Kesehatan Umum

Mengunyah Tembakau Lebih Baik daripada Dibakar dan Diisap?

dr. Sara Elise Wijono MRes, 31 Mei 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Tembakau umumnya digunakan dengan cara dibakar dan diisap, seperti pada rokok. Lantas, apabila dikunyah, apakah lebih “baik”?

Mengunyah Tembakau Lebih Baik daripada Dibakar dan Diisap?

Merokok buruk bagi kesehatan menjadi sebuah fakta yang diketahui namun diacuhkan sebagian besar orang. Mengisap tembakau melalui merokok sama dengan membiarkan tubuh menyerap setidaknya 400 zat beracun. Nikotin pada rokok menyebabkan kecanduan dan memberikan efek buruk pada kadar kolesterol, yang selanjutnya menjadi risiko munculnya penyakit jantung.

Rokok menghasilkan tar yang merupakan karsinogen alias zat yang dapat memicu munculnya kanker, serta mengandung CO2 yang mengurangi kadar oksigen dalam darah. Dengan merokok, berbagai masalah kesehatan bisa muncul, termasuk penyakit paru kronis, masalah gigi dan mulut, kanker, gangguan kulit, bahkan penurunan kesuburan.

Selain dengan cara diisap dan dibakar, tembakau juga dapat digunakan dengan dikunyah. Daun tembakau digulung dan ditempatkan antara gusi dan pipi, kemudian air liur kecokelatan yang timbul setelah “terendam” dalam tembakau dapat diludahkan atau ditelan. Dengan cara ini, nikotin dan zat-zat lain dalam tembakau dapat tetap terserap oleh tubuh melalui mulut.

Dengan mengunyah tembakau, tubuh setidaknya akan kemasukan 4,6 miligram nikotin. Jumlah ini lebih tinggi daripada merokok satu batang, yang umumnya hanya mengandung nikotin sebanyak 1,8 miligram. Nikotin yang masuk ke tubuh lewat tembakau kunyah akan lebih lambat diserap oleh tubuh, namun dapat bertahan lebih lama di dalam darah.

Di samping nikotin, tembakau kunyah juga mengandung setidaknya 30 zat karsinogenik. Salah satu yang paling berbahaya dikenal dengan TSNA (tobacco-specific nitrosamines). Adapun zat karsinogenik lain yang ikut masuk ke tubuh lewat tembakau kunyah, yaitu formaldehyde, acetaldehyde, arsenic, benzopyrene, nickel dan cadmium.

Apakah lebih baik?

Tembakau kunyah juga menyebabkan nikotin masuk dan terserap oleh tubuh. Maka, sama saja seperti merokok, kebiasaan ini dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Beberapa di antaranya adalah:

  • Kecanduan

Dibandingkan dengan merokok yang dilakukan secara berkala sepanjang hari, mengunyah tembakau bisa dilakukan terus-menerus tanpa berhenti. Sehingga, timbulnya rasa kecanduan sangat mungkin terjadi.

Parahnya, berusaha berhenti dari kecanduan tembakau kunyah menyebabkan munculnya “sakau” tembakau, nafsu makan yang meningkat tajam, depresi serta mudah emosi atau marah-marah.

  • Kanker

Mengunyah tembakau juga bisa meningkatkan risiko terjadinya kanker. Beberapa jenis kanker yang paling utama, termasuk kanker mulut, lidah, gusi, pipi, esofagus dan pankreas.

Tak hanya itu, mereka yang rutin mengunyah tembakau juga bisa mengalami leukoplakia. Kondisi ini dapat muncul, bahkan secepat 6 bulan jika tembakau kunyah digunakan secara rutin. Leukoplakia adalah petak berwarna putih keabu-abuan di dalam mulut, tidak terasa nyeri, dan tidak dapat dibersihkan. Leukoplakia dapat berubah menjadi kanker.  

  • Masalah gigi dan mulut

Kandungan gula yang tinggi pada tembakau dapat menimbulkan kerusakan gigi. Tembakau juga menyebabkan gigi menjadi berwarna kekuningan, serta menimbulkan bau mulut.

Gusi turun, abrasi gigi, serta hilangnya tulang di sekitar gigi juga merupakan masalah yang sering timbul akibat kebiasaan mengunyah tembakau.

  • Penyakit kardiovaskular

Masalah kesehatan lain yang sangat mungkin terjadi akibat kebiasaan mengunyah tembakau adalah tekanan darah tinggi, penyakit jantung, serangan jantung dan stroke.

  • Kelahiran prematur

Ibu hamil yang punya kebiasaan mengunyah tembakau selama kehamilan memiliki risiko yang lebih tinggi untuk melahirkan secara prematur. Bahkan, ibu hamil yang rutin mengunyah tembakau juga bisa mengalami kematian janin di dalam kandungan.

Di Amerika Serikat, terdapat sekitar 480.000 kematian akibat merokok dan 250.000 kematian akibat penggunaan tembakau tanpa asap setiap tahunnya. Meski angka kematian yang terjadi lebih rendah, hal itu tidak membuat kebiasaan mengunyah tembakau sebagai perilaku yang aman untuk dilakukan. Karena sejatinya, menikmati tembakau dengan cara diisap ataupun dikunyah hanya akan mendekatkan diri pada penyakit yang mampu merenggut nyawa.

(NB/ RVS)

tembakauRokokHari Tanpa Tembakau SeduniaMengunyah TembakauKanker

Konsultasi Dokter Terkait