Kehamilan

4 Risiko Obesitas Saat Hamil yang Bisa Menimpa Bayi Anda

dr. Sepriani Timurtini Limbong, 11 Sep 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Meski wajar mengalami kenaikan berat badan, ibu hamil harus waspada agar tak obesitas. Sebab bila terjadi, bayi akan mengalami risikonya.

4 Risiko Obesitas Saat Hamil yang Bisa Menimpa Bayi Anda

Kehamilan adalah salah satu hal yang dinantikan oleh banyak pasangan. Para calon ibu pun mempersiapkan diri sebaik mungkin saat hamil, salah satunya dalam hal nutrisi. Itulah sebabnya banyak ibu hamil yang mengalami kenaikan berat badan, bahkan ada yang berisiko menuju obesitas. Padahal, obesitas sangat berbahaya bagi bayi di dalam kandungan.

Anggapan bahwa saat hamil harus makan dengan pola “seperti porsi dua orang” tentu sering Anda dengar. Kalimat tersebut tidak sepenuhnya salah. Asupan kalori ibu hamil memang lebih tinggi daripada mereka yang tidak hamil.

Namun, pada praktiknya, pandangan tersebut sering dijadikan pembenaran bagi para ibu hamil untuk makan secara bebas, tanpa memperhatikan kandungan gizi dan kalorinya. Prinsip “yang penting banyak” inilah yang kemudian menimbulkan masalah baru, yaitu obesitas saat  hamil.

Obesitas saat hamil

Untuk mengetahui apakah seseorang mengalami obesitas atau tidak biasanya dengan melihat Indeks Massa Tubuh (IMT). Pada kondisi normal, IMT seharusnya adalah 18,5-24,9. Sedangkan, bila IMT mencapai angka 25-29,9 artinya Anda telah mengalami kelebihan berat badan (overweight). Untuk kondisi obesitas bisa diklaim bila telah mencapai IMT di atas 30.

Pada ibu hamil sendiri, yang paling penting untuk diperhatikan adalah IMT sebelum hamil dan total kenaikan berat badan selama hamil. Kenaikan berat badan yang wajar saat hamil bisa berbeda-beda tergantung pada IMT sebelum hamil.

Sebagai contoh, Anda yang memiliki IMT 20 sebelum hamil, karena masih tergolong normal, maka boleh bertambah berat badan 11-15 kilogram selama hamil. Sementara itu, bila Anda memiliki IMT 27 sebelum hamil, maka kenaikan berat badan yang diperbolehkan adalah 6-11 kilogram.

Sederhananya, semakin tinggi IMT sebelum hamil maka kenaikan berat badan yang diperbolehkan selama hamil pun akan semakin kecil.

Bahaya obesitas di masa kehamilan

Apabila penambahan berat badan Anda melampaui batas kisaran normal, maka akan timbul berbagai risiko, tak hanya pada ibu tetapi juga pada bayi. Risiko pada bayi antara lain adalah:

  1. Risiko keguguran

Sebuah studi menunjukkan bahwa ibu hamil yang obesitas memiliki risiko keguguran bayi dua kali lebih tinggi dibandingkan mereka yang berat badannya normal. Sebab, obesitas meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan gangguan aliran darah menuju janin.

  1. Kematian janin dalam rahim (stillbirth)

Obesitas juga meningkatkan risiko janin meninggal dalam rahim. Biasanya hal ini terjadi di usia kehamilan lebih dari 28 minggu.

  1. Bayi dengan berat lahir besar (makrosomia)

Ibu hamil yang obesitas rentan mengalami diabetes gestasional atau penyakit gula. Kondisi ini kemudian berakibat pada pertambahan berat janin yang tinggi hingga mencapai lebih dari 4000 gram (makrosomia).

Bayi yang berukuran besar nantinya akan sulit dikeluarkan saat persalinan. Ibu dapat mengalami cedera dan distosia bahu saat persalinan, yakni kondisi dimana kepala bayi sudah lahir tetapi tidak diikuti oleh lahirnya bahu dan anggota tubuh. Akibatnya, bayi akan mengalami cedera di saraf bahu yang menyebabkan bayi lahir cacat.

  1. Risiko penyakit metabolik pada bayi

Bayi yang lahir dari ibu obesitas memiliki komposisi lemak lebih tinggi dibandingkan bayi yang lahir dari ibu dengan IMT normal. Hal ini akan meningkatkan risiko ia mengalami obesitas, penyakit gula, bahkan penyakit jantung saat dewasa nanti.

Tips mendapatkan kehamilan yang sehat

Obesitas pada kehamilan memang terlihat menakutkan. Namun, berat badan yang kurang atau tidak bertambah selama hamil pun sama buruknya dan sama berisikonya. Yang terpenting adalah menjaga pola hidup dan pola makan selama hamil.

Beberapa hal berikut ini dapat Anda lakukan untuk kehamilan yang lebih sehat;

  • Kontrol secara rutin. Rencanakan dalam jadwal Anda untuk melakukan kontrol kehamilan baik ke bidan maupun ke dokter spesialis kandungan. Berat badan dan tekanan darah Anda akan diperiksa dan dipantau terus selama kehamilan, sehingga perubahan sekecil apa pun akan mudah terdeteksi.
  • Konsumsi makanan bergizi. Jumlah makanan memang penting, tetapi yang paling penting adalah komposisi zat gizinya. Usahakan agar dalam menu harian Anda selalu tersedia karbohidrat, protein, lemak tak jenuh, serat, vitamin dan mineral. Bila dokter memberikan suplementasi kehamilan, ingat untuk selalu mengonsumsinya sesuai anjuran untuk memenuhi kebutuhan nutrisi Anda.
  • Tetap aktif. Kehamilan bukan alasan untuk bermalas-malasan. Salah satu cara untuk mencegah obesitas saat hamil adalah dengan tetap berolahraga. Anda bisa lakukan olahraga yang ringan seperti jalan kaki, berenang, atau senam hamil.

Obesitas saat hamil bisa mendatangkan banyak risiko bagi bayi. Namun, kondisi ini dapat dicegah bila ibu hamil melakukan kontrol secara rutin dengan dokter kandungan dan menerapkan gaya hidup sehat selama masa kehamilan.

[NP/ RVS]

NutrisiKehamilanBayiBayi Lahir CacatRisiko ObesitasObesitas Saat HamilObesitasIbu HamilHamil

Konsultasi Dokter Terkait