Jantung

Waspada, Hipertensi Bisa Kambuh Akibat Hoaks!

dr. Sara Elise Wijono MRes, 28 Agt 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Penderita hipertensi wajib selalu waspada saat membaca berita. Ini karena berita bohong atau hoaks bisa bikin penyakit Anda kambuh!

Waspada, Hipertensi Bisa Kambuh Akibat Hoaks!

Semakin ke sini peredaran berita palsu alias hoaks semakin merajalela. Anda sebagai pencari informasi dituntut untuk benar-benar kritis supaya tak terjebak ke dalam jerat hoaks.

Hal ini perlu benar-benar diperhatikan, khususnya jika Anda adalah penderita hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi. Pasalnya, membaca berita hoaks bisa membuat penyakit Anda kambuh.

Perlu diketahui, hipertensi adalah kondisi kronis yang menjadi faktor risiko berbagai kondisi mematikan seperti serangan jantung dan stroke.

Meski sering tidak menunjukkan gejala, namun penyakit ini perlu sangat diwaspadai dan dikendalikan, misalnya dengan rutin mengonsumsi obat antihipertensi, menerapkan pola makan sehat serta rendah garam, rutin berolahraga, dan sebagainya.

Artikel Lainnya: Tekanan Darah Normal Dewasa

Hipertensi dan Hoaks

Terdapat beberapa penyebab mengapa hoaks atau berita bohong bisa menyebabkan penyakit hipertensi kambuh, yaitu:

  • Hoaks bikin Anda salah terapi

Hoaks sangat mungkin untuk memberikan info menyesatkan, yang membuat Anda tidak menjalani pengobatan atau perubahan gaya hidup sesuai rekomendasi dokter.

Misalnya saja berita hoaks tentang produk tertentu yang mengklaim dapat menyembuhkan hipertensi. Hal seperti ini bisa membuat Anda menghentikan konsumsi obat antihipertensi yang diberikan dokter, atau membuat Anda tidak menjaga pola makan rendah garam yang sudah diterapkan selama ini.

Apabila Anda termakan hoaks dan melakukan perubahan tanpa berkonsultasi terlebih dahulu pada dokter, bisa saja hipertensi yang dialami akan semakin menjadi-jadi tanpa Anda ketahui. Ingat, hipertensi adalah penyakit yang tidak terdeteksi sampai akhirnya menyebabkan perburukan kondisi.

Artikel Lainnya: Hipertensi Picu Impotensi, Mitos atau Fakta?

  • Hoaks bikin emosi

Hoaks dapat menimbulkan perubahan emosi, yang dapat menyebabkan kambuhnya hipertensi. Contohnya, berita hoaks yang Anda baca atau dengar dapat memicu kemarahan, stres, atau kecemasan berlebih. Berbagai emosi tersebut dapat memberikan dampak pada tekanan darah Anda.

Stres, misalnya, secara luas dikenal dapat menimbulkan kenaikan tekanan darah. Jika Anda mengalaminya, maka tubuh akan menghasilkan hormon adrenalin dan kortisol.

Kedua hormon itu menyebabkan perubahan kerja tubuh, yakni membuat pembuluh darah menyempit serta tekanan darah meningkat. Alhasil, tekanan darah Anda akan naik dan berada di atas rentang optimal.

Memang, kondisi tersebut hanya bersifat sementara alias akan kembali normal ketika Anda sudah tak stres lagi. Kendati begitu, bila Anda mengalami stres dan tekanan darah meningkat berulang kali, hal ini tentu sangat tidak baik, apalagi bila Anda adalah seorang penderita hipertensi.

Tak cuma sampai di situ, gejolak emosi yang ditimbulkan oleh hoaks juga rentan membuat Anda melakukan gaya hidup yang buruk. Contohnya, gejolak emosi, perasaan tertekan dan stres yang dirasakan gara-gara membaca hoaks atau berita bohong bisa bikin Anda menerapkan gaya hidup yang buruk, seperti merokok, minum alkohol, atau makan berlebihan.

Hal-hal seperti ini bisa membuat penyakit hipertensi yang Anda alami menjadi semakin parah, bahkan bisa membuat orang yang sehat mengalami hipertensi juga.

Berdasar pada dua alasan di atas, Anda yang sehat atau telanjur menjadi penderita hipertensi sebaiknya lebih bijaksana dalam menyikapi suatu berita.

Jangan sampai informasi palsu, berita bohong, atau jenis hoaks lainnya menganggu dan menyebabkan kerusakan pada hidup Anda. Akan lebih baik bila Anda menghindari berita-berita yang bisa memancing emosi, meski itu berita asli sekalipun.

Pastikan pula Anda tak lagi terpancing dengan berita yang belum tentu benar atau terbukti, apalagi bila itu menyangkut tentang kesehatan.

[NB/RVS]

darah tinggiHari Hipertensi SeduniaHoaksHipertensi

Konsultasi Dokter Terkait