Darah

Kenali Gejala DVT yang Mengancam Nyawa

dr. Atika, 26 Okt 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Kaki Anda terasa nyeri, bengkak dan kemerahan? Awas, jangan-jangan Anda tengah mengalami gejala DVT. Simak penjelasan medisnya berikut ini.

Kenali Gejala DVT yang Mengancam Nyawa

Deep Vein Thrombosis (DVT) adalah kondisi terbentuknya bekuan darah (thrombus) di dalam pembuluh vena. Penyakit DVT tidak dapat dipandang sebelah mata, karena selain gejalanya yang sangat mengganggu, komplikasinya dapat mematikan. Jadi, bekali diri Anda dengan informasi seputar gejala DVT lewat artikel ini.

Kenali gejala dan penyebab DVT

Penyakit DVT umumnya terjadi pada pembuluh vena dalam yang terdapat di kaki. Dengan begitu, nyeri pada kaki menjadi gejala DVT yang paling sering dijumpai. Berikut adalah tanda-tanda terjadinya DVT:

  • Nyeri hebat pada kaki, paling sering di daerah betis
  • Bengkak pada area yang terasa nyeri
  • Area yang nyeri berwarna kemerahan dan terasa hangat
  • Nyeri bertambah ketika lutut ditekuk
  • Warna kemerahan pada betis atau tungkai bawah terkadang bisa bervariasi

Meskipun kondisi di atas menunjukkan gejala DVT, terkadang penyakit ini juga dapat terjadi tanpa gejala apapun. Beberapa kondisi medis dapat mendasari terbentuknya bekuan darah di pembuluh vena hingga menyebabkan DVT, misalnya berbaring dalam waktu yang lama akibat kondisi koma atau setelah selesai melakukan operasi.

Hal ini terjadi karena kontraksi otot yang terhenti akibat berbaring lama, sehingga darah di pembuluh vena tidak mengalir secara sempurna dan terbentuk bekuan darah.

Kondisi lain yang dapat menyebabkan DVT misalnya seseorang memiliki riwayat gangguan pembekuan darah di keluarganya, sehingga darah mudah membeku, terutama pasca mengalami cedera atau operasi yang merusak pembuluh vena, saat lansia, memiliki berat badan berlebih, merokok, hamil, dan menggunakan pil kontrasepsi.

Perlu Anda ketahui, kehamilan juga rentan menyebabkan DVT akibat peningkatan tekanan di vena kaki atas rahim yang semakin membesar. Bila ditambah dengan faktor risiko lain seperti gangguan pembekuan darah, maka kemungkinan timbulnya DVT akan lebih besar.

Saat Anda mengalami DVT, penggunaan pil kontrasepsi dan terapi hormon pengganti yang mengandung estrogen dapat meningkatkan kemungkinan darah untuk membeku. Tapi ingat, bila Anda mengalaminya di masa kehamilan, konsultasikan terlebih dahulu kondisi Anda dengan dokter kandungan dan kebidanan untuk menemukan penanganan yang aman.

Bahaya yang mengintai dari DVT

Penyakit DVT yang tidak ditangani dengan semestinya dapat berujung pada kondisi emboli paru. Bekuan darah yang terdapat pada DVT dapat terlepas dan masuk ke aliran darah, hingga pada akhirnya menyumbat pembuluh darah paru.

Bila kondisi ini terjadi, maka gejala seperti sesak nafas mendadak, nyeri dada, dan kehilangan kesadaran akan terjadi. Gejala tersebut sekaligus menandakan terjadinya emboli paru.

Emboli paru merupakan suatu kasus gawat darurat yang harus ditangani dengan secepatnya. Emboli paru yang terjadi karena DVT menyebabkan 300.000 kematian setiap tahunnya di Amerika Serikat. Angka ini terhitung sangat besar, sehingga Anda tak boleh menyepelekan bahaya dari DVT.

Oleh sebab itu, penanganan DVT harus dilakukan dengan baik sebelum terjadi emboli paru. Penanganan utama yang dapat dilakukan adalah dengan pemberian obat pengencer darah. Selain itu dapat, pasien DVT juga dapat diberikan obat-obatan lain dan terapi pendukung berupa kaus kaki elastis (elastic compression stocking).

Tips menghindari terkena DVT

Terdapat beberapa cara agar Anda dapat terhindar dari terjadinya DVT. Cara tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Hindari duduk atau berbaring terlalu lama

Jika Anda baru saja menjalani operasi atau harus berbaring atas alasan lain, mulailah untuk menggerakkan tubuh ketika sudah memungkinkan. Hal ini dilakukan untuk memperlancar aliran darah dan mencegah pembekuan darah di pembuluh vena.

Duduk dalam waktu lama juga sebaiknya dihindari. Bila Anda memang harus duduk dalam waktu yang cukup lama, sempatkan untuk berdiri dan berjalan sejenak. Misalnya saat berada dalam perjalanan panjang di pesawat, Anda dapat mengontraksikan otot kaki dengan cara berjalan sebentar ke toilet atau sekedar berjalan di lorong pesawat.

Lakukan juga sedikit gerakan peregangan otot-otot kaki agar tidak kaku. Selain itu, saat duduk, sebaiknya kaki tidak disilangkan karena dapat mengganggu aliran darah.

  1. Perbaiki gaya hidup

Bila Anda memiliki banyak risiko untuk mengalami DVT, maka perbaikan gaya hidup penting untuk dilakukan. Ganti kebiasaan ngemil dengan makan buah, penuhi kebutuhan nutrisi tubuh dengan asupan sehat bergizi, dan rutinlah berolahraga. Capailah berat badan yang normal dan hentikan merokok.

  1. Olahraga rutin

Olahraga rutin akan mengurangi risiko pembekuan darah. Tingkat kebutuhan olahraga rutin untuk mencegah DVT juga akan meningkat bila Anda sering bepergian atau sering duduk dalam waktu lama.

Jadi, sebisa mungkin, sempatkan untuk berolahraga, setidaknya dua kali dalam seminggu untuk membuat tubuh sehat dan memperlancar aliran darah.

Kemunculan gejala DVT terkadang tak diketahui dan cenderung dianggap nyeri biasa. Karena kini Anda telah mengetahui berbagai bahaya dari penyakit ini, mulailah untuk menerapkan gaya hidup sehat dan biasakan untuk aktif bergerak, meski pekerjaan Anda menuntut duduk di kursi dalam jangka waktu lama.

[NP/ RVS]

DVTBerat Badanpembuluh darahPembuluh venapembekuan darahGejala DVT