Kesehatan Umum

10 Gejala Aneh pada Tubuh yang Kerap Dirasakan Pelari

Ruri Nurulia, 04 Jan 2019

Ditinjau oleh Tim Medis Klikdokter

Bukan cuma kram perut, ternyata ada beberapa gejala aneh lainnya pada tubuh yang kerap dikeluhkan pelari. Ini penjabaran lengkapnya.

10 Gejala Aneh pada Tubuh yang Kerap Dirasakan Pelari

Baik Anda yang rutin berlari atau hanya berolahraga lari sesempatnya saja, tentu ada sejumlah  risiko cedera yang bisa terjadi, seperti runner’s knee (sindrom nyeri lutut akibat lari), fraktur stres, atau plantar fasciitis (nyeri tumit). Namun, di luar cedera yang umum dialami para pelari ternyata ada beberapa gejala aneh lain pada tubuh - yang menyebalkan bahkan menyakitkan - yang muncul saat berlari.

Di bawah ini adalah beberapa kondisi “aneh” yang bisa Anda alami saat berlari:

  1. Rasa seperti logam di mulut

Pernah merasakan mulut seakan ada rasa logam atau darah di dalamnya saat lari jarak jauh? Menurut Josh Sandell, spesialis kedokteran olahraga dan kepala staf klinik terapi fisik dan kiropraktik Orthology, Amerika Serikat (AS), kemungkinan ini terjadi karena Anda terlalu memaksakan diri melampaui tingkat kebugaran tubuh.

“Saat Anda memaksakan diri, sel darah merah dapat terakumulasi di paru-paru. Lalu, beberapa sel darah merah tersebut (yang mengandung besi) berpindah ke mulut lewat lendir, sehingga Anda merasakan rasa aneh seperti logam atau darah di mulut,” kata Josh kepada Shape.

Cara mengatasinya: Jangan langsung lari terlalu cepat. Berikan waktu untuk tubuh beradaptasi dengan intensitas atau beban lari yang baru. Jika intensitas lari Anda biasa-biasa saja tapi mengalami gejala sesak napas, lebih baik berhenti dan periksakan diri. Bisa jadi ini merupakan indikasi kerja jantung yang kurang baik.

  1. Kaki “tidur”

Kondisi kaki yang “tertidur” umumnya disebabkan oleh saraf yang tertindih di pergelangan kaki atau dekat lutut, yang bisa mengakibatkan kesemutan. Ini umum terjadi saat seseorang duduk. Namun, berbahayakah bila dialami saat berlari? Kabar baiknya, menurut Tony D’Angelo, terapis fisik profesional asal AS, kondisi tersebut berkaitan dengan saraf dan sepatu.

Cara mengatasinya: Cek ukuran sepatu lari Anda. Kebanyakan pelari butuh sneakers yang berukuran lebih besar dibanding sepatu untuk berjalan sehari-hari. Ukuran lebih besar ini dibutuhkan untuk memberikan ruang bagi kaki yang melebar saat berlari. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah dengan mengecek jahitan atau bantalan sepatu, atau beralih ke merek lain yang lebih sesuai.

Selanjutnya

  1. Rasa nyeri di antara jari kaki

Dikatakan oleh Josh, nyeri di antara jari kaki biasanya disebabkan oleh sesuatu yang berasal dari luar struktur (ekstrinsik) dalam rutinitas, seperti langkah atau jenis sepatu yang digunakan.

Jika bagian jari kaki terlalu sempit, ini bisa mengerutkan jari kaki dan menyebabkan tekanan pada saraf di sela jari kaki. Akibatnya bisa nyeri atau mati rasa. Jika nyeri yang dirasakan muncul dari bagian bawah jari kaki, Anda mungkin terlalu mengandalkan lari dengan pijakan kaki bagian depan (forefoot), yang menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan yang terakumulasi selama berlari.

Cara mengatasinya: Jika sepatu lari Anda sekarang memiliki ruang jari kaki yang terlalu sempit, lebih baik beli sepatu lari baru. Selain itu, cobalah untuk tidak terlalu mengandalkan pijakan kaki bagian depan. Jika memang itu adalah teknik lari andalan Anda, jangan memberikan tekanan terlalu jauh ke depan.

  1. Rasa sakit pada gigi

Rasa sakit pada gigi saat berlari biasanya dirasakan seperti gigi yang bergoyang tiap langkah. Jika tak ada masalah pada gigi seperti abses gigi, mungkin rasa sakit ini diakibatkan oleh kebiasaan menggemeretakkan gigi secara tak sadar (bruxism).

Meski umumnya kondisi ini terjadi saat tidur, tapi refleks bawah sadar ini juga bisa timbul pada situasi stes, termasuk olahraga. Apalagi jika Anda berusaha sekuat tenaga berlari untuk mencapai garis finis. Selain sakit pada gigi, bruxism juga bisa sebabkan sakit kepala, nyeri pada otot wajah, dan rahang kaku.

Cara mengatasinya: Pastikan rahang tetap dalam keadaan relaks saat berlari. Caranya bisa dengan memperhatikan teknik bernapas, atau jika perlu gunakan pelindung mulut (mouth guard).

  1. Bengkak pada jari

Aneh memang, tapi ini bisa terjadi, dan tergolong umum. Keadaan ini merupakan respons alami terhadap peningkatan detak jantung, yang menyebabkan tubuh mengirimkan lebih banyak darah ke otot untuk membantu meningkatkan beban kerja.

“Tangan memiliki banyak pembuluh darah yang dapat membesar saat berolahraga. Meningkatnya aliran darah saat lari bisa menyebabkan penggumpalan darah di jari,” kata John Gallucci, terapis fisik dan konsultan kedokteran olahraga untuk altet profesional asal AS.

Lebih rumit lagi, jika Anda adalah atlet profesional, jari bengkak mungkin bisa disebabkan karena terlalu banyak minum air (mengakibatkan kadar sodium berkurang dan memengaruhi efisiensi aliran darah). Penyebab lainnya juga bisa akibat Anda kurang terhidrasi sebelum berlari.

Cara mengatasinya: Saat lari, jangan mengepalkan tangan terlalu kencang. Biarkan tangan relaks dan sedikit terbuka. Membuka dan menutup kepalan tangan juga dapat membantu, atau bisa juga dengan mengangkat tangan ke atas kepala untuk membantu sirkulasi. Terakhir, pastikan hidrasi tubuh tetap terjaga sebelum, saat, dan setelah berlari.

Selanjutnya (2)

  1. Bagian dalam telinga terasa sakit

Menurut Josh, sakit pada telinga bagian dalam sering dirasakan pada pelari jarak jauh, khususnya jika berlari saat cuaca dingin atau di ketinggian. Lari di area yang tinggi, misalnya area bukit atau pegunungan, dapat menyebabkan nyeri akibat perbedaan tekanan di luar dan di dalam telinga. Sementara itu, udara dingin bisa membuat pembuluh darah mengerut, sehingga membatasi membatasi aliran darah ke gendang telinga (yang bisa terasa sakit).

Cara mengatasinya: Selain dengan menutupi telinga dengan topi atau headband, Anda bisa mengunyah permen karet saat lari. Gerakan mengunyah dapat meregangkan bagian telinga dalam, hidung, dan saluran yang menghubungkan keduanya untuk membantu menormalkan perbedaan tekanan antara ketinggian dan telinga dalam.

  1. Kaki gatal

Sensasi kaki gatal (alias runner’s itch) bisa muncul pada mereka yang melakukan latihan kardio intens, bukan cuma pelari. Sensasi ini bisa menyebar tak hanya di kaki. Jika Anda tak memiliki reaksi alergi, kondisi kulit tertentu, infeksi, atau gangguan yang berhubungan dengan saraf, menurut John sensasi gatal ini mungkin disebabkan oleh reaksi alami tubuh terhadap peningkatan denyut jantung saat berolahraga.

“Saat denyut jantung meningkat, darah mengalir lebih cepat, pembuluh kapiler dan arteri di dalam otot juga melebar dengan cepat. Saat olahraga, pembuluh kapiler akan tetap terbuka untuk memungkinkan aliran darah yang cukup. Namun, pelebaran pembuluh kapiler ini bisa menyebabkan saraf di sekitarnya terstimulasi, lalu mengirimkan peringatan ke otak yang kemudian menganggap sensasi tersebut sebagai gatal,” jelasnya.

Cara mengatasinya: Gatal saat berlari ini bisanya dialami mereka yang baru memulai program olahraga, atau mereka yang sudah lama absen dari latihan kardio. Dengan kata lain, solusinya adalah berlarilah lebih sering! Keluhan gatal saat lari ini tak perlu dikhawatirkan, kecuali jika disertai biduran, kesulitan bernapas, bengkak pada wajah atau lidah, atau kram perut. Jika itu terjadi, berhenti berlari dan segera melesat ke layanan kesehatan terdekat.

Selanjutnya (3)

  1. Nyeri pada tulang belikat

Tulang belikat adalah tulang berbentuk segitiga yang terletak di bagian belakang bahu atau punggung bagian atas. Tak sedikit pelari yang mengeluhkan sakit pada bagian tulang belikat saat lari.

“Salah satu alasan umum kenapa banyak pelari merasakan nyeri ini karena tanpa sadar mereka menarik tulang belikat mereka saat lari, yang menciptakan peningkatan ketegangan di tulang belikat dan area leher,” jelas Kirk Campbell, M.D., ahli bedah kedokteran olahraga dan asisten profesor bedah ortopedi di NYU Langone Medical Center, AS. Jika otot-otot ini tetap berkontraksi dalam jangka waktu lama, kondisi ini dapat menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan.

Cara mengatasinya: Saat berlari, usahakan agar bahu tetap relaks dan lebih peka terhadap cara Anda mengayunkan lengan saat berlari.

  1. Hidung berair

Jika hidung sering berair alias meler, dan Anda tak punya kondisi seperti polip hidung atau infeksi, John berasumsi Anda memiliki rinitis yang disebabkan oleh olahraga. Gejalanya seperti rinitis pada umumnya, yaitu hidung berair, mampet, dan bersin-bersin saat berolahraga intens. Gejala ini lebih sering terjadi saat musim dingin, khususnya pada orang-orang yang punya alergi hidung dan mereka yang sering berolahraga di luar ruangan.

Cara mengatasinya: Untuk mengurangi gejala, Anda bisa menggunakan semprotan hidung sebelum berlari. Mengingat rinitis akibat olahraga ini seringnya terjadi di area outdoor, larilah dengan rute yang jauh dari jalan raya berpolusi.

  1. Sakit di leher

Rasa sakit di leher biasanya diakibatkan postur yang kurang tepat saat berlari. “Jika posisi tubuh cenderung condong ke depan, kondisi tersebut dapat menambah tekanan dan ketegangan pada otot-otot tulang belakang di leher bagian atas dan punggung bawah,”  kata Tony menjelaskan. Jika berlangsung terus-menerus, cedera dapat terjadi di bagian tersebut.

Cara mengatasinya: Berlarilah dengan menurunkan bahu dan relaks dan hindari membusungkan dada. Saran lainnya untuk mencegah cedera di bagian leher adalah dengan melatih kekuatan dan fleksibilitas di tubuh bagian atas, leher, dan bagian tubuh inti (core region) yaitu pinggul, panggul, perut, punggung bawah, punggung tengah, dan area leher.

Jika Anda kerap merasakan satu atau beberapa gejala aneh di atas saat berlari, cobalah atasi sesegera mungkin dengan cara-cara yang disebutkan di atas. Jangan lupa konsultasikan keluhan dengan pelatih lari atau instruktur Anda. Jika perlu, kunjungi spesialis kedokteran olahraga. Sebab, jika gejala terus-menerus dirasakan, ada beberapa kasus yang berpotensi menyebabkan cedera serius.

[RVS]

Olahraga LarilariPelariGejala AnehKeluhan Saat LariGejala Aneh pada Tubuh

Konsultasi Dokter Terkait