibat sumbatan gerakan udara yang terjadi saat seorang tertidur.

"Sumbatan ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, salah satunya menutupnya rongga pernafasan oleh pangkal lidah pasien saat tertidur. Apapun mekanismenya, mengorok akan menyebabkan penurunan aliran udara ke saluran pernapasan dan menyebabkan kondisi kekurangan oksigen," ujar dr. Alvin Nursalim, SpPD dari KlikDokter.

Benarkah Tidur dengan Pasangan Mengorok Pengaruhi Kesehatan?

Mungkin Anda tahu bahwa mendengkur bisa membahayakan pernapasan. Di sisi lain, Anda paham bahwa mendengkur bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan serius.

Tapi, pernahkah terpikir bahwa tidur dengan pasangan yang ngorok bisa mempengaruhi kesehatan Anda juga? Mari ketahui faktanya:

  1. Kurang Tidur

Ini tampaknya menjadi konsekuensi yang paling jelas, tetapi kurang tidur menyebabkan masalah kesehatan yang sering tidak dianggap serius. Baik pendengkur dan mereka yang tinggal bersama mereka dapat kehilangan kualitas tidur. Padahal Anda tentu tahu bahwa kualitas tidur sangat penting bagi tubuh untuk pulih dan memenuhi fungsi biologis, seperti konsolidasi memori dan regulasi metabolisme.

Ini bukan hanya tentang cukup tidur, tetapi tentang melakukannya terus menerus. Pasangan penderita sleep apnea cenderung selalu bangun dalam jumlah yang banyak tiap malam.

Selain itu, seseorang yang tidak cukup istirahat cenderung membuat lebih banyak kesalahan, berpikir lambat, dan menurunkan produktivitas. Masalah lain yang terkait dengan ini adalah sifat lekas marah yang terus-menerus, yang dapat berdampak pada hubungan Anda.

Namun, juga telah ditemukan bahwa kurang tidur adalah faktor risiko untuk kecemasan dan depresi. Sementara, di luar konsekuensi psikologisnya, itu juga meningkatkan kemungkinan mengembangkan obesitas atau menderita stroke.

  1. Masalah Hubungan

Fakta bahwa dengkuran pasangan membuat Anda sulit tidur dapat menimbulkan masalah pada hubungannya. Mendengarkan seseorang mendengkur di samping Anda setiap malam dan membangunkannya untuk menghentikannya membuat kebisingan hanya akan membuat mereka merasa kesal.

Banyak bahkan memilih untuk tidur secara terpisah atau bercerai setelah mencoba menggunakan penyumbat telinga atau alat bantu dengar untuk mengurangi kebisingan, tanpa mendapatkan hasil yang baik. Akhirnya, konflik pun muncul.

Konflik-konflik ini berdampak buruk bagi kesehatan Anda. Ini karena telah terbukti bahwa suasana negatif di rumah dapat menyebabkan stres, peradangan, dan perubahan selera makan. Sistem kekebalan juga melemah dengan pertengkaran konstan.

3. Gangguan Pendengaran

Sebuah studi oleh Queen's University di Ontario, Kanada, berusaha untuk mengevaluasi efek mendengkur pada pendengkur dan pasangan mereka. Mereka memilih 4 pasangan dalam kisaran usia antara 35 sampai 55 tahun, di mana salah satu anggotanya menderita sleep apnea parah.

Kesimpulan yang mereka capai adalah bahwa efek suara dengkuran tidak terlalu mempengaruhi pendengkur. Ini karena otak mengurangi gangguan pernapasan saat tidur. Namun, 100% dari pasangan mereka menderita akibatnya, terutama di telinga yang terkena dengkuran. Efeknya setara dengan tidur selama 15 tahun dengan mesin industri.

  1. Hipertensi

Menurut penelitian dari Imperial College of Science di London, suara keras tidak hanya mempengaruhi pendengaran, tetapi mereka juga dapat meningkatkan tekanan darah.

Temuan mereka menentukan bahwa semakin tinggi volume suara, semakin besar yang mendengarkan berisiko hipertensi. Mereka juga menemukan bahwa suara dengkuran bisa mencapai 35 sampai 80 desibel. Hipertensi dapat menyebabkan penyakit lain, seperti masalah ginjal, demensia, dan penyakit jantung.

Itu adalah konsekuensi kalau Anda menjadi pendengar dengkuran pasangan Anda. Ajak bicara baik-baik pasangan Anda kalau ternyata dengkurannya mengganggu Anda. Sebab, sudah jelas di atas bisa mempengaruhi kesehatan Anda sebagai "pendengar setia".

(RPA/AYU)

tidur

Konsultasi Dokter Terkait