Sehat dan Bugar

7 Penyebab Anda Ketagihan Camilan Asin

Krisna Octavianus Dwiputra, 15 Okt 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Bagi beberapa orang, camilan asin akan terasa lebih nikmat daripada jajanan yang manis. Ini bisa terjadi karena beberapa hal berikut ini.

7 Penyebab Anda Ketagihan Camilan Asin

Mulai dari popcorn, keripik kentang, hingga cheese stick, semuanya adalah camilan asin yang tentu juga Anda sukai. Tidak dimungkiri, makanan asin seperti ini sulit untuk ditolak. Ketahui penyebabnya mengapa camilan asin yang mengandung garam selalu menjadi camilan andalan di saat lapar.

Hal ini sejalan dengan data yang diberikan dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, bahwa sebanyak 26,2 persen orang Indonesia mengonsumsi garam secara berlebihan. Presentase ini bahkan semakin meningkat, dari yang sebelumnya berada di angka 24,5 pada 2009.

Penyebab ketagihan camilan asin

Beberapa orang percaya bahwa keinginan atau mengidam makanan adalah tanda bahwa tubuh kekurangan sesuatu, padahal hal ini tidak benar. Terlalu sering mengidam makanan justru kerap berujung pada mengonsumsi makanan tidak sehat yang menawarkan sedikit atau tanpa nutrisi.

Saat keinginan mengonsumsi camilan asin muncul, biasanya akibat kebosanan atau stres. Kadang-kadang, keinginan mengonsumsi makanan yang asin dapat dikaitkan dengan kondisi medis atau kekurangan sodium.

Berikut ini adalah berbagai penyebab Anda keranjingan makanan asin. Perhatikan baik-baik, siapa tahu Anda juga mengalaminya.

1. Stres

Ketika tingkat stres meningkat, banyak orang mendambakan makanan favorit mereka untuk mencari kenyamanan. Makanan yang dipilih biasanya adalah yang mengandung kadar lemak, gula, atau garam yang tinggi.

Nyatanya, kebiasaan mengonsumsi “makanan yang menenangkan” ini dapat menurunkan kesehatan seseorang dan meningkatkan berat badan. Sebuah artikel di Journal of Health Psychology menemukan hubungan yang signifikan antara tingkat stres kronis, mengidam makanan, dan indeks massa tubuh yang lebih tinggi.

Studi lain menemukan hubungan antara stres dan kadar hormon ghrelin yang lebih tinggi, yang meningkatkan rasa lapar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ghrelin dapat meningkatkan rasa ingin mengonsumsi makanan tertentu dan menyebabkan kenaikan berat badan.

2. Kurang tidur

Orang yang tidak cukup tidur mungkin menginginkan makanan ringan dengan tingkat kepuasan tinggi seperti makanan yang asin dan renyah.

Sebuah studi dalam jurnal Sleep menemukan bahwa orang yang kurang tidur ternyata tidak mampu menahan keinginan untuk mengonsumsi makanan favorit mereka, yang cenderung tidak sehat. Kebiasaan ini pun turut menghasilkan kenaikan berat badan.

Sebagai gantinya, carilah sesuatu yang renyah dan sehat, seperti buah atau sayuran. Pilihan ini dapat menjaga asupan garam Anda sambil meredakan keinginan untuk makanan yang renyah dan memuaskan.

Selanjutnya

3. Kebosanan

Makan karena bosan adalah perilaku makan emosional, mirip dengan stres yang berujung dengan makan. Untuk menentukan apakah keinginan makan camilan asin disebabkan oleh kebosanan atau rasa lapar, akan sangat membantu untuk mengetahui isyarat tubuh dalam merespons rasa lapar.

Rasa lapar sejatinya terjadi ketika tubuh seseorang membutuhkan makanan. Jika seseorang tidak makan selama beberapa jam, mereka mungkin akan benar-benar merasakan lapar berat.

Perut yang berbunyi, kalap saat melihat menu makanan, atau meningkatkan keinginan untuk makan seiring berjalannya waktu adalah tanda bahwa seseorang kelaparan. Bila Anda tak merasakannya namun hanya ingin makan sesuatu, tandanya Anda sedang merasa bosan.

4. Keringat keluar secara berlebihan

Keringat Anda mengandung garam. Jadi ketika seseorang berkeringat, kadar natriumnya akan menurun. Bagi kebanyakan orang, keringat ringan tidak perlu dikhawatirkan.

Lagipula, kadar natrium memang tidak langsung turun secara signifikan berdasarkan keringat hari ke hari. Oleh sebab itu, hanya dibutuhkan air untuk mengganti cairan. Namun, ketika seseorang kehilangan natrium terlalu banyak, tubuh mereka mungkin mulai mendambakan garam.

Satu studi menemukan bahwa orang yang bekerja dalam kondisi panas selama 10 jam dapat kehilangan hingga 15 gram garam. Meski demikian jumlah ini dapat bervariasi dari orang ke orang. Itulah sebabnya para atlet ketahanan atau mereka yang bekerja di lingkungan yang sangat panas mungkin perlu mengonsumsi lebih banyak garam, untuk mengganti apa yang hilang melalui keringat yang berlebihan.

5. Premenstrual syndrome (PMS)

Seorang wanita dapat mengalami berbagai perubahan fisik dan emosi di hari-hari menjelang periode menstruasi. Perubahan ini dikenal sebagai sindrom pramenstruasi (PMS).

Mengidam makanan, termasuk keinginan untuk makanan asin, adalah gejala umum yang dialami di fase ini. Hal ini bisa terjadi karena adanya fluktuasi hormonal.

6. Penyakit Addison

Penyakit Addison atau Addison disease terjadi ketika kelenjar adrenal tidak menghasilkan cukup hormon. Padahal, hormon-hormon ini seharusnya bekerja mengendalikan respons tubuh terhadap stres dan mengatur tekanan darah.

Akibatnya, penyakit Addison dapat menyebabkan tekanan darah sangat rendah dan keinginan mendadak untuk makanan yang asin.

7. Sindrom Bartter

Sindrom Bartter adalah kondisi genetik yang hadir saat lahir. Orang dengan sindrom Bartter tidak dapat menyerap kembali natrium di ginjal mereka. Akibatnya, mereka kehilangan natrium terlalu banyak lewat air kencing, yang menyebabkan hilangnya kalium dan kalsium juga.

Karena kadar natrium yang rendah, orang-orang dengan sindrom Bartter mungkin sangat menginginkan makanan seperti camilan asin.

Keinginan mengonsumsi camilan asin sering kali muncul karena stres, kelelahan, kebosanan, atau PMS. Akan tetapi, mengidam makanan asin yang berkelanjutan dapat menjadi indikasi kondisi medis tertentu. Jadi, periksakan kondisi Anda untuk menemukan penyebabnya.

[NP/ RVS]

PMSkurang tidurStresCamilanCamilan asinKebosanan ketagihan camilanNatriumPenyakit Addison

Konsultasi Dokter Terkait