Menu
KlikDokter
Icon Search
Icon LocationTambah Lokasi KamuIcon Arrow
HomeGaya hidupDiet dan NutrisiTak Hanya Lezat, 6 Makanan Ini Juga Baik untuk Kesehatan Saraf
Diet dan Nutrisi

Tak Hanya Lezat, 6 Makanan Ini Juga Baik untuk Kesehatan Saraf

Tim Redaksi KlikDokter, 14 Okt 2019

Ditinjau oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Saraf ikut menua seiring bertambahnya usia. Untuk menjaga kesehatan saraf, Anda disarankan konsumsi makanan ini.

Tak Hanya Lezat, 6 Makanan Ini Juga Baik untuk Kesehatan Saraf

Saraf manusia ikut menua seiring usia yang bertambah. Untuk terus menjaga kesehatannya, Anda disarankan untuk mengonsumsi makanan yang baik untuk kesehatan saraf.

Mengenal lebih jauh tentang sistem saraf

Sistem saraf adalah susunan jaringan yang sangat kompleks dan terstruktur. Fungsi saraf adalah mengatur, menerjemahkan, dan mengarahkan interaksi dengan dunia sekitar. Sistem saraf bertugas untuk mengontrol:

  • Penglihatan, pendengaran, indra perasa, indra penciuman, dan sensasi.
  • Fungsi “sukarela” dan “tidak sukarela” seperti gerakan, keseimbangan, dan koordinasi. Sistem saraf juga mengatur aksi sebagian besar sistem tubuh lainnya, seperti aliran darah dan tekanan darah.
  • Kemampuan kognitif. Sistem saraf memungkinkan Anda untuk sadar dan memiliki pikiran, ingatan, dan bahasa.

Sistem saraf dibagi menjadi otak dan sumsum tulang belakang (sistem saraf pusat atau SSP) dan sel-sel saraf yang mengendalikan gerakan sukarela dan tidak disengaja (sistem saraf tepi atau SST).

SSP meliputi otak dan sumsum tulang belakang. Otak adalah "pusat kendali" tubuh. SSP memiliki berbagai pusat yang di dalamnya menjalankan tugas sebagai pengatur sensorik, motorik, dan integrasi data. Pusat-pusat ini dapat dibagi lagi ke pusat-pusat bawah (termasuk sumsum tulang belakang dan batang otak).

SST adalah jaringan luas saraf tulang belakang dan tengkorak yang terhubung ke otak dan sumsum tulang belakang. Di dalamnya terdapat reseptor sensorik yang memproses perubahan di lingkungan internal dan eksternal.

Informasi tersebut dikirim ke SSP melalui saraf sensorik aferen. SST kemudian dibagi lagi menjadi sistem saraf otonom dan sistem saraf somatik. Otonom memiliki kontrol tidak sukarela pada organ internal, pembuluh darah, otot polos dan jantung. Somatik memiliki kontrol sukarela pada kulit, tulang, sendi, dan otot rangka. Kedua sistem berfungsi bersama-sama, melalui saraf dari SST yang masuk dan menjadi bagian dari SSP, dan sebaliknya.

Berbagai gangguan sistem saraf

Gejala-gejala masalah sistem saraf bergantung pada area sistem saraf yang terlibat, serta apa penyebabnya. Masalah sistem saraf dapat terjadi secara perlahan dan menyebabkan hilangnya fungsi secara bertahap (degeneratif), atau bisa terjadi secara tiba-tiba dan dapat mengancam jiwa. Gejalanya bisa ringan atau berat.

Beberapa kondisi serius, penyakit, dan cedera yang dapat menyebabkan masalah sistem saraf meliputi:

  • Gangguan suplai darah (gangguan pembuluh darah).
  • Cedera (trauma), terutama di kepala dan sumsum tulang belakang.
  • Gangguan bawaan dari lahir.
  • Masalah kesehatan mental seperti gangguan kecemasan, depresi, atau psikosis.
  • Paparan terhadap racun, seperti karbon monoksida, arsenik, atau timbal.
  • Gangguan yang menyebabkan hilangnya fungsi secara bertahap, misalnya penyakit Parkinson, Alzheimer, dan neuropati perifer.

Gejala kelainan saraf perifer atau tepi biasanya dimulai dengan mati rasa, tusukan atau kesemutan di jari kaki atau jari. Ini dapat menyebar ke kaki atau tangan dan menyebabkan rasa terbakar, membeku, berdenyut dan / atau nyeri yang seringkali memburuk di malam hari. Rasa sakitnya bisa konstan atau hilang timbul, tetapi biasanya rasa sakitnya terasa sama di kedua sisi tubuh di kedua tangan atau di kedua kaki.

Gejala kelainan saraf tepi sering meliputi:

  • Sensasi mengenakan "sarung tangan" atau "kaus kaki" yang tidak terlihat (baal)
  • Sensasi terbakar atau rasa sakit seperti membeku, tajam, menusuk, atau sakit seperti tersengat listrik
  • Sensitivitas ekstrem saat disentuh
  • Kesulitan tidur karena sakit di kaki
  • Kehilangan keseimbangan dan koordinasi
  • Kelemahan otot dan kram otot (berkedut)
  • Kesulitan berjalan atau menggerakkan lengan
  • Berkeringat yang tidak biasa
  • Kelainan tekanan darah atau nadi

Gejala seperti kelemahan atau tidak mampu menggenggam sesuatu, mati rasa, dan mengalami rasa sakit yang terasa seperti menusuk atau membakar di anggota tubuh, bisa menjadi tanda dan gejala umum kelainan saraf tepi. Gejala-gejala kelainan saraf tepi mungkin tergantung pada jenis saraf tepi yang telah rusak.

Agar sistem saraf tetap sehat, konsumsi makanan ini!

Berikut ini adalah jenis makanan yang diketahui membawa manfaat baik untuk kesehatan sistem saraf.

  1. Sayuran berdaun hijau

Jenis sayuran ini kaya akan vitamin B kompleks, vitamin C, vitamin E, dan magnesium yang penting untuk sistem saraf.

Peran vitamin B sangat penting dalam proses sintesis dan sirkulasi neurotransmiter, yang merupakan bahan kimia otak yang mengatur detak jantung, pernapasan, dan pencernaan.

Magnesium membantu menenangkan saraf, sedangkan vitamin E dan vitamin C bertindak sebagai antipenuaan sistem saraf.

  1. Ikan

Saraf dilindungi oleh selubung mielin, yang mengandung tingkat asam lemak yang sangat tinggi. Orang-orang yang kekurangan asam lemak dapat mengalami kerusakan saraf.

Ikan memiliki asam lemak omega-3 tinggi, sehingga sangat baik untuk menjaga fungsi saraf. Salah satu ikan yang dianjurkan adalah salmon.

Salmon adalah sumber tinggi omega-3 yang dapat memperkuat kekuatan otak. Menurut sebuah penelitian yang dilakukan di Universitas Pittsburgh, Amerika Serikat, orang dewasa di bawah usia 25 tahun yang meningkatkan asupan omega-3 selama 6 bulan tercatat mengalami peningkatan skor tes dengan mengukur memori kerja.

  1. Dark chocolate

Dark chocolate mengandung flavonol yang memiliki sifat antiinflamasi dan antioksidan. Senyawa tersebut dapat membantu menurunkan tekanan darah dan meningkatkan aliran darah ke otak dan jantung.

Pastikan dark chocolate yang dikonsumsi mengandung setidaknya 70 persen kakao.

  1. Telur

Telur kaya akan kolin dan vitamin B. Kolin akan digunakan otak untuk membuat asetilkolin, neurotransmiter yang penting untuk daya ingat dan komunikasi di antara sel-sel otak. Sedangkan vitamin B diketahui dapat membantu memperbaiki kerusakan fungsi sistem saraf.

  1. Kacang

Ada beberapa nutrisi dalam kacang-kacangan, seperti lemak sehat, antioksidan, dan vitamin E—semuanya baik untuk kesehatan otak. Vitamin E melindungi membran sel dari kerusakan akibat radikal bebas, sehingga bisa membantu memperlambat penurunan mental.

  1. Brokoli

Brokoli diketahui kaya akan vitamin K yang dapat meningkatkan kekuatan otak dan keterampilan kognitif.

Banyak penelitian yang membuktikan bahwa brokoli mampu memaksimalkan kerja otak dan menajamkan daya ingat. Manfaat ini diperoleh berkat adanya kandungan glukosionolat. Glukosionolat ini bekerja memperlambat kerusakan asetilkolin, yang dibutuhkan sistem saraf pusat untuk menjalankan fungsinya depan benar, serta membuat otak dan memori tetap tajam.

Di samping mengonsumsi makanan yang disebutkan di atas, kesehatan saraf juga bisa senantiasa dijaga dengan memenuhi kebutuhan akan vitamin B1, B6, dan B12 lewat suplemen hemaviton Neuro Forte.

Suplemen neurotropik ini mengandung 100 mg vitamin B1, 100 mg vitamin B6, dan 5.000 mcg vitamin B12 yang bekerja secara optimal dalam memelihara kerja saraf. Dengan mengonsumsinya secara teratur sesuai dosis atau instruksi dokter, Anda bisa mencegah kerusakan sel saraf sedini mungkin.

Yuk, tambahkan enam makanan di atas untuk mewarnai piring makan Anda setiap hari! Jika tak yakin dapat memenuhi kebutuhan akan vitamin B1, B6, dan B12, optimalkan dengan konsumsi vitamin neurotropik hemaviton Neuro Forte. Agar manfaatnya makin terasa, terapkan juga pola makan sehat bergizi seimbang, olahraga teratur, istirahat cukup, dan kelola stres dengan baik.

(RN/RH)

AdvertorialmakananSistem sarafVitamin NeurotropikKesehatan Saraf

Konsultasi Dokter Terkait

Tanya Dokter