Saraf

Pola Makan Sehat bagi Penderita Stroke

Krisna Octavianus Dwiputra, 27 Okt 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Jika Anda seorang penderita stroke, asupan makanan harus benar-benar dijaga. Pastikan Anda menerapkan pola makan sehat ini.

Pola Makan Sehat bagi Penderita Stroke

Apabila Anda selamat dari serangan stroke, sudah saatnya mengubah pola makan Anda ke arah yang lebih sehat. Hal ini demi kerja sistem kardiovaskular yang lebih baik, sekaligus membantu menurunkan kolesterol dan tekanan darah. Ini sangat penting untuk mencegah stroke menyerang kembali di kemudian hari.

Terdapat beberapa faktor risiko dari serangan stroke, yaitu tekanan darah tinggi, diabetes mellitus, dan kadar kolesterol tinggi. Inilah mengapa menu penderita stroke fokus pada tiga hal yang disebutkan di atas.

Ada sebuah penelitian terhadap 11.862 penderita stroke. Terungkap, hanya 62 persen dari mereka yang memiliki tekanan darah tinggi mendapatkan bimbingan profesional dalam mengubah pola makan mereka, untuk mencegah stroke datang kembali.

Bagi para penderita stroke, adanya ahli diet atau ahli gizi bisa membantu mereka untuk mengetahui berapa banyak kalori yang dibutuhkan setiap harinya. Tak hanya untuk menjaga atau menurunkan berat badan, tapi juga untuk mengontrol kolesterol dan tekanan darah jika diperlukan.

“Rekomendasi American Heart Association untuk menurunkan risiko stroke pada dasarnya sama dengan menurunkan risiko penyakit jantung,” kata Argye Beth Hillis, MD, wakil ketua eksekutif departemen neurologi di Johns Hopkins University School of Medicine, Amerika Serikat, kepada Everyday Health. Ini berarti pola makan sehat untuk mencegah atau mengatasi stroke adalah makanan yang rendah rendah lemak, rendah gula, dan rendah kolesterol.

Mengubah pola makan dan patuh pada aturan memang susah-susah gampang, apalagi jika Anda selama bertahun-tahun terbiasa makan sembarangan. Namun, demi menghindari serangan stroke, inilah pola makan sehat yang harus Anda terapkan.

1. Mengurangi asupan lemak jenuh

Bagi penderita stroke, tujuan Anda adalah menurunkan kadar lemak jenuh dalam diet, 8-10 persen dari total kalori Anda. Hindari susu murni, beralihlah ke susu skim atau susu rendah lemak. Selain itu, Anda pun disarankan untuk tidak makan potongan daging berlemak. Sebagai gantinya, cobalah potongan yang rendah atau tidak ada lemaknya dan perbanyak asupan ikan. Jika makan ayam, hindari makan kulitnya.

2. Mengurangi lemak secara keseluruhan

Kalori yang bersumber dari lemak jangan melebihi 30 persen total kalori harian yang dianjurkan. Ini berarti:

  • Memperhatikan cara memasak. Daripada digoreng, lebih baik dipanggang atau dikukus.
  • Ingin makan salad? Pastikan pilih dressing atau saus yang rendah lemak atau bahkan bebas lemak.
  • Hindari menambahkan lemak pada makanan seperti meminta ekstra butter, mayones, atau sour cream untuk dicampurkan ke kentang panggang Anda.

3. Jaga asupan kolesterol

Jaga asupan kolesterol Anda di bawah 300 miligram sehari. Ini bisa dilakukan dengan mengurangi konsumsi daging atau produk olahan susu. Perbanyak makan sayuran, buah-buahan, dan gandum utuh. Hindari konsumsi kuning telur dan hati.

4. Jaga konsumsi garam

Tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko untuk stroke dan garam secara langsung berkaitan dengan tekanan darah tinggi. Salah satu cara untuk membantu mengurangi risiko stroke adalah dengan menjaga asupan garam Anda menjadi kurang dari 2.400 miligram per hari. Cobalah menggunakan bahan bebas garam lainnya dalam memasak, seperti bumbu, rempah-rempah, lemon atau jeruk untuk membumbui makanan.

Menurut dr. Sepriani Timurtini Limbong dari KlikDokter, kadar garam yang tinggi akan menyebabkan cairan tertahan di dalam pembuluh darah, sehingga tekanan darah pun lebih meningkat.

“Yang dimaksud dengan mengurangi garam bukanlah semua jenis garam namun pembatasan jumlah garam NaCl dalam makanan. Sumber natrium/sodium yang utama adalah natrium klorida (garam dapur), penyedap masakan (monosodium glutamat atau MSG), dan sodium karbonat. Konsumsi garam dapur (mengandung yodium) yang dianjurkan tidak lebih dari 6 gram per hari atau setara dengan satu sendok teh,” kata dr Sepriani.

Tantangan diet setelah stroke

Ketika Anda dalam pemulihan stroke, Anda mungkin tidak memiliki energi atau keinginan untuk memasak atau bahkan untuk makan. Beberapa orang merasa sulit untuk mengunyah dan menelan setelah terserang stroke. Pada kondisi ini, bahkan beberapa orang membutuhkan penanganan atau membutuhkan bantuan profesional untuk bisa kembali menikmati makanan.

Berikut ada beberapa tips yang bisa Anda coba untuk mempermudah pola makan sehat selama masa pemulihan stroke, antara lain:

  • Buatlah rencana makan besar pada saat Anda memiliki energi.
  • Siap sedia kantong yang berisi potongan buah dan/atau sayur yang sudah dicuci dan siap untuk dimasak atau dikonsumsi.
  • Cobalah untuk mengonsumsi makanan yang lebih lunak seperti orak-arik telur (scrambled eggs), sereal gandum utuh, yoghurt, atau sup.

Pilihan makanan penderita stroke memang tak lagi leluasa. Serangan stroke sendiri merupakan sebuah pengingat betapa tubuh mendambakan perubahan untuk kembali menjalankan fungsinya dengan baik. Terapkan pola makan sehat bagi penderita stroke yang disebutkan di atas, lalu kombinasikan pula dengan rutin berolahraga, istirahat secara cukup, dan mampu mengelola stres dengan baik. Tak hanya terhindar dari serangan stroke, tubuh pun akan sehat dan bugar!

[RN/ RVS]

Pola Makan SehatNutrisigiziKolesterolgula darahHari Stroke Seduniadiet strokePenderita StrokePola Makan Sehat Penderita StrokeStrokeHipertensi

Konsultasi Dokter Terkait