Darah

Ini 4 Penyakit yang Membutuhkan Donor Darah

Ayu Maharani, 17 Sep 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Ada sejumlah penyakit yang membuat penderitanya membutuhkan donor darah. Penyakit apa saja yang termasuk?

Ini 4 Penyakit yang Membutuhkan Donor Darah

Setiap 17 September setiap tahun diperingati sebagai Hari Palang Merah Indonesia (PMI). Berkat kerja keras PMI dan mereka yang berbaik hati untuk donor darah secara rutin, orang-orang yang punya masalah kesehatan tertentu bisa sangat terbantu. 

Donor darah adalah kegiatan mulia yang terbukti dapat membantu sesama. Menurut dr. Alvin Nursalim, SpPD dari KlikDokter, donor darah bahkan mampu menyelamatkan nyawa orang-orang yang mengalami gangguan kesehatan. Ada beragam penyakit atau gangguan kesehatan yang secara medis bisa diatasi dengan adanya donor darah.

Berikut beberapa gangguan kesehatan atau penyakit yang membutuhkan donor darah:

  1. Perdarahan hebat

Perdarahan hebat biasanya terjadi saat seseorang mengalami kecelakaan ataupun operasi. Kondisi ini sungguh gawat darurat, karena pasien bisa meninggal dunia akibat kehabisan darah jika tidak segera mendapatkan donor darah dengan jenis yang sesuai dan dalam jumlah banyak. 

Perlu Anda tahu, darah yang hendak didonorkan wajib lolos skrining dari berbagai penyakit menular yang berbahaya. Penyakit yang dimaksud, yaitu HIV, hepatitis C, hepatitis B, dan sifilis. Selain itu, golongan darah beserta rhesus juga harus cocok. Darah yang memiliki faktor Rh disebut sebagai rhesus positif. Sedangkan, darah yang tak punya itu disebut rhesus negatif.

Mereka  yang memiliki Rh negatif bisa mendonorkan darah kepada orang yang memiliki Rh negatif dan Rh positif. Sementara itu, pendonor dengan Rh positif hanya bisa memberikan darahnya kepada mereka yang Rh positif.

Apabila terjadi ketidakcocokan antara pendonor dan penerima, reaksi yang timbul adalah hemolitik akut (acute hemolytic reaction), yaitu reaksi demam non-hemolisis, reaksi alergi, maupun reaksi anafilaksis.

Selanjutnya

  1. Anemia gravis

Ini adalah kondisi anemia berat dan pasien hanya memiliki kadar hemoglobin (Hb) kurang dari 6. 

“Kondisi ini biasanya terjadi ketika seseorang mengalami perdarahan akut pada saluran cerna. Penyebabnya bisa karena wasir, infeksi, luka pada lambung, dan lain sebagainya,” jelas dr. Alvin. 

“Perlu ditekankan juga di sini bahwa tidak semua kondisi anemia membutuhkan donor darah, ya. Yang memerlukan donor darah hanyalah orang-orang dengan hemoglobin (Hb) di bawah 6. Jika kasusnya hanya anemia defisiensi zat besi, atasi saja masalah tersebut dengan mengonsumsi suplemen penambah zat besi,” dr. Alvin menegaskan. 

Anemia gravis perlu diatasi dengan dua cara, yaitu donor darah dan menyembuhkan penyebab utama penyakit. Jika yang dilakukan hanya menambah pasokan darah tanpa mengatasi penyebab, penyakit masih akan terus terjadi.

  1. Myelodysplastic syndrome (MDS) 

Mendapatkan donor darah secara berkala sangat dibutuhkan oleh orang yang mengalami Myelodysplastic syndrome (MDS). Penyakit Myelodysplastic syndrome (MDS) atau disebut keganasan darah sebenarnya merupakan sejumlah gangguan yang terjadi akibat satu atau seluruh sel darah yang dihasilkan sumsum tulang tidak terbentuk secara sempurna. 

Faktor perubahan genetik sangat berperan pada penyakit ini. Meski umumnya terjadi pada orang berusia 60 tahun ke atas, MDS sejatinya dapat menyerang siapa saja di segala rentang usia. 

  1. Thalassemia

Thalassemia adalah kelainan darah yang menyebabkan protein dalam sel darah merah (hemoglobin) tidak dapat berfungsi dengan baik. Kondisi ini cukup banyak dialami, baik oleh anak maupun orang dewasa.

Hingga saat ini, belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan penyakit thalassemia. Namun, dengan rutin melakukan pengobatan berupa transfusi darah, penderita thalassemia dapat terhindar dari berbagai komplikasi seperti gagal ginjal, pembengkakan hati dan limpa.

Untuk meningkatkan kualitas dan harapan hidup penderita thalassemia, beberapa negara telah mampu melakukan transplantasi sumsum tulang. Walau pengobatan ini cukup efektif, tindakan transplantasi membutuhkan banyak persiapan, biaya, dan dengan risiko kegagalan yang cukup tinggi.

Donor darah meningkatkan kualitas hidup resipien

Satu tetes darah yang diberikan oleh pendonor sangat berarti bagi mereka yang membutuhkan. Terbukti, donor darah mampu meningkatkan kualitas hidup bahkan menyelamatkan nyawa orang-orang yang terkena penyakit tertentu.

Tidak sekadar situ, orang yang melakukan donor darah secara rutin juga turut merasakan manfaat sehat dari aktivitas mulia yang satu ini, lo! Fakta menyebutkan bahwa orang yang rutin melakukan donor darah memiliki risiko yang lebih rendah untuk terkena penyakit jantung dan kanker. 

Donor darah yang diikuti penerapan gaya hidup sehat dan pola makan teratur bahkan efektif menurunkan berat badan, karena bisa membakar 650 kalori per 450 mililiter darah yang di donorkan.

Jadi, apakah Anda tertarik untuk melakukan donor darah di Hari Palang Merah Indonesia? Pastikan kondisi tubuh Anda sehat dan memenuhi syarat untuk melakukannya, agar setetes darah yang dikeluarkan benar-benar mampu memberikan manfaat bagi diri sendiri dan orang banyak.

Jika masih punya pertanyaan mengenai topik ini, Anda bisa chat dokter melalui fitur Live Chat di aplikasi KlikDokter.

(NB/ RVS)

Donor DarahdarahThalassemiaHari Palang Merah IndonesiaHari Palang Merah SeduniaAnemia