Perawatan Wanita

9 Jenis Keputihan Normal dan Tidak Normal yang Perlu Kamu Tahu

dr. Sara Elise Wijono MRes, 24 Feb 2024

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Wanita perlu tahu, keputihan ternyata terdiri dari berbagai jenis! Apa saja jenis-jenis keputihan? Mana yang berbahaya? Simak lengkapnya di sini.

9 Jenis Keputihan Normal dan Tidak Normal yang Perlu Kamu Tahu

Sebagian wanita menganggap keputihan sebagai kondisi yang biasa saja. Padahal, tidak semua keputihan sama.

Ada ciri keputihan tertentu yang merupakan tanda penyakit atau infeksi. Beberapa tanda adanya gangguan kesehatan tersebut adalah munculnya rasa gatal, panas, dan bau.

Perlu diketahui, pada dasarnya keputihan disebabkan oleh dua hal. Ada keputihan akibat faktor fisiologis dan faktor patologis. Keputihan fisiologis adalah kondisi normal yang terjadi akibat perubahan hormonal.

Keputihan fisiologis dapat disebabkan oleh, stres, kehamilan, pemakaian alat kontrasepsi, dan haid.

Sedangkan keputihan patologis disebabkan oleh kondisi medis yang dialami wanita, seperti infeksi bakteri, infeksi jamur, atau parasit. Bila memang kamu mencurigai adanya gangguan medis tertentu, kamu bisa konsultasi ke dokter melalui chat di aplikasi KlikDokter, lho!

Kamu perlu mengenali apa saja jenis keputihan yang tidak normal. Dengan memahami kondisi jenis keputihan yang berbahaya, kamu dapat mendeteksi adanya penyakit secara lebih cepat.

1. Keputihan Berwarna Putih

Keputihan berwarna putih dan kental adalah hal normal. Keputihan dengan tekstur kental sering kali dialami setelah wanita selesai haid.

Jika dipegang, keputihan ini cenderung terasa lengket. Kamu perlu tahu, vagina akan mengeluarkan cairan yang normalnya berwarna putih jernih.

Bila menempel di pakaian dalam, cairan keputihan dapat berwarna kuning terang, teksturnya encer dan kental, tidak menimbulkan keluhan, dan tidak berbau.

Tak hanya itu, kamu juga dapat mengalami peningkatan jumlah cairan putih yang tebal sebelum dan sesudah menstruasi.

2. Keputihan Serupa Putih Telur

Kamu juga bisa mengalami keputihan yang warnanya seperti putih telur. Warna keputihan yang jernih atau putih dengan tekstur seperti lendir merupakan jenis yang normal.

Keputihan seperti ini seringkali dialami beberapa hari sebelum ovulasi atau menandakan wanita sedang dalam masa subur.

3. Keputihan Warna Abu-Abu

Keputihan berwarna abu-abu merupakan jenis keputihan abnormal. Kondisi keputihan ini mungkin disebabkan oleh penyakit bacterial vaginosis (BV).

Artikel Lainnya: Bahaya di Balik Keputihan Menggumpal

4. Keputihan Warna Kuning

Keputihan yang berwarna kekuningan menandakan kondisi kesehatan organ intim yang tidak normal. Keputihan jenis ini bisa terjadi akibat adanya infeksi bakteri atau infeksi menular seksual.

5. Keputihan Warna Cokelat

Keputihan berwarna cokelat dapat disebabkan oleh adanya darah. Jenis keputihan ini dikenal dengan istilah flek atau spotting.

Keputihan jenis ini bisa berkaitan dengan siklus menstruasi yang tidak teratur, tanda awal haid, kehamilan, keguguran, dan kondisi lain.

Jika keputihan berwarna cokelat terus muncul, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter. Sebab, hal tersebut bisa menjadi tanda adanya kanker rahim atau kanker serviks.

Selain itu, selama menopause, seorang wanita tidak boleh mengalami perdarahan vagina jenis apa pun. Adanya perdarahan selama masa menopause bisa menjadi tanda kanker rahim.

6. Keputihan Warna Hijau

Apabila mengalami keputihan berwarna hijau, kamu patut waspada. Sebab, keputihan berwarna hijau bisa menjadi tanda infeksi bakteri atau infeksi menular seksual seperti trikomoniasis.

Siapa pun yang mengalami keputihan hijau juga harus segera berkonsultasi dengan dokter.

Jika kamu didiagnosis menderita trikomoniasis, kamu akan diberikan antibiotik oleh dokter untuk mengobati kondisi tersebut.

Artikel Lainnya: Penyebab Keputihan pada Wanita

7. Keputihan Warna Putih dan Menggumpal

Keputihan menggumpal dapat disebabkan oleh pertumbuhan jamur di vagina dalam jumlah yang berlebihan.

Gejala keputihan akibat infeksi jamur meliputi keluarnya cairan yang tebal, putih, dan bergumpal seperti susu basi.

Sekitar 90 persen wanita akan mengalami infeksi jamur di beberapa titik dalam hidup mereka. Infeksi jamur ini tidak menular.

Bila gejalanya tidak membaik meski sudah diobati atau mengalami lebih dari empat kali infeksi jamur dalam setahun, kamu harus berkonsultasi ke dokter.

8. Keputihan Disertai Keluhan Bau

Pada dasarnya, organ intim wanita memiliki bau yang khas dan itu normal. Namun, jika keputihan muncul disertai bau yang menyengat atau mengganggu, bisa saja kamu mengalami kondisi kesehatan yang berbahaya.

Misalnya saja, keputihan yang disertai bau amis atau busuk bisa menandakan adanya infeksi bacterial vaginosis (BV).

Keputihan berlebihan disertai bau busuk juga bisa menandakan adanya kondisi radang panggul.

Artikel Lainnya: Penyebab Keputihan Warna Putih Susu dan Cara Mengatasinya

9. Keputihan Disertai Keluhan Gatal

Jenis keputihan normal umumnya tidak menimbulkan keluhan gatal. Oleh karena itu, waspadalah jika keluhan keputihan kamu disertai rasa gatal. Hal ini bisa menandakan adanya infeksi jamur, trikomoniasis, dan kondisi kesehatan lain.

Kamu harus segera berobat ke dokter apabila mengalami keputihan abnormal. Sebab, keputihan bisa menyebarkan infeksi hingga ke organ dalam atau organ tubuh lainnya.

Keputihan abnormal dapat diobati sesuai penyebab dan di antaranya menggunakan obat antijamur, antibiotik, atau antiparasit. Selama masa pengobatan, sebaiknya kamu menghindari hubungan seksual terlebih dahulu.

Kendati keputihan merupakan hal normal, namun jangan sampai lalai menjaga area kewanitaanmu.

Misalnya, segera ganti celana dalam saat berkeringat dan lembap, hindari penggunaan celana dalam yang ketat, serta hindari penggunaan produk pembersih yang dapat mengganggu pH vagina.

Kamu juga perlu membersihkan organ intim dari arah depan ke belakang atau dari vagina ke arah anus.

Itu dia beberapa jenis keputihan yang harus kamu tahu. Kamu dapat membaca artikel kesehatan lainnya dengan mengunduh aplikasi KlikDokter. (OVI/AYU)

Keputihan AbnormalInfeksi JamurKeputihan

Konsultasi Dokter Terkait